"Hiks...."
Jeno masih terus sesegukan di pangkuan Jaemin."Sayang..hei..sstt..sudah ya"
Ia mengelus punggung sempit Jeno dengan lembut."Sakitth.."
Ucap Jeno sambil sesegukan. Jaemin masih terus mengelus punggung ramping itu.Mereka sudah sampai di rumah, dan tangan Jeno sudah di obati. Namun bayi puppy itu masih terus menangis.
"Maaf, sayang.."
Bisik Jaemin yang merasa sangat bersalah."Kenapa tadi meninggalkan ku?"
Tanya Jeno yang semakin mengeratkan pelukannya."Bukankah kau tidak ingin ada yang tau"
Ucap Jaemin menjawab. Jeno tertegun sesaat.Apa Nana tau?
"Aku selalu mengikuti mu dari belakang setiap Jisung mengantar mu"
Lanjutnya menjawab pertanyaan di benak Jeno."Kau marah?"
Tanya Jeno takut."Tidak, aku tau maksud mu"
Jawabnya yang mulai mengecup leher lembut milik Jeno."Kau bisa meminta ku untuk menghentikan mereka"
Jaemin perlahan mulai menarik Jeno, agar ia bisa melihat wajahnya."Tidak perlu, sebentar lagi aku juga akan tamat dari sekolah itu"
Jaemin tersenyum, lalu mengecup bibir Jeno.
"Kau sangat manis"
Jeno berpura-pura malu sambil menunduk. Tapi sayangnya itu malah membangkitkan kelinci tampan yang ada di depannya.
Ruang tamu luas itu sudah tidak terisi siapapun selain dua insan yang sedang saling mencumbu satu sama lain. Jisung meminta para maid untuk menyingkir dari ruang tamu, ketika melihat sang tuan yang mulai mencium Jeno dengan sangat rakus.
"Eungh~"
Jeno memejamkan kedua matanya. Menikmati sapuan lidah Jaemin yang menari di lehernya."Nana, kita masih ada di ruang tamuuhh..!"
Jeno sadar ini bukan tempat yang nyaman dan aman. Siapa saja bisa memergoki mereka di sini. Apalagi Jeno yang tidak ingin telanjang di tempat ini.
Seakan tuli Jaemin tidak mempedulikan hal itu. Ia masih terus menjelejahi sekujur tubuh Jeno dengan lidahnya.
"Sayang.."
Bisik Jaemin di telinga Jeno, membuat seluruh tubuh si manis itu meremang."Aahhhk!"
Pekikan nyaring Jeno keluarkan saat milik Jaemin masuk dengan mulus ke dalam dirinya."Ahh..ahh..pelan..pelanhh!"
Jeno mencengkram bahu Jaemin, berusaha menahan gerakan brutal yang pria itu berikan padanya."Tahanhh sayang.."
Tempo itu semakin cepat, membuat kepala Jeno seketika pusing. Ia mendongakan wajahnya saat Jaemin kembali melumat dadanya yang sudah menegang sedari tadi.
"Ahh..yeah..Nana..!"
Jeno semakin menikmati permainan pria tampan itu. Meremas rambutnya dan semakin menekan kepalanya ke dadanya."Nana..aku mau keluar..!"
Jeno memejamkan kedua matanya saat pelepasan itu semakin mengejarnya."Aaahk!"
Tubuhnya membusung keatas, menikmati setiap pelepasan yang ia lakukan.Jaemin tersenyum miring melihat wajah memerah Jeno. Mengecup dahinya dengan lembut.
"Lelah, sayang?"
Tanyanya yang kini membawa Jeno naik keatas pangkuannya. Jeno tidak menjawab, ia masih terlalu lemas karena pelepasannya tadi."Bergerak, sayang"
Bisik Jaemin di telinga kiri Jeno. Jeno yang tersadar langsung menaik turunkan tubuhnya, berusaha agar Jaemin segera menyusulnya.Jaemin meremas bokong sintal itu dengan gemas. Jeno terlihat sangat mahir memainkan miliknya di dalam sana.
"Ahhh..eumh..!"
Desahan yang di sengaja oleh Jeno berhasil menarik gairah Jaemin untuk semakin sampai ke puncaknya.
"Lebih cepat..sayang!"
Perintahnya. Jeno melakukan sesuai dengan perintah tuannya. Menggerakan pinggulnya semakin liar. Ia begitu bergairah saat melihat wajah frustasi Jaemin yang tak kunjung sampai.Hingga beberapa saat kemudian ia akhirnya sampai ke puncaknya.
"Aaaahkkk!"
Teriaknya dengan seksi, menyemburkan semua cairannya di dalam sana tanpa tersisa.Jeno menggerakkan tubuhnya dengan pelan, menikmati setiap tembakan yang Jaemin berikan di bawah sana.
Jaemin membuka matanya. Tersenyum tampan saat melihat wajah menggoda itu di depannya.
Ciuman hangat kembali ia berikan untuk bibir mungil menggoda itu.
Hingga suara pintu yang terbuka lebar dan teriakan seorang gadis menghentikan kegiatan mereka.
Yejin membolakan kedua matanya saat melihat apa yang ada di depannya. Calon suaminya yang tengah bercinta dengan mantan sahabatnya.
Jeno terlihat gelisah. Sedangkan Jaemin hanya menampilkan raut wajah datarnya.
Ia meraih jas kerjanya yang sudah terbuang asal, lalu menutup tubuh Jeno.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Tanya Jaemin dengan raut wajah datarnya.Yejin mematap Jaemin dengan tidak percaya.
"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kalian berdua lalukan!?"
Teriak Yejin yang hampir gila."Kau tidak lihat?"
Jaemin menatap malas kearahnya. Ia menarik tubuh Jeno agar semakin dekat dengannya. Menggendongnya ala koala dan berjalan melewati gadis itu."Jaemin! Kita harus bicara!"
Teriak Yejin kesal."Bicara saja sama tembok!"
Balas Jaemin acuh. Kedua tangan Yejin terkepal, rasa marah menyelimuti dirinya."Dasar jalang!"
VannoWilliams
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Ceo (Jaemjen)
Novela JuvenilRemaja yang tidak memiliki siapapun lagi di hidupnya, harus rela di jual sang paman kepada seorang ceo yang begitu menggilainya. Story from grandson (CEO)