Orang bilang, nggak selamanya kasih sayang harus terang-terangan ditunjukkan
•
•[ j e v a n d a r a ]
"Cewek goblok!"
Tamparan itu mendarat mulus di pipi gadis cantik yang bahkan tidak melawan sama sekali.
"Siapa yang ngajarin lo ikut-ikutan begituan?! Tolol!"
Satu tamparan lagi mendarat.
"Kalo sampe lo ikut-ikutan begituan lagi, nggak ada ampun!"
"Lo nggak usah sok suci! Lo sendiri hobi sama hal-hal kaya gitu!"
Seketika, ucapan gadis yang barusan ditamparnya, membuat lelaki tampan itu terdiam.
"Diem kan lo! Bangsat! Nggak usah munafik!"
Gadis berparas jelita itu berjalan setelah sebelumnya sengaja menabrak lelaki yang tadi menamparnya dengan bahu. Gadis itu sempoyongan, ia bahkan langsung jatuh ketika melihat sofa.
"Kalo besok-besok lo ketauan dugem lagi, nggak ada ampun!"
"Bacot."
Begitu setidaknya obrolan mereka, lalu kemudian lelaki tampan tersebut beranjak menjauh, masuk ke dalam ruangan dengan sebuah pintu cokelat, kamarnya.
Dug!
Suara bantingan pintu itu menjadi kegaduhan selanjutnya.
"Berisik banget anjing."
Gadis dengan setelan pakaian minim itu memijat-mijat pelipisnya, efek pusing mungkin meneguk sekian gelas alkohol di klab tadi.
Adhara namanya, biasa dipanggil dengan sebutan Dara. Umurnya baru tujuh belas tahun, namun sudah berani-beraninya menikmati dunia hina yang mereka sebut klab malam.
Dia gadis yang baik, pintar, ramah, dan sopan. Ia menghormati siapa saja yang lebih tua darinya, entah itu guru di sekolah, atau bahkan pengemis di pinggir jalan. Dia juga anak yang pintar, tidak ada satupun guru di sekolah yang tidak tau siapa Dara, setiap semester ia tidak pernah absen mendapat peringkat tiga besar, pujian guru pun selalu banjir untuknya, dia juga orang yang ramah, terbukti dengan banyaknya teman yang ia miliki, itu semua karena sikap dan tingkah lakunya yang asik dan mudah bergaul, siapapun akan senang berteman dengan gadis cantik nan teladan seperti Dara. Dia benar-benar gadis yang baik.
Setidaknya sebelum ibunya meninggal.
Satu tahun empat bulan sudah berlalu semenjak orang yang biasa ia sebut Bunda yang menderita komplikasi meninggal dunia.
Semenjak itu hidupnya berantakan. Hari-hari pertama mungkin Dara hanya menjadi gadis yang pendiam dan tertutup, saking merasa sedih akan kehilangan ibundanya, namun hari-hari berikutnya, bulan-bulan berikutnya, dan tahun berikutnya, Dara menjadi semakin hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jevandara
FanfictionAdara Aleandra, remaja pembuat onar yang menikmati kehidupan dalam ruang lingkup pergaulan bebas, bernafas setiap detik dengan satu tekanan batin yang selama tujuh belas tahun terakhir ia sebut Jevan.