"Tidak, hanya saja aku pernah membaca artikel dan aku tiba-tiba ingat." Kilah RM setelah puas dengan jawaban yang dia inginkan.
★★★
Matahari muncul dari sela-sela tirai didepan kami. Kepala Ryu ada diperut Song Kang sedangkan kakinya ada diperutku. Aku yang pertama terbangun karena merasakan tekanan."Oppa, bangun. Sudah pagi." Kusentuh lengannya. Hari ini adalah kali pertama kami berada dalam ruangan tidur yang sama semua karena putraku yang rewel tak mau ditinggal appanya semalam.
"Sebentar lagi, aku masih lelah." Jawab malasnya.
"Sudah jam 8 pagi sekarang."
Song Kang melotot kearahku. Kami semua terlambat bangun. Kami duduk sarapan di resto sekitar pukul 9 pagi. Ryu makan dengan lahap.
"Ryu habiskan sarapan mu, mama akan mengantar mu ke sekolah."
"Papa juga, bukan?" Tanyanya sebelum meminum habis susunya.
"Oke, papa juga akan mengantar mu."
Kejadian semalam sungguh epik, Ryu terbangun tiba-tiba kemudian merengek bahkan menangis hanya karena Song Kang pergi bertemu dengan manager BTS. Dia tidak tau dan tak akan pernah kuberi tahu mengenai kunjungan BTS.
Song Kang membujuk Ryu hingga akhirnya dia sendiri juga malah tertidur disisi Ryu. Bangun pagi hari ini sepertinya mood Ryu sudah membaik, terbukti dengan wajahnya yang seperti penuh matahari.
.
..
...
....
.....
Kami kembali ke hotel untuk morning breafing setelah memastikan Ryu masuk kelasnya. Hari ini saat jam makan malam, BTS akan datang untuk memulai syuting acara mereka di hotel kami. Daftar nama untuk id card bahkan sudah dikirimkan dan fisik di card-nya akan dikirim balik ke agensi saat makan siang hari ini."Lift sudah dibuat supaya tidak bisa berhenti di lantai 5 tanpa akses card. Hanya saja kami masih sedang memasang scanner untuk di pintu masuk pool dan gym. Target kami sebelum makan siang selesai Bu." Chif maintainen memberi laporan.
"Daftar menu makan mereka sudah kami terima Bu, mengingat ada beberapa alergi pada salah seorang member maka kami akan berhati-hati. Apakah makan mereka akan selalu dilakukan di roof top?" Executive Chef bertanya.
"Benar Chef. Jika mereka ingin makan diluar atau butuh akses restoran, tolong beri mereka roof top atau pool bar. Main restoran tidak bisa mereka akses. Termasuk sarapan." Jawabku.
"Bu Howard, ada juga komplain dari beberapa tamu mengenai mobil jemputan kita yang dinilai sudah cukup tua untuk hotel sekelas kita." Sekretaris GM Kwon Mina memberi kami pembahasan selanjutnya.
"Benarkah? Tolong berikan saya catatan mengenai itu."
"Bu, ada juga masukan untuk play ground. Mainan disana kuno dan sedikit." Nina Kwon kembali membaca catatan.
"Ahh, benarkah? Jangan bilang Ryu yang mengatakan pada anda nona Kwon." Sekretaris ku itu tersenyum. Para kepala departemen ikut terbahak.
"Aigoo, anak itu memang sesuatu."
"Tapi Bu, memang area bermain anak selama ini hampir tak tersentuh. Mungkin karena CEO kita pria dan jauh dari putranya." Pak Shim menimpali.
"Anda bisa saja." Jawabku malu.
"Tuan muda juga memberikan seluruh boneka BT21 di area bermain itu. Dia bahkan berbisik jika hari ini dia akan mengajak papanya untuk ke mall dan membeli mainan baru."
"Biarkan saja, biar play ground menjadi proyek Ryu dan CEO. Uang CEO yang akan dipakai Ryu berbelanja." Kami terkekeh-kekeh.
"Ehm, bolehkah saya minta tolong? Ryu adalah penggemar berat BTS. Dia sampai sekarang belum tau jika BTS akan menginap. Saya tak tau apa yang akan dia minta jika dia tau BTS sedekat ini dengannya. Tolong jangan katakan pada Ryu soal BTS. Kami akan kewalahan, kalian juga akan kewalahan jika Ryu sampai merengek minta bertemu mereka." Kuberikan informasi dan peringatan ringan pada semua kepala departemen di hotelku.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Story of RJ
Fanfictionsekuel kedua dari Sabitah the bright star 5 tahun kemudian.... "Mom. apa aku bisa bertemu dengan BTS?"