part 28

11.2K 986 0
                                    

"Aku lelah.."
Ucap Jeno dengan lirih. Ia mulai menangis, membuat Jaeno yang berada di dalam gendongannya juga merasa sedih melihat ibunya.

"Aku lelah dengan semua ini!"
Lanjutnya yang mulai terisak.

"Jeno.."

Suara berat Jaemin sekali lagi berhasil mengalihkan dunia Jeno. Wajah itu menoleh kearahnya penuh dengan rasa luka yang tengah ia tahan selama ini.

"Maaf.."
Ucapnya lirih. Senyuman remeh Jeno keluarkan saat mendengar kalimat sakral itu dari Jaemin.

"Untuk apa? Aku hanya barang mu! Yang seharusnya kau pakai sepuas yang kau mau! Hingga sampai akhirnya kau bosan dan membuang ku ke tempat sampah!"
Teriaknya dengan cukup keras. Hingga membuat Jaeno menangis di buatnya.

Bibi Choi yang melihat hal itu segera berlari menghampiri Jeno dan membujuknya untuk mau memberikan Jaeno kepadanya.

Dan untungnya Jeno masih mau memberikan Jaeno yang sudah menangis dengan cukup kencang. Ia juga tidak ingin membuat anaknya kelelahan karena terus menangis.

Setelah kepergian bibi Choi bersama Jaeno. Jaemin kembali mendekati Jeno. Namun berbeda seperti sebelumnya, Jeno tidak menghindar sama sekali. Ia membiarkan tubuh tegap itu memeluknya dengan erat. Membuat tangis yang sudah ia tahan sedari tadi pecah begitu saja. Meremat kemeja depan Jaemin dengan erat meluapkan emosinya yang sudah ia tahan selama ini.

"Maaf kan aku, sayang.."
Jaemin mencoba menenangkan Jeno.

Cukup lama mereka dalam keheningan. Dengan sedikit sesegukan akibat tangis Jeno yang masih belum berhenti. Jeno mengeluarkan suaranya dengan lirih. Memanggil pria tampan itu agar menoleh kearahnya.

Dan saat seluruh pusat perhatian Jaemin sudah berada di depan matanya.

Ia mulai mengeluarkan pertanyaannya.

"Mengapa kau menginginkan ku berada di sisi mu sampai sekarang?"

Suara Jeno terdengar sangat lirih. Ia bahkan hampir kembali menangis, namun ia berusaha menahannya. Tidak ingin terlihat terlalu rapuh, walau memang sebenarnya ia sangat rapuh.

Jaemin menatap lekat wajah itu, menyatuhkan kening keduanya.
Keduanya memejamkan mata mereka, merasakan deruh nafas yang tidak teratur dari keduanya.
















































"Aku mencintai mu"







































Terdengar lirih namun sangat jelas untuk Jeno dengar dengan kedua telinganya yang masih berfungsi dengan baik.

"Aku mencintai mu, sayang"
Lanjutnya, masih mepertahankan posisi mereka. Bibir Jeno bergetar, merapat kuat agar tidak ada satu pun tangisan yang keluar dari bibirnya.

Peryataan Jaemin terlalu membuatnya bahagia namun juga terasa sangat sakit.

"Berikan aku kesempatan, hanya kali ini saja. Setelahnya kau bisa pergi meninggalkan ku"
Ucap Jaemin dengan perasaannya yang sangat berat untuk mengucapkan kalimat itu. Melihat betapa terlukanya Jeno karenanya, membuat hatinya sangat sakit.

Ia sudah menyukai anak itu jauh dari sebelum Jeno berubah. Ia berpikir hanya akan menggunakan Jeno sebagai jalang. Namun hati kecilnya tidak tega untuk melakukan hal itu. Anak itu sudah mencuri perhatiannya saat malam pertama yang mereka lewati dengan tangisan Jeno sebagai penghantarnya.

Jeno tidak mengatakan apapun, selain mengangguk. Menyetujui perkataan Jaemin.

Mereka kembali berpelukan menghilangkan rasa lelah dan perasaan sakit yang mereka pendam masing-masing saat ini.

Mengapa sesulit ini? Bukankah Jaemin bisa melepaskan Yejin begitu saja dan menikahi Jeno.

Ingatlah jika Yejin tengah mengandung anaknya. Penerus perusahaannya. Perasaan cinta Jaemin dulu tidak sebesar sekarang.

Dulu ia masih mengharapkan keturunan, itu sebabnya ia menikahi Yejin. Namun sekarang, sepertinya hanya Jeno yang ia butuhkan.

Jaemin tidak pernah ingin terlihat lemah di depan siapapun. Namun di depan Jeno ia bahkan tidak bisa berdiri sendiri tanpa kehadiran anak manis itu di sisinya.























VannoWilliams

Crazy Ceo (Jaemjen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang