Gue nggak tau gimana rasanya punya adek, tapi ngeliat Jev sebegitu berjuangnya buat Dara, gue paham bahwa jadi seorang kakak bukan sebuah tugas yang mudah.
- Bagas -
•
•"Sori ya jadi ngerepotin," kata Jev.
"Yaelah anjing kek ama siapa aje," jawab Bagas.
Jev tersenyum canggung dan mengangguk pelan. "Lo langsung balik?" tanya Jev basa-basi.
"Kaga. Mau jalan dulu ama Risma. Ngajak makan ayam geprek dia," kata Bagas.
"Elah bucin."
"Oya jelas. Apapun gue lakukan untuk Risma seorang."
Apapun gue lakukan untuk Dara seorang. Batin Jev.
"Halah tai," begitu malah jawaban Jevan.
"Ini si Dara beneran udah nggak bisa dibesuk?" tanya Bagas.
Jev menggeleng. "Udah jam setengah sepuluh, udah abis jam jenguknya," kata Jev.
"Yah. Yaudah dah. Nih," Bagas menyodorkan sekantung berisi jeruk yang ia gantungkan di sangkutan motornya pada Jev.
"Anjir repot-repot lo," kata Jev yang tak sangka akan dibawakan sesuatu oleh Hendra.
"Buat Dara. Bukan buat lo. Kalo lo yang makan pokoknya jadi asem."
Jev hanya tertawa kecil.
"Emang adek lo sakit apaan sampe di rawat gini?"
Jev nampak berpikir. "Gejela tipes."
"Suruh makan yang bener."
Jev hanya mengangguk-angguk.
"Yaudah gue cabut ya, takutnya Risma udah nungguin."
"Iya. Makasih banyak ya."
"Elah selow."
Bagas kemudian memutar kunci motornya dan menyalakan mesin motor itu. "Cabut ye!" katanya lalu melambai pada Jev dan kemudian tancap gas.
Jev melihat temannya itu kian mengecil, lalu kemudian menghela napas dan berjalan masuk ke dalam rumah sakit.
Iya, Jev dan Bagas ketemuan di area luar rumah sakit karena jam besuk sudah habis sejak pukul setengah delapan tadi. Jev menelpon Bagas tadi ketika pihak rumah sakit sudah menagih administrasi padanya. Jev jelas tidak punya uang, apalagi untuk bayar administrasi rumah sakit yang cukup menguras kantong. Alhasil, ia menelpon Bagas untuk pinjam uang demi biaya administrasi Dara hari ini.
Mengapa Jev tidak telfon ayah saja atau setidaknya minta uang pada tante Farah? Begini, yang ayah dan istri barunya itu tau, Jev dan Dara baik-baik saja dengan uang bulanan yang selama ini ayah berikan. Cukup untuk satu bulan, dan tunggu bulan berikutnya untuk dapat jatah baru. Jevan tau bahwa perlahan-lahan sang ayah mulai melepas tanggung jawabnya kepada anak-anaknya. Maka Jev tak mau merepotkan lebih jauh, masih dinafkahi tiap bulan saja syukur, enggak yaudah. Jev bisa cari uang sendiri, nggak mau apa-apa minta. Apalagi pada ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jevandara
फैनफिक्शनAdara Aleandra, remaja pembuat onar yang menikmati kehidupan dalam ruang lingkup pergaulan bebas, bernafas setiap detik dengan satu tekanan batin yang selama tujuh belas tahun terakhir ia sebut Jevan.