Jeno tengah menimang anak kesayangannya di tepi kolam. Ia ingin menjemur sang anak, agar tulangnya semakin kuat.
"Kau lapar, sayang?"
Tanyanya pada sang anak."Baiklah, mama ambilkan susu dulu ya"
Ucapnya gemas. Bibi Choi yang baru saja datang, untuk mengatakan sarapan sudah siap, langsung mendapati Jeno yang meminta tolong kepadanya untuk menjaga Jaeno sebentar. Karena ia ingin mengambil susu untuk Jaeno.Sang bibi menerima bayi itu dengan lembut lalu menimangnya.
"Tunggu sebentar ya, bi"
Ucapnya yang langsung bergegas pergi ke dapur. Sedangkan sang bibi yang merasa jika cahaya yang dekat dengan pinggir kolam lebih cerah dan baik untuk Jaeno, memutuskan untuk menimangnya di sana.Ia terus mengobrol dengan bayi mungil itu, hingga tanpa sadar tiba-tiba saja ada yang mendorongnya jatuh ke kolam.
Bibi Choi berhasil memegang sisi kolam, tapi gendongannya pada Jaeno terlepas hingga membuat anak itu terlempar ke tengah kolam.
"JAENO!"
Teriak sang bibi dengan histeris. Ia tidak bisa berenang dan tidak ada orang lain di sekitar sana. Ia melirik kearah Yejin yang terlihat tertawa melihat kejadian itu. Ternyata wanita itu yang sudah mendorongnya tadi.Jeno yang baru saja datang dengan botol susunya di buat kaget dengan apa yang ia lihat.
"JAENO!"
Teriaknya yang langsung bergegas masuk ke dalam air untuk menyelamatkan bayinya."Tunggu mama, sayang!"
Ucapnya sambil terus berenang menuju Jaeno yang masih belum tenggelam seluruhnya. Kaki kecilnya berusaha lebih cepat untuk mencapai anaknya.Sedangkan Yejin terus saja tertawa melihat kejadian itu.
Bibi Choi yang ingin memanggil Jaemin di kagetkan dengan Jisung yang tiba-tiba saja melompat kearah air untuk menyelamatkan ibu dan anak itu.
"Bertahan, sayang!"
Tangan mungil Jeno menggapai bayi mungilnya dan langsung mengangkatnya keatas, membiarkan tubuhnya tenggelam di dalam air, asalkan anaknya bisa selamat.
Jisung yang sudah bisa menggapai keduanya, langsung menarik Jeno. Namun Jeno menahannya.
"Anak ku! Selamatkan dulu dia! Dia lebih penting! Tolong.."
Ucapnya lirih. Jisung ingin berpikir lama, tapi sudah tidak ada waktu, keduanya bisa saja tenggelam. Ia langsung meraih Jaeno dan membawanya ke tepi kolam sedangkan Jeno masih berusaha berenang, meski kaki dan perutnya terasa keram.Saat ia mulai tidak sanggup, di saat itulah ia melihat seseorang melompat ke dalam air untuk menyelamatkannya.
Itu Jaemin..
"Sayang!"
Ia menarik Jeno dan merengkuh pinggangnya. Jaemin langsung membawa Jeno ke tepi kolam.
Yejin yang melihat kejadian itu, ingin meninggalkan tempat itu. Tapi Jisung menghentikannya.
"Tetap di sana, nyonya!"
Ucapnya yang tengah menahan emosinya. Jaeno sudah bersama bibi Choi. Mereka sudah berhasil menyadarkan anak malang itu.Jaemin membaringkan Jeno di lantai pinggir kolam.
Memberi nafas buatan untuk Jeno yang sudah tidak sadarkan diri karena sudah banyak meminum air saat ia sempat tenggelam tadi.
"Ayolah, sayang!"
Ucapnya yang kembali memberikan nafas buatannya. Ia juga menekan-nekan dada Jeno untuk mengeluarkan air itu. Dan hal itu berhasil. Jeno memuntahkan air yang masuk ke dalam tubuhnya. Dan menatap sayu Jaemin.Bibir itu sangat pucat, membuat Jaemin merasa sangat bersalah.
"Jaeno! Dimana dia!?"
Ucap Jeno yang langsung bangkit dengan wajah paniknya."Dia di sini, nak"
Ucap sang bibi menunjukkan Jaeno yang menangis di gendongannya. Jeno segera berlari kearah Jaeno dan mencium wajahnya."Maafkan mama, sayang.."
Ucapnya pilu. Jaemin yang melihat kejadian itu merasa sangat bersalah dengan keduanya.Kenapa bisa jadi seperti ini?
"Tuan"
Jisung yang menyadari kebingungan sang tuan besar langsung menghampirinya dan memberitahu semuanya. Jaemin yang mendengar hal itu langsung menoleh kearah Yejin yang sudah membeku di tempatnya."Kau jalang berengsek! Apa yang sudah kau lakukan!?"
Teriaknya dengan sangat keras. Yejin mematung di tempat. Usia kandungnannya sudah lima bulan. Dan saat mendengar bentakan itu ia langsung meringkuk takut."Maaf Jaemin, aku tidak sengaja.."
Ucapnya yang memundur takut."Berapa kali ku katakan padamu untuk tidak menyentuh keluarga ku!"
Teriaknya yang semakin kuat. Jeno yang melihat hal itu, merasa khawatir dengan keadaan Yejin.Jaeno sudah di bawa ke kamar oleh bibi Choi untuk di hangatkan tubuhnya. Sedangkan Jeno masih di sana, melihat amarah yang Jaemin keluarkan.
Ia tau jika ia tidak menghentikan pria itu, Jaemin akan berbuat kasar pada Yejin yang tengah mengandung anak mereka.
"Jaemin maafkan aku!"
Ucapnya berlutut."Jaemin apa yang kau lakukan!?"
Terlihat Lian yang berjalan kearah Yejin dan membantunya berdiri."Katakan padanya untuk tidak bersikap seperti jalang!"
Ucap Jaemin dengan sarkatis."Apa yang kau katakan!? Dia sedang mengandung anak mu!"
"Aku-"
"Nana..!"
Panggilan lembut dari Jeno langsung menghentikan perkataan Jaemin.
"Jangan.."
Ucap Jeno dengan gelengan pelan. Perlahan emosi pria itu mulai stabil. Sepertinya hanya Jeno yang bisa menanganinya."Auch..!"
Terdengar rintihan dari bibir Yejin. Terlihat ia yang tengah memegangi perutnya.Jaemin yang mendengar hal itu langsung menoleh kearahnya.
"Jaemin, sepertinya dia kesakitan"
Ucap sang ibu sambil merengkuh tubuh Yejin. Jaemin yang mendengar hal itu, terlihat sedikit panik dan menghampiri Yejin. Ia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada anaknya."Bawa dia ke rumah sakit"
Ucap Lian. Tanpa berlama-lama lagi, Jaemin segera menggendong tubuh Yejin dan membawanya pergi dari sana. Menghiraukan Jeno yang menatap kearahnya dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.Jisung yang paham akan hal itu segera menepuk bahu Jeno.
"Temui Jaeno, dia memerlukan mu"
Jeno yang mendengar perkataan Jisung langsung mengangguk.
Jaeno jauh lebih penting dari apapun yang ada di dalam hidupnya saat ini.
VannoWilliams
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Ceo (Jaemjen)
Ficção AdolescenteRemaja yang tidak memiliki siapapun lagi di hidupnya, harus rela di jual sang paman kepada seorang ceo yang begitu menggilainya. Story from grandson (CEO)