Bangtan telah pindah gedung agensi juga dorm. Mereka tidak lagi berdesakan di rumah kecil seperti sebelumnya. Sekarang mereka menempati rumah dua lantai dengan 7 kamar, lengkap dengan taman dan garasi yang cukup besar untuk 3 minivan.
Malam itu Hyung manager mereka datang ke dorm untuk breffing variety show milik mereka. Beberapa bulan lalu telah direncanakan untuk memberi surprise member dengan acara hiburan yang sekalian liburan dengan tanpa memberi tahu dimana tempat dan nama hotelnya
"Oke! Schedule akan dimulai Sabtu pagi dan berakhir Minggu malam. Artinya kalian akan menikmati 2 malam untuk bersenang-senang. Protokol tetap seperti biasanya, jangan khawatir mengenai apapun."
"Hyung, apa makanan mereka enak?" Jungkook yang doyan makan membuka suara.
"Yang Hyung tau, mereka punya chef dari luar jadi jangan khawatir mengenai itu. Harga disana cukup pantas untuk pelayanan dan cita rasa. Aku harap kalian akan menikmati acara kita kali ini."
"OKE!" Jhope tiba-tiba berteriak untuk menyemangati yang lain seperti biasanya.
Mereka bubar masing-masing, tertinggal SeokJin yang sibuk dengan ponselnya. Hyung manager memperhatikan pria tertua dalam grup itu dengan keheranan.
"Jin, apa semua baik-baik saja?" Pertanyaan managernya membuat SeokJin menoleh sejenak sebelum melipat ponsel pintarnya.
"Nde Hyung. Hanya saja nenekku sedang sakit."
"Benarkah? Apa kau ingin kuantar pulang? Biar aku yang memintakan ijinnya." Nada khawatir dari managernya membuat SeokJin tersenyum sambil menggeleng.
"Aku memang ingin pulang, tapi nenek melarang. Beliau bilang hanya sakit biasa."
"Ahh, baiklah. Jika kau butuh bantuan bilang saja. Jangan sungkan. Oke, aku harus kembali ke agensi. Tidurlah yang nyenyak, besok kita akan padat jadwal." Bahunya diguncang pelan untuk sebuah penguatan. Managernya meninggalkan SeokJin sendirian.
Pria 35 tahun itu masuk mobil dengan perasaan tak menentu. Gadis yang pernah dipisahkannya telah kembali. Bagaimana jika anak asuhannya mengetahui perbuatannya? Tanpa sadar dia menghela nafas keras. Hebatnya, ditempat yang sama dia melihat gadis itu.
"Boss, apa semua baik-baik saja?" Supirnya bertanya sambil menoleh sebentar. Pria itu tak menjawab karena sibuk berandai-andai.
†
"Namjoon Hyung." JiMin mengetuk kamar sang leader.
"Masuklah." JiMin menatap sesaat kakak ketiganya. "Weo?"
"Hyung, aku tak bermaksud ikut campur tapi apakah SeokJin Hyung baik-baik saja?" Namjoon menutup buku yang terbuka diantara kedua tangannya lalu meletakkannya di meja samping ranjang. Melepaskan kaca matanya sambil tetap menatap JiMin bingung.
"Apa yang membuatmu khawatir?" Pria yang punya kebiasaan membaca sebelum tidur dan sesudah bangun tidur itu menurunkan kakinya dari ranjang.
"Ani, hanya saja aku lihat memasuki tahun ini, SeokJin Hyung sedikit berubah. Lebih sering melamun."
Sang leader tak menampik pengamatan adiknya. Beberapa kali memang tertangkap kamera, SeokJin sedang diam seperti banyak pikiran. SeokJin memang bertambah usia namun tahun-tahun sebelumnya dia adalah pribadi yang ceria dan tak tertahankan. Awalnya NamJoon berpikir bahwa SeokJin berubah karena usia, tapi mendengar penuturan JiMin dia menjadi terusik.
"Aku pikir SeokJin Hyung hanya ingin terlihat lebih dewasa, dia akan berusia 30 bukan tahun depan. Kau tak perlu khawatir JiMin. Tapi terima kasih atas perhatian mu."
"Kurasa juga begitu, terima kasih sudah menenangkanku." Jimin keluar dari kamar hyungnya.
Bukan hanya JiMin yang menyadari perubahan member tertua mereka, tapi semua member sepertinya sudah merasakan itu. Sebagai leader NamJoon pun demikian. Sahabatnya itu terakhir kali membahas tentang kekasih dan putranya adalah tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Story of RJ
Fanfictionsekuel kedua dari Sabitah the bright star 5 tahun kemudian.... "Mom. apa aku bisa bertemu dengan BTS?"