part 38

9.4K 787 0
                                    

Keesokan harinya kabar perceraian Jaemin meluap begitu saja. Banyak sekali yang menghujatnya saat tahu jika Yejin baru saja kehilangan anak mereka, dan ia malah menceraikan wanita itu begitu saja.

Memang terlihat kejam.

Tapi ia tidak mempedulikan mulut-mulut sampah itu. Lagi pula ia bisa menghapus berita buruk itu dengan sangat cepat. Tentunya dengan menggunakan uang.

"Sayang.."
Sebuah kecupan ia berikan pada bibir Jeno yang masih belum bangun dari tidurnya.

"Eungh?"
Tanya Jeno ketika merasakan seseorang mengendus lehernya.

"Ada apa?"
Tanya Jeno saat melihat Jaemin yang masih terus memperdalam ciumannya pada leher Jeno.

"Kangen"
Cicit Jaemin yang membuat Jeno sedikit kaget namun ia tersenyum juga pada akhirnya. Ia menyampingkan tubuhnya lalu menatap wajah tampan itu dengan senyuman.

"Kenapa tiba-tiba?"
Tanya Jeno bingung.

"Tidak tau.."
Balas Jaemin dengan sedikit merengek.

Bolehkah Jeno tertawa sekarang? Wajah itu sangat imut untuk di pandang.

Cup!

Jeno memberikan satu kecupan pada bibir Jaemin.

"Mandilah, aku akan membuatkan sarapan untuk mu"
Ucapnya dengan sangat lembut.

"Tidak perlu. Aku tidak ingin sarapan"
Ucapnya yang kembali memeluk Jeno dengan erat.

"Jaeno harus sarapan juga.."
Bujuk Jeno agar Jaemin mau melepaskan pelukannya.

Dengan berat hati Jaemin melepaskan pelukannya. Ia juga tidak ingin anaknya kelaparan karenanya.

Jeno tersenyum gemas melihat wajah merajuk itu. Ia kembali mencium bibir sang kekasih. Lalu segera turun dari tempat tidurnya untuk menemui Jaeno terlebih dahulu di kamarnya dengan sang bibi. Sedangkan Jaemin akan pergi untuk mandi.
























Jeno mempersiapkan sarapan seperti biasa. Meskipun kejadian semalam masih terus ada di ingatannya. Namun Shotaro selalu mengingatkannya agar tidak terlalu banyak pikiran. Ia juga tidak ingin membuat Jaemin khawatir mengenai keadaannya, jika sampai hal buruk sampai terjadi padanya.

Jaemin turun dari lantai atas, dengan wajah yang lebih segar. Ia menemui Jeno di meja makan, saat anak itu tengah menyiapkan sarapan untuk mereka.

Pelukan hangat ia berikan pada pinggang ramping itu.

"Pagi, sayang.."
Sapanya dengan lembut.

"Pagi"
Balas Jeno tanpa melihat kearahnya. Jaemin mendengus tidak suka, ia menarik wajah Jeno untuk menoleh kearahnya.

"Jawab yang benar"
Ucap Jaemin sekali lagi. Jeno menaikkan sebelah alisnya dan memilih mengalah. Ia memberikan satu ciuman pada bibir Jaemin dan hal itu langsung membuat Jaemin diam dan bungkam.

"Duduklah, aku akan menyiapkan sarapan"
Pinta Jeno. Jaemin menggeleng pelan dan masih memeluk Jeno.

"Nana.."
Jeno kembali memanggil namanya dengan kesan lembut namun sangat tegas. Seperti sedang memperingati anaknya yang nakal. Jaemin mendengus pelan lalu melepas pelukannya.

Jeno tersenyum lucu, saat melihat wajah murung itu.

Ada apa dengan kekasihnya?

Sarapan pagi pun di mulai dengan sangat tenang untuk pertama kalinya. Karena hanya ada mereka saja di dalam mansion ini. Karena Yejin yang masih berada di rumah sakit dan sang ibu yang masih menjaganya sampai sekarang. Lagi pula Jaemin tidak akan mengijinkan wanita itu masuk lagi kerumahnya.

Setelah sarapan pagi selesai. Jisung segera menghampiri Jaemin yang sudah menyelesaikan sarapannya.

"Tuan, pengacara Jung sudah datang"
Ucapnya. Jaemin mengangguk pelan, lalu menoleh kearah Jeno yang masih menyuapi Jaeno dengan bubur.

"Aku akan pergi keruangan ku"
Ucapnya meminta ijin. Jeno mengangguk sambil tersenyum. Setelahnya pria itu pergi dari sana meninggalkan Jisung yang tengah berdiri disisi lain meja makan itu.

"Kau tidak sarapan?"
Tanya Jeno padanya.

"Tidak, aku sudah sarapan tadi"
Balas Jisung. Jeno mengangguk. Ia kembali pada aktifitasnya, sampai sebuah ingatan kembali menghampiri kepalanya.

"Jisung, boleh aku bertanya sesuatu padamu?"
Ucapnya sambil melihat kearah sekretaris kepercayaan Jaemin itu.

"Tentu saja"
Balasnya.

"Apa akhir-akhir ini ada sesuatu yang terjadi pada Jaemin?"
Tanyanya dengan sangat penasaran. Jisung menaikkan sebelah alisnya dengan bingung.

"Aku sedang hamil"
Ucap Jeno yang berhasil membuat Jisung sadar dari keterbingungannya.

"Beberapa hari ini tuan sering merasa pusing di kepalanya dan juga mual, mungkin? Aku juga tidak yakin. Dia mengatakan jika ini hanya sakit kepala biasa karena terlalu sibuk bekerja"
Ucap Jisung menjelaskan situasi yang di alami Jaemin akhir-akhir ini.

Jeno yang mendengar hal itu langsung mengangguk paham. Tenyata bukan ia yang mengalami morning sickness, tapi Jaemin yang mengalami hal itu.

Shotaro sudah mengatakan kepadanya, mungkin saja gejalanya terjadi pada Jaemin. Dan Jeno terlalu ragu untuk mempertanyakan hal itu. Dan memilih bertanya pada Jisung saja. Dan ternyata dugaan Shotaro benar. Bahwa Jaemin lah yang mengalami tanda-tanda kehamilan itu dan bukan Jeno. Dari sini kita bisa memastikan jika anak yang di kandung oleh Jeno memang anaknya dengan Jaemin.





































VannoWilliams

Crazy Ceo (Jaemjen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang