part 43

7K 613 0
                                    

Setelah seluruh acara pernihakan itu selesai. Jaemin dan Jeno bisa mengistirahatkan diri mereka dengan perasaan bahagia yang menyelimuti mereka dari awal acara.

Jaeno tentunya sudah tertidur, meninggalkan kedua orang tuanya yang tengah memadu kasih di atas tempat tdiur.

"Aku mencintai mu, sayang"
Jaemin menatap kedua mata indah itu dengan bahagia.

"Aku juga mencintai mu"
Balas Jeno yang juga ikut tersenyum dengan bahagia.
























Empat bulan kemudian....












Terlihat suasana tenang di dalam mansion milik keluarga Na. Bibi Choi yang tengah menyiapkan makan siang dan juga Jaeno yang sebentar lagi berusia dua tahun, menatap sang bibi dari tempat duduk khususnya.

Semuanya terasa begitu tenang hingga sebuah teriakan mengalihkan perhatian seluruh penghuni rumah.

"Huaaaaaaaa..kau tidak menyayangi ku lagi!"

Suara teriakan itu kembali bergemuruh dari lantai atas. Terlihat Jeno yang tengah menangis di atas tempat tidur. Sedangkan Jaemin yang berusaha menenangkannya sedari tadi.

"Sayang.."

"Aku hanya meminta mengubah beberapa bagian.."

"Sayang bukan begitu.."

"Lalu apa!?"
Jeno menatap tajam sang suami yang kini menatap lelah kearahnya.

"Itu sedikit sulit.."

"Ini bukan permintaan ku! Tapi permintaan baby!"
Ucapnya sambil sesegukan.

Jadi Jeno meminta untuk mengubah sebagian isi dan dekorasi dari mansion mewah Jaemin. Dan itu merupakan hal yang sulit untuk Jaemin lakukan. Bukan karena uang. Tapi karena waktu yang Jeno inginkan. Mansion mereka sangat besar dan sangat luas. Bagaimana Jeno bisa meminta mengubah mansion itu hanya dalam dua hari. Itu mustahil untuk di lakukan.

"Bukan begitu maksud ku.."

"Cukup! Aku tidak ingin dengar apapun lagi. Aku akan pulang ke rumah Chenle!"
Ucapnya yang beranjak dari tempat tidurnya. Jaemin yang melihat Jeno yang ingin keluar kamar langsung menghentikannya. Namun Jeno menepis tangan Jaemin, dan lanjut pergi keluar kamar mereka.

Ia menuruni anak tangga dengan wajah sembab penuh dengan air mata. Para pelayan yang lain terlihat khawatir dengan keadaan majikan mereka itu. Sedangkan bibi Choi hanya menghela nafas melihat kejadian yang akhir-akhir ini sering terjadi di mansion ini.

Jeno menoleh kearah Jaeno yang tengah mengunyah biskuitnya sambil menoleh kearah sang ibu.

"Jaeno ayo kita pergi ke rumah aunty Chenle!"
Ucapnya yang hendak menggendong Jaeno.

"Sayang!"
Jaemin kembali berteriak, menghentikan pergerakan sang istri yang ingin pergi membawa anak mereka yang sedang ada di dalam gendongannya dan yang masih ada di perutnya.

"Jangan pergi, maaf sayang.."
Ucapnya yang kini memohon di depan sang istri. Jeno memalingkan wajahnya sedangkan Jaeno menatap bingung kedua orang tuanya.

"Ma..Dyy?"
Tanya Jaeno sambil memiringkan kepalanya.

"Daddy mu jahat, sayang!"
Ucapnya sambil menatap tajam kearah Jaemin. Jaemin kembali menghela nafas dan mengalah demi kebaikan semuanya.

"Oke.."
Ucapnya lirih.

"Kamu mau renovasi ulang mansion ini? Tidak masalah sayang, aku akan memanggil banyak orang untuk melakukannya, kurang dari dua hari mansion ini pasti sudah selesai. Bagaimana? Kamu setuju?"
Ucapnya yang masih berusaha membujuk sang istri. Jeno menaikkan sebelah alisnya, lalu berikutnya ia langsung mengangguk imut.

"Setuju!"
Ucapnya dengan wajah bahagianya.

Jaemin tersenyum lega,
"Kemari, aku ingin memeluk mu"
Ucapnya. Jeno tersenyum dan langsung menghampiri sang suami.

Jaemin sangat sadar jika Jeno tengah mengidam saat ini. Dan itu semua karena ulahnya. Jadi jika Jeno menginginkan apapun saat ini. Ia akan berusaha untuk mengabulkannya.

Karena ia sangat menyayangi keluarga kecilnya ini.































VannoWilliams

Crazy Ceo (Jaemjen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang