CHAPTER 37-Hubungan Baru

1.6K 75 24
                                    

Cinta buta itu memang benar adanya. Banyak orang memilih bertahan setelah disakiti bahkan hingga bertubi-tubi.



Hening. Bibir Airell mendadak keluh seraya memandang Arsen dengan tatapan sulit diartikan. Seperkian detik setelahnya, barulah Airell mengeluarkan suara.

"Are you drunk, Sen?"

"Of course not, gue serius."

Airell melepas pegangan tangan Arsen pada wajahnya.

"Gak usah bercanda sama gue. Kalo kemarin-kemarin mungkin ajakan lo ini bakal langsung gue terima tanpa pikir panjang, tapi sekarang? Setelah semua yang udah lo lakuin ke gue, I think, it is impossible."

Airell hendak berlalu dari hadapan Arsen. Namun, langkahnya terhenti ketika seruan Arsen berhasil membuat tubuhnya bergetar tak karuan.

"Gue bener-bener suka sama lo!"

Airell diam di tempat berusaha mendengarkan lebih lanjut ucapan Arsen.

"Maaf, gue baru ungkapkan ini semua sama lo sekarang. Gue tau, kesalahan yang gue buat sama lo emang gak bisa ditoleransi. Tapi malam ini, gue memberanikan diri buat mengungkapkan perasaan gue ke lo. Gue, suka sama lo."

Butuh beberapa menit untuk Airell bisa mengembalikan kontrol dirinya. Tidak dapat dipungkiri, pengakuan Arsen barusan sukses membuat hatinya berguncang. Dirasa sudah lebih menguasai diri, Airell berbalik menghadap Arsen.

"Why? Why are you change your attitude to me? If you wanna play with my feeling, good joob. You did it."

"Gue nggak punya hak untuk memaksa lo buat percaya sama omongan gue. But, this is a truth."

Airell menatap kedua mata Arsen, mencoba mencari kebohongan di sana. Gagal, karena hanya tatapan Arsen satu-satunya yang tidak bisa Airell mengerti sampai detik ini.

"Terus, apa mau lo?"

"Be my girlfriend, of course if  you want it."

Airell menarik nafas panjang. Tak sadar, kedua jari-jarinya terlipat membentuk kepalan kuat. Jika kalian mengerti posisi Airell sekarang, apa yang akan kalian lakukan? Dilema, perasaan bercampur aduk, berperang antara hati dan pikirannya sendiri. Trust me, it is so hard to her.

Arsen tampak tenang ketika menunggu jawaban Airell. Wajah datarnya bahkan tidak hilang.

Sekali lagi, Airell menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan.

"Arsen.."

Raut datar Arsen surut seiring tampaknya lengkungan bibir pada wajah pria itu. Kedua tangan Arsen terulur membalas pelukan gadis di hadapannya.

"Terimakasih, terimakasih sudah kasih gue kesempatan."

Airell membenamkan wajahnya dalam dada lebar Arsen. Mengeratkan pelukannya pada kedua tangan memeluk di bawah sela pundak.

"Gue yakin sama keputusan gue sekarang. Airell, ini yang lo mau dari dulu. Mendapatkan Arsen," batin Airell sepenuhnya.

***

"Eh, Airell kok lama banget ya ke toiletnya?"

"Lagi cari angin kali," sahut Carissa membalas kebingungan Sharon.

Namun, ketika mata Freya melihat pemandangan tak terduga di depannya, kedua matanya melebar. Freya menyikut Carissa di sampingnya.

"Apa sih, Frey?"

Carissa yang tak mengerti dengan tatapan terkejut Freya langsung mencari tau. Benar saja, kedua matanya pun hampir keluar dari tempatnya seperti Freya.

HI ANTAGONIST!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang