CHAPTER 19-PENOLAKAN

1.8K 110 4
                                    

Absen dikomentar dong, siapa aja nih yang masih nungguin Airell?

Airell sedang mendengarkan ketiga temannya yang masih asik bercengkrama. Freya duduk di atas meja, Airell duduk di kursi bersebelahan dengan Sharon, lalu Carissa berdiri heboh saat menceritakan hal yang membuat mereka semua tertawa. Walaupun Carissa kaku jika di hadapan orang lain, namun tidak dengan teman-temannya.

"Rell." Airell menatap malas pada orang yang menyapanya.

Tristan berjalan mendekati Airell, namun suara Airell lebih dulu menghentikannya.

"Stop. Jangan deket-deket gue," peringat Airell tajam.

Tristan menghiraukan. Dia tetap menghampiri Airell, menerobos ketiga teman Airell yang menatapnya bingung.

"Kita harus bicara,"

"Ngga ada yang perlu diomongin antara lo sama gue. Kita ngga sedeket itu," cemooh Airell.

Tristan menarik tangan Airell agar berdiri mengikutinya,"Gue perlu bicara!"

Airell meronta dalam tarikan tangan Tristan. Apa-apaan lelaki di depannya ini, seenaknya sendiri memaksa dirinya.

"Tristan ada hubungan apa sama Airell?" lontar Sharon ketika Airell sudah dibawa keluar.

Freya menatap tajam ke arah luar, pasti ada yang tidak beres.

"Lepasin gue!"

Tristan menulikan pendengarannya. Airell kalah tenaga, Tristan jauh lebih kuat darinya. Kebetulan ada Liam yang baru saja keluar dari arah gudang.

"Liam!"

Liam menoleh, matanya menajam mendapati Airell sedang bersama Tristan.

"Tristan, lepasin gue!"

Belum sempat Tristan menarik lebih jauh tangan Airell, ada yang lebih dulu merebut tangan Airell darinya.

"Apa-apaan lo mau bawa adik gue?"

"Bukan urusan lo." Bogeman mentah melayang di wajah Tristan.

Airell disembunyikan pada belakang tubuh Liam. Tristan sempat terhuyung karena pukulan tiba-tiba yang dilayangkan Liam.

"Jauhin adik gue. Jangan pernah deketin dia lagi," hardik Liam.

Tristan terkekeh sambil menyeka sudut bibirnya,"Gue ngga ada urusan sama lo. Gue cuma mau ngomong berdua sama Airell, jadi jangan ikut campur,"

Liam balik terkekeh, dia menggenggam sebelah tangan Airell,"Jangan ikut campur? Jelas gue ikut campur, karena Airell adik gue!" Suara Liam mulai meninggi.

Airell menahan lengan Liam yang hendak maju meninju Tristan,"Udah, ngga usah diurusin."

Airell menarik pergelangan tangan Liam agar pergi dari sana, suara Liam kembali menghentikan langkahnya.

"Gue butuh ngomong sama lo!"

Airell menghiraukan ucapan Tristan dengan kembali melanjutkan langkahnya bersama Liam. Tristan menjambak kasar rambutnya.

"Sial!"

Liam mengantar Airell hingga depan ruang kelasnya. Sebelum Airell masuk, Liam sempat mengacak puncak kepala Airell.

"Belajar yang bener. Kalo si brengsek itu gangguin lo lagi, bilang sama gue."

Airell mengangguk,"Gue ngga bisa ngehindar dari dia karena kita sekelas. Tapi gue berusaha buat ngga ngeladenin dia, simpel," balas Airell.

"Pinter. Nanti pulangnya sama siapa? Bastian?"

Satu alis Airell terangkat,"Bastian? Ngapain gue pulang sama dia?"

HI ANTAGONIST!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang