"Aku akan menceraikan mu"
Perkataan dari Jaemin itu berhasil membuat Yejin dan juga Lian menoleh kearahnya.
"Jaemin.."
Ucap Yejin lirih. Kedua matanya sudah berkaca, siap menangis kapanpun itu."Apa yang kau katakan!? Dia tengah mengandung anak mu!"
Ucap Lian yang masih memikirkan keadaan cucu yang sudah cukup lama ia tunggu kehadirannya."Dia akan tetap melahirkan anak ku"
Ucap Jaemin acuh.Yejin membulatkan kedua matanya lalu bangkit dari duduknya.
"Kau gila! Kau pikir apa yang sudah kau katakan!? Apa kau pikir aku barang yang bisa kau pakai kapan saja? Jika begitu kenapa kau menikahi ku!?"
"Mengapa kau mau menikah dengan ku?"
Tanya Jaemin berbalik. Menatap wajah merah penuh amarah milik Yejin dengan tatapan remehnya."Kau rela memberikan tubuh mu itu pada ku, tentu saja untuk ku gunakan, bukan?"
Ucapnya masih dengan tatapan yang sama."Apa yang kau harapkan dari ku? Cinta? Sampai kapanpun kau tidak akan bisa mendapatkan hal itu"
Lanjutnya. Yejin mengepalkan kedua tangannya dengan sangat kesal. Emosinya mulai memuncak saat ini."Seharusnya kau menyerah saat tau jika aku sudah memiliki Jeno. Tapi dengan sangat murahannya kau memberikan tubuh mu itu pada ku"
"DIAM!"
Yejin sudah tidak bisa menahan rasa marah dan sakit yang sedang menyelimutinya.
Memang benar ia bodoh! Sangat bodoh karena mencintai seorang pria seperti Jaemin yang di kenal tidak memiliki hati! Seandainya saja Jaemin tidak pernah bertemu dengan Jeno. Mungkin mereka akan hidup bahagia sekarang.
Yejin tiba-tiba saja meringis, karena rasa sakit pada perutnya.
Jeno yang melihat hal itu langsung terlihat khawatir. Ia berniat mendekati Yejin namun Jaemin menahan tangannya.
"Yejin, jangan banyak bergerak!"
Peringat Jeno saat melihat Yejin yang semakin kesakitan. Yejin yang mendengar suara Jeno, semakin di buat kesal olehnya. Ia segera berjalan cepat kearah Jeno untuk melakukan sesuatu pada anak manis itu.Namun belum sampai ia ke hadapan Jeno. Kakinya tidak sengaja menyenggol kaki meja yang ada di bawah sana hingga membuatnya terjatuh begitu saja ke lantai dingin itu.
Jeno membulatkan kedua matanya. Begitupun dengan Lian.
Jeno segera berlari kearahnya dan berusaha membantunya. Yejin menangis histeris karena rasa sakit pada perutnya. Membuat semua yang ada di sana panik kecuali Jaemin.
"Nana, kita harus ke rumah sakit!"
Teriak Jeno yang sudah kalut dengan keadaan Yejin. Jaemin hanya menatap datar kearah Yejin."Nana! Cepat!"
Teriak Jeno saat melihat darah mulai keluar dari bawah tubuh Yejin. Menyelimuti setiap inchi kakinya. Jaemin yang melihat hal itu, langsung membawa tubuh Yejin pergi dari sana menuju mobil miliknya.Lian ikut dengan mereka, namun Jeno tidak. Ia tidak bisa meninggalkan Jaeno di rumah sendirian.
Jeno menoleh kearah Hyunjin dan sang adik yang masih ada di sana. Menatap kearahnya dengan ekspresi yang tidak bisa di artikan.
"Kalian pulang lah. Jika perlu sesuatu kalian bisa menghubungi ku"
Ucap Jeno berusaha tersenyum. Hyunjin tersenyum manis lalu memeluk Jeno."Terimakasih"
Ucapnya lirih. Jeno mengelus punggungnya dengan lembut."Sama-sama. Kalian sudah ku anggap seperti adik ku sendiri"
Ucapnya.Setelahnya pelukan itu terlepas. Jeno mengelus rambut adik Hyunjin. Lalu setelahnya kedua kakak beradik itupun pergi dari mansion mewah itu.
VannoWilliams
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Ceo (Jaemjen)
Teen FictionRemaja yang tidak memiliki siapapun lagi di hidupnya, harus rela di jual sang paman kepada seorang ceo yang begitu menggilainya. Story from grandson (CEO)