- tujuh -

87 7 0
                                    

Jev sedang mengelap permukaan meja dengan kain dan cairan semprotnya. Ia di kafe tempatnya bekerja kini, ia bangun dan berangkat pagi bukan karena ada kelas pagi, tapi ya karena ia harus bekerja. Ia hari ini ada kelas siang, jadi jam paginya ia gunakan untuk menjadi pelayan. Ia meminta Bagas untuk tidak bekerja hari ini dan membiarkan dirinya yang menggantikan.

Ya, cowok yang tadi menjemputnya, yang kalo ngomong selalu ada unsur hewaninya itulah yang sebenarnya memiliki pekerjaan di kafe ini. Bagas sebenarnya lumayan berkecukupan, ya setidaknya tidak sepusing Jev yang harus mikirin duit dari mana buat beli nasi warteg hari ini. Jev juga yang meminta Bagas untuk menjemputnya, karena Jev benar-benar sudah kehabisan uang untuk sekedar naik angkot. Bahkan bubur ayam yang tadi ia beli di pangkalan bubur mang Darto saja ia dapatkan dengan cara ngutang, dan ia hanya membelinya untuk Dara karena takut jika adiknya itu bangun-bangun kelaparan, dan satu sisi lain tentu saja ia tak enak hati jika harus ngutang dua porsi. Maka dari itu satu saja. Untuk Dara.

"Udeh, udeh bersih. Mau lo elap sampe sekinclong ape sih?" ujar mba Dewi sembari memoleskan bedak padatnya itu.

Jev cengengesan. Mba Dewi atau yang disebut Mbadew ini yang kerja di kafe ini juga. Kafe ini memiliki enam pegawai, dua untuk shift pagi, dua untuk shift middle, dua lagi untuk shift malam. Kafe ini tidak begitu besar, dan menu yang dijajakan pun bukan minuman atau makanan berat yang butuh koki khusus. Jadi dua pegawai sudah dirasa cukup untuk satu shift.

"Mbadew, gue ke warkop ya. Biasa," kata Jev sembari meletakkan alat pembersihnya.

Mba Dewi yang memoles lipstik itu mengangguk. "Nih bawa nih sekalian, biar dimakan tuh ama si Bagas jancuk," katanya sembari menyodorkan sekantung plastik yang isinya cucur, combro, dan kue pukis.

Mba Dewi ini janda anak satu, anaknya masih balita dan ia tinggal satu atap dengan ibunya yang sudah renta. Jadi mba Dewi ini langganan tiap pagi-pagi buta ke pasar buat beli bahan masakan karena di daerah rumahnya nggak ada tukang sayur keliling seperti kang Eko. Dan setiap kali masuk shift pagi, pasti janda anak satu itu selalu saja membawa cemilan ala pasar, lumayan buat ganjel perut.

Jev dengan senang hati menerimanya dan mengambil satu pukis untuk kemudian ia lahap sembari berjalan keluar kafe dan menghampiri Bagas di warkop sebrang jalan. Jika ada Bagas, Jev selalu seperti ini, ia akan keluar kafe dan menghampiri Bagas yang memang sengaja berada di sana. Mbadew sudah hatam dengan kelakuan dua pemuda itu, ia pun membiarkan Jev pergi ke warkop dan meninggalkan kafe, asal si Jev juga tetap jaga mata, kebetulan letak warkop tepat di seberang, jadi bisa langsung kelihatan jika ada pelanggan masuk ke kafenya, dan Jev hanya harus siaga dengan keadaan ini.

"Nih dari Mbadew," kata Jev sembari meletakkan plastik itu di atas meja di sebelah kopi susu milik Bagas.

"Widih cucur," Bagas kemudian mengambil satu kue tradisional itu. "Udah jarang yang jual nih. Si janda tau aja gue doyan beginian," kata Bagas.

"Ah lo mah apa aja dimakan."

Bagas hanya cengengesan dan lanjut scroll akun twitter miliknya, sementara Jev meneguk kopi susu Bagas sembari matanya terus menatap ke arah kafe.

"Lo kalo mau ngopi pesen aja, gue yang bayar," kata Bagas.

Jev nyengir, lalu ia memandang si penjaga warkop. "Teteh, kopi susu satu lagi ya," ujarnya.

"Lo kalo emang lagi butuh duit, terusin aja nggak pa-pa," kata Bagas kemudian. "Gue lagi nggak butuh-butuh banget."

Seperti yang dibilang tadi, Bagas sebenarnya lumayan berkecukupan. Ia tidak butuh-butuh amat kuliah sambil bekerja. Uang kuliah dan segala modal pendidikannya masih dibiayai penuh oleh kedua orang tuanya yang sama-sama PNS. Ia bekerja hanya karena alasan gabut, dan kebetulan kafe tersebut pada saat itu membutuhkan pekerja paruh waktu, dan berakhirlah Bagas bekerja di sana untuk tambahan beli rokok dan amer. Meski tidak begitu butuh, Bagas tetap mensyukuri karena bisa beli apa yang ia mau tanpa minta-minta ke Bapak Ibu.

Jevandara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang