Adara Aleandra, remaja pembuat onar yang menikmati kehidupan dalam ruang lingkup pergaulan bebas, bernafas setiap detik dengan satu tekanan batin yang selama tujuh belas tahun terakhir ia sebut Jevan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Maaf. Abang gagal jadi kakak yang baik.
- Jevan - • •
Pagi ini, tepatnya pukul sepuluh, Dara baru mau keluar dari kamarnya karena ia kebelet buang air kecil. Fyi, rumah Dara bukan tipikal rumah yang setiap kamarnya punya kamar mandi masing-masing. Tidak, hanya ada satu kamar mandi di dalam rumahnya untuk digunakan bersama-sama, bukan sendiri-sendiri.
Clak
Demi Tuhan, jika bukan karena ia kebelet, ia malas sekali keluar kamar.
"Eh ya ampun, si cantik baru bangun?"
Dara langsung membeku ketika melihat ruang tamunya ramai dengan manusia. Ah tidak juga sebenarnya, hanya tiga orang. Kak Bagas, kak Hendra, dan si bangsat itu.
"M-ma-mau ke toilet," jawab Dara gugup sambil menunjuk pintu kamar mandinya.
Bagas lantas tersenyum. "Kirain baru bangun. Kamu udah cantik jangan pelor ya, jangan kayak kakakmu ini," ujarnya sembari menujuk Jev.
"Udah anjing dia takut itu. Lu kayak om-om pedofil," timpal Hendra sembari melempari Bagas kulit kacang.
Sementara Dara hanya terkekeh kaku, lalu buru-buru masuk ke kamar mandi untuk melakukan aktivitasnya. Tak lama, ia langsung keluar lagi, dan mau tak mau harus berhadapan dengan trio mahasiswa abadi tersebut.
"Kok kamu nggak sekolah, Ra?" tanya Hendra masih sambil nyemilin kacang Garuda dari bungkusannya itu.
Ah, dilihat-lihat sepertinya mereka baru saja dari minimarket, ada plastik Indomaret dan snack-snack serta minuman soda berceceran di meja ruang tamu itu.
"Nggak enak badan dia," jawab Jev cepat sembari matanya fokus ke laptop dan tangannya mengetik di papan keyboard.
Dara hanya mengangguk kilat menyetujui ucapan Jev, lalu ia lanjut berjalan menuju kamarnya, dan hampir saja ketika ia mau membuka knop pintu, ucapan Hendra lebih dulu menyita langkahnya.
"Bikinin teh manis dong, Ra. Tolong," katanya sambil nyengir tak berdosa. "Soalnya kalo Jev yang bikin kaga enak. Beneran."
Dara diam sebentar.
"Ya lo bikin aja sendiri anjing," jawab Jev.
"Mager." Hendra kemudian beralih pada Dara lagi. "Tolong ya, Ra."
"Adek gue lagi sakit, Hen."
"Iya nggak pa-pa, Dara bikinin."
Dan sejenak, ucapan Dara barusan menyita atensi Jev begitu saja.
"Nah kan dianya aja nyelow," kata Hendra.
"Aku bikinin juga ya, Ra," pinta Bagas.
Dara mengangguk, lalu ia berjalan menuju dapur dan mulai masak air serta mempersiapkan tetek bengek untuk dua gelas teh manis.