Y.

32 4 1
                                    

Berita tentang Bangtan yang menjadi wakil negara menghadiri sidang PBB dan bernyanyi di sana menjadi berita utama seluruh dunia. Bahkan hal itu sempat dibahas di kelas Ryu.

"Kita semua harus bangga karena kakak-kakak Bangtan kita telah mengharumkan nama negara di dunia. Mereka telah mewakili negara bicara di sudah besar. Apa kalian bangga dengan prestasi mereka?" Tanya guru didepan kelas.

"Nde!" Jawab serempak murid-murid.

Ryu menatap teman-temannya satu per satu. Mulutnya dia tutup rapat-rapat dengan tangan karena keinginannya untuk bicara sudah tak bisa dia bendung. Ryu ingat kalimat SeokJin bahwa dia belum bisa bilang tentang siapa ayahnya.

Ditempat lainnya...
Hyeoni menelpon Song Kang yang masih di rumah bersiap untuk menuju kantor pusat di Seoul. Keduanya seperti tak terpisahkan. Song Kang berpamitan kemarin bahwa dia akan melaporkan perkembangan dan mengutarakan idenya pada owner yang kini sedang merangkap menjadi GM hotel pusat Seoul.

Seperti pada umumnya pasangan yang dimabuk asmara, Hyeoni juga merasakan rindu yang sama dengan yang dirasakan oleh Song Kang. Ternyata, ayah Song Kang berdiri di depan kamar putranya sejak tadi dan mendengar suara canda sang putra.

Pak Lee senior termangu ditempat duduknya. Beliau menyadari sesuatu, bahwa sebuah kesalahan telah dia buat. Pak Lee secepat yang dia bisa bergegas menuju sebuah alamat diantar supirnya.

Wajah pak Lee tegang tak terkira saat duduk dihadapan sepasang suami istri. Beliau sedang menyusun kalimat yang bahkan permukaannya tak bisa dia pikirkan sama sekali.

"Pak Lee, apa yang membuat anda datang sepagi ini?" Tanya ibu SeokJin.

"Apakah jika saya mengatakan ingin ikut sarapan bapak dan ibu Kim akan percaya?"

Ayah dan ibu SeokJin saling menatap kemudian tertawa hambar.

"Tentu saja, anda bisa bergabung dengan kami pak Lee." Ayah SeokJin menjawab.

"Nyonya, maafkan saya. Informasi yang saya berikan ternyata sebuah kesalahan besar." Ucap pak Lee tertunduk.

"Maksud pak Lee?" Ayah SeokJin menatap istrinya juga pak Lee bergantian.

"Berapa hari yang lalu, saya pernah mendatangi Ark dan meminta kejelasan tentang hubungannya dengan anak saya. Sebagai ayah saya tak ingin putra satu-satunya yang saya miliki kecewa karena menunggu." Helaan nafas pak Lee membuat ayah SeokJin duduk tegang menunggu.

"Kemudian saya degan gegabah memberitahu nyonya Kim tentang niatan Kang untuk melamar seseorang yang saya kira adalah Ark." Pak Lee menepuk lututnya dengan tertunduk.

"Semua salah saya. Kekacauan ini saya yang membuat." Ucap pak Lee lagi.

"Maksud anda? Saya makin tak mengerti." Ayah SeokJin menatap istrinya.

"Kemarin aku datang ke hotel dan melihat putra pak Lee makan malam bersama Ark dan Ryu. Aku begitu marah dengan berita yang pak Lee sampaikan jadi aku...." Ibu SeokJin juga tertunduk menyesal.

"Aigoo, kau tak percaya pada putramu sendiri? Bahkan kita sudah pernah menanyakannya secara langsung pada SeokJin. Kau masih tak percaya pada Ark?" Ayah SeokJin menahan geram pada istrinya.

"Bukan begitu tuan Kim, hanya saja saya yang membawa kabar salah ini. Ternyata sekarang Kang sedang menjalin hubungan dengan wanita lain yang saya belum ketahui, namun saya yakin itu bukan Ark. Aigoo, saya lega dan bahagia. Ternyata dia bisa punya dunianya sekalipun tidak bersama Ark dan Ryu."

"Benarkah? Omo! Saya ikut bahagia pak Lee. Anda bilang Kang sudah meminta ijin untuk melamar kekasihnya bukan? Wuahh, sebentar lagi Anda akan berpesta pak Lee." Ibu SeokJin berbinar-binar lega turut bahagia.

The Secret Story of RJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang