part 11

15.7K 1.4K 2
                                    

Makan malam itu berjalan dengan tenang, atau bisa di bilang sangat sunyi. Setelah permintaan dari Jeno tadi kepada Jaemin. Membuat suasana kembali canggung. Jaemin mengelap mulutnya dengan tisu yang ada di tangannya. Menandakan jika ia sudah selesai makan. Ia melirik kearah Jeno yang juga sudah menyelesaikan acara makannya. Sepertinya saat ini Jeno terlampau senang, hingga menghabiskan makanannya.

"Aku sudah selesai. Aku akan kembali ke kamar"
Ucap Jaemin yang hendak beranjak dari duduknya.

"Tunggu sebentar Jaemin, kita baru saja ingin membicarakan acara pernikahan kalian"
Ucap sang ibu menghentikan sang anak.

"Aku tidak peduli"
Ucapnya yang langsung menarik Jeno dengan lembut, agar ikut dengannya kembali ke kamar. Seluruh keluarga memandang diam tubuh tegap itu yang mulai menjauh.

Lian rasanya sangat malu atas sikap anaknya. Tapi ia tidak bisa melakukan apapun. Ingatlah bahwa seluruh kekayaan yang ia miliki saat ini adalah kerja keras anaknya. Bahkan suaminya tidak bisa memberikan apapun padanya.








































































"Nana, mengapa kau meninggalkan mereka begitu saja?"
Tanya Jeno yang kini menyamankan dirinya di dada bidang Jaemin.

"Aku tidak suka melihat mereka"
Jawabnya acuh.

"Tapi mereka keluarga mu"

"Itu sebabnya aku masih bertahan"
Jawab Jaemin. Jeno terdiam sebentar. Ia sangat tau jika alasan Jaemin mau menerima perjodohan itu adalah karena ia menginginkan seorang penerus. Dan nama keluarga Yejin cukup terpandang untuk di jadikan sandaran perusahaan besarnya. Jadi jika Yejin yang akhirnya ia pilih, setidaknya itu tidak merusak nama baik perusahaannya.

"Kau sangat menginginkan anak?"
Tanya Jeno yang kini menggeliat di dada Jaemin.

"Sangat"
Jawab Jaemin yakin. Jeno mengangguk pelan.

"Nana, aku mengantuk"
Jeno kembali menguap. Membuat Jaemin semakin menariknya ke dalam pelukannya.






































VannoWilliams

Crazy Ceo (Jaemjen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang