Aku berdiri gelisah didalam ruang kerja sambil menggenggam ponsel. Sejak tadi ku hubungi Song Kang namun dia tak merespon. Hanya ingin menjelaskan dan meluruskan yang bengkok diantara kami.
Hari ini adalah hari terakhir Bangtan berada di hotel untuk syuting. Kami mengadakan makan siang fare well di roof top seperti biasanya. Ryu juga ikut makan siang seperti permintaan Bangtan. Ryu bahkan sudah melupakan Song Kang.
Gelak tawa juga percakapan demi percakapan yang kebanyakan adalah pujian untuk staf hotel terdengar sejak tadi. Mereka memberi apresiasi atas pelayanan hotel.
"Ryu, jika rindu kau bisa memberi tahu Hyung. Nanti Hyung akan mengirim seseorang untuk menjemput mu." Taehyung yang memang sahabat anak kecil mengelus kepala Ryu.
"Benarkah Hyung?"
"Iya, Hyung serius tapi jika kami sedang libur." Wajahnya tak kalah polos dengan yang sedang diajak bicara olehnya.
Ryu tertawa kecil mendengar syarat tambahan itu.
"Samchon, jangan lupakan janji mu." Ryu melihat kearah Suga.
"Ara, jika kau mengunjungi kami, aku akan mengajarimu piano. Tapi panggil aku Hyung juga. Aku masih muda." Suga protes pada anak umur 5 tahun yang terlihat sedang berpikir keras.
"Wuah Hyung kau membuat Ryu bingung." Jhope terkekeh-kekeh.
"Jimin-ie Hyung bilang samchon tua seperti appa."
Jawaban polos Ryu membuat SeokJin hampir tersedak serta membuat semua orang tertawa mendengar interaksi keduanya.
"Baiklah jika begitu, bagaimanapun juga aku memang hampir sama seperti appa mu." Suga yang tak ingin berdebat dengan anak kecil mengalah sambil mengangguk-angguk.
"Suga -ssi, maaf." Ucapku lirih.
"Aku maklum karena aku kenal siapa ayahnya." Bisiknya yang turut didengar SeokJin.
"Wuahhh, kau jangan mengacau Yoongi-aa." SeokJin tersenyum malu.
"Bagaimana dengan Song Kang? Kau sudah bisa menghubunginya?" Tanya SeokJin masih berbisik.
"Oppa tau?"
"Tebakanku benar kan? Tentu saja, kau akan berusaha menjelaskan bukan soal kita." Ucapnya kemudian melirik sekitar.
"Maaf."
Aku berdiri mengambil makanan lain di buffet hanya untuk sekedar menghindar. Semua mata Bangtan mengarah padaku kemudian pada SeokJin. Lagi-lagi aku menghancurkan hati seseorang dan mungkin kali ini juga hati teman-temannya.
Bangtan pulang, aku kembali bekerja dan Ryu bersama pengasuhnya. Hidupku berubah karena aku sendiri. Segala yang tertata dulu, semua usaha untuk berdiri sendiri tanpa SeokJin akhirnya kandas.
Ku pandangi Bangtan yang satu persatu menaiki minivan dengan Blitz bertebaran juga teriakan fans yang menunggu diluar. SeokJin pergi sambil melambaikan tangan pada kami. Dia benar-benar pergi meninggalkan pekerjaan rumah untukku.
Sementara itu di Busan.....
Song Kang masih sibuk dengan banyak kemungkinan dalam benaknya. Bercak merah itu jelas dia lihat, pernyataan yang dilontarkan wanita itu tentu saja tak benar. Itu adalah kali pertamanya melakukan hubungan dengan pria. Jadi dia pasti berbohong jika dia biasa melakukan hal bodoh ketika mabuk.Siapa wanita itu? Bagaimana dia bisa masuk ke sana? Kemana harus dia mencari wanita itu? Song Kang penuh rasa penyesalan. Dia bahkan lupa jika dirinya juga punya masalah di Seoul.
Song Kang meninggalkan kantornya lagi dengan tergesa-gesa. Keputusannya bulat untuk menemukan wanita yang telah dirusaknya ketika mabuk. Song Kang bertanya pada bartender di bar itu dan sekarang dia mengerti apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Story of RJ
Fanfictionsekuel kedua dari Sabitah the bright star 5 tahun kemudian.... "Mom. apa aku bisa bertemu dengan BTS?"