Aku dan SeokJin duduk tegang diruang tamu kami. Kami berdua shock dengan kedatangan tamu tak biasa ini.
"Kami diminta untuk datang oleh tuan Bang secara langsung untuk mengukur baju pernikahan." Seorang wanita paruh baya dengan kecantikan yang anggun luar biasa duduk elegan didepan kami berdua.
"Ahh nde, silahkan." SeokJin membuka kedua telapak tangannya mengarah padaku sambil membungkuk hormat.
"Kami akan pastikan anda berdua tida kecewa. Tuan Bang juga meminta untuk tidak dipublikasikan walaupun nama anda sangat berharga bagi kelangsungan bisnis kami." Wanita itu tersenyum sebelum meminum tehnya.
"Anda bisa minta ijin agensi jika ingin memasang foto saya di majalah yang anda miliki." Jawab SeokJin.
Kupingku sepertinya baik-baik saja namun aku heran, bridal punya majalah sendiri? Itu sesuatu yang baru untuk ku. Jika dia menyebut buletin masih bisa masuk akal tapi ini adalah majalah?
Jika penjahit lain harus mengukur berdasarkan model baju yang dipilih oleh klien, mereka tidak. Mereka mengukur semuanya seperti sedang mempertimbangkan semua kemungkinan.
"Kami akan meninggalkan beberapa katalog juga majalah kami, tolong hubungi kami segera jika anda sudah memilih modelnya." Lalu mereka semua pamit.
"Oppa!" Telunjuku masih mengarah kearah pintu.
"Eoh."
"Daebak! Kalian mendatangkan desainer terkenal itu di rumah kita?" Mulutku tak berhenti memuji.
"Dia adalah konsultan fashion agensi kami, aku tak terkejut. Hanya orang yang mengirimnya kesini yang membuatku heran." Seloroh SeokJin.
"Jadi agensi benar-benar memberi ijin kita menikah?" Aku lebih excited.
"Mereka mengijinkan namun aku tetap harus memprioritaskan grup selama masih dalam kontrak. Minggu depan aku harus ke LA untuk proyek pribadiku."
"Proyek pribadi?" Aku bingung.
"Kami diberi istirahat dari kegiatan grup untuk proyek pribadi, album, mini album, solo, pemotretan, seperti itulah."
"Kalian disband?"
"Bukan sayang, belom berakhir kontrak kami." Kekehannya terdengar seperti biasanya.
Tangannya merengkuhku masuk dalam dekapnya.
"Oktober kami akan free konser di Busan, RUN BTS juga sudah mulai syuting. Kami masih grup, kami hanya rehat dari semua jadwal padat sebagai grup. Kami juga butuh hidup sebagai pribadi, keluarga. Lagian aku juga harus persiapan untuk menikah dan membuat Ryu bahagia."
SeokJin menciumiku lama. Dia bahkan sudah menindih badanku di sofa ruang tamu. Kedua tanganku ditahannya di atas kepala membuatku pasrah dengan keinginannya. Bibirnya telah sampai di ceruk leherku.
"Oppa, tunggu. Dimana Ryu? Mengapa rumah ini sepi?"
SeokJin berhenti. Melihat kiri dan kanan kemudian meninggalkan ku sendirian telentang di atas sofa. Tak berapa lama SeokJin kembali sambil tersenyum.
"Dimana?" Tanyaku.
"Tidur dikamar memeluk boneka RJ-nya." Senyum SeokJin mengulas.
Dia melepaskan kaosnya, meletakkannya di sofa kemudian menggendongku masuk kamar. Tangannya cekatan melucuti semua pakaian ku tanpa ada sisa. Lalu pakaiannya pun dia tanggalkan.
Tubuhnya menempel di atas tubuhku dengan bibir kami menyatu lagi. Lengan kirinya menopang tubuh supaya memberi ruang baginya mencumbu. Tangan kanannya telah berada di atas dadaku. Ujung dadaku diputarnya lembut membuatku makin membusungkan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Story of RJ
Fanfictionsekuel kedua dari Sabitah the bright star 5 tahun kemudian.... "Mom. apa aku bisa bertemu dengan BTS?"