CHAPTER 17-My First Kiss!

2.3K 108 9
                                    

Airell menatap kedua mata Tristan, posisi tangannya menempel tepat di dada bidang Tristan. Dengan senyum licik yang mulai terpatri di wajahnya, jari-jari Airell kini mulai menari di sana. Meraba dada bidang Tristan dengan tatapan nakalnya.

"Gini?" ejek Airell tak lupa dengan seringaian yang melekat dibibirnya.

Detik berikutnya, Airell mendorong tubuh Tristan menggunakan kedua tangan yang semula menyentuh dada bidang itu.

"Done. See? Gue nggak pernah takut sama apapun, apalagi-"

Ucapan Airell terpotong ketika Tristan menarik lengannya lalu kembali menabrak tubuh bagian yang masih shirtless. Airell kembali dikejutkan dengan Tristan yang tiba-tiba menarik kepalanya, hingga wajahnya kini berjarak sangat dekat dengan wajah Tristan.

Tristan tersenyum, menatap Airell jahil,"Apa lo juga ngga takut dengan ini?"

Airell menelan ludah dengan susah payah. Jantungnya bergemuruh hebat saat ini, tangannya menggantung di depan dada Tristan.

Mata Airell seperti akan keluar dari tempatnya, Tristan menciumnya! Bibir mereka bertemu, Airell bisa merasakan bibirnya penuh karena bibir pria itu. Tristan sempat menatap mata Airell, bibirnya tersungging di sela ciumannya.

Tristan mulai menggerakkan bibirnya, melumat bibir ranum Airell dengan lembut. Tubuh Airell kaku saat ini, dia bisa merasakan bibir Tristan yang bergerak di atas bibirnya.

Setelah kesadarannya kembali, Airell mendorong kasar tubuh Tristan sehingga ciuman mereka pun terlepas.

Plak

Plak

Airell melayangkan tamparan pada pipi Tristan sebanyak dua kali. Dia tidak menyangka, bibirnya yang belum pernah tersentuh siapapun kini--

"Lo brengsek!" Airell memukuli dada Tristan brutal dengan tangannya.

Tristan hanya diam saat menerima reaksi Airell. Awalnya dia pun terkejut dengan tamparan yang Ia terima, bahkan sebanyak dua kali. Belum sampai disitu, Airell kembali memukuli tubuhnya dengan ganas.

Tristan mencengkram kedua tangan Airell yang semula memukulinya,"Lo gila?"

Airell hendak melepaskan cengkraman tangan Tristan dari tangannya, namun cekalan itu begitu kuat.

"Lo yang gila, brengsek! Lo, lo cium gue! Siapa lo bisa seenaknya cium gue! Lo brengsek!" Airell meronta di cekalan Tristan.

Tristan menyatukan kedua tangan Airell di atas kepalanya hingga berada pada satu cekalan tangan Tristan yang lebar.

"Reaksi lo berlebihan. Lo kaya baru pertama kali dicium cowo aja. Atau jangan-jangan, bener?" selidik Tristan.

Airell yang masih dikuasai emosi mempertahankan tatapan tajamnya,"Kalo ini yang pertama buat gue kenapa? Lo mau ngejek gue lagi? Lo licik, Tristan. Lo bikin gue selalu tertantang, dan sialnya gue ngikutin permainan lo. Gue benci sama lo!" teriak Airell pada kata terakhirnya.

Tristan mulai melemahkan cekalannya pada tangan Airell. Airell langsung menghempaskan tangan Tristan lalu bergegas menjauh. Tristan melihat tatapan kecewa yang sempat dilayangkan Airell sebelum menaiki daratan. Tristan segera bangkit dari dalam air lalu memakai kembali bajunya.

Airell meninggalkan Tristan di sana, dia berlari sejauh mungkin untuk menghindar dari Tristan. Bahkan tidak memperdulikan setengah badannya yang masih basah. Setelah berhasil keluar dari hutan yang dipenuhi pepohonan sepanjang jalan, Airell mengambil ponselnya bergegas menghubungi seseorang.

"Airell!" Tristan terlambat. Mobil yang membawa Airell sudah lebih dulu meninggalkan kawasan hutan.

Tristan memilih kembali melajukan motornya, mengabaikan sedikit rasa bersalahnya sementara.

HI ANTAGONIST!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang