CHAPTER 10-Mi Amor Cafe

1.6K 99 4
                                    


"Makasih udah anterin gue pulang dengan selamat," ucap Airell setelah turun dari motor pria itu.

"You're welcome. Semoga setelah ini kita bisa ketemu lagi," sambil mengerlingkan sebelah matanya.

Airell menatap jengah," Gue masuk dulu, bye,"

Tristan hampir menjalankan motornya, namun ia baru teringat sesuatu,"Kenapa gue ngga tanya siapa namanya?"

"Dari mana saja kamu, Airell?" panggil Haidar ketika melihat Airell yang baru pulang di jam makan malam.

"Kesasar," ujar Airell seadanya. Baru saja dia akan menaiki tangga, tapi suara Papanya memaksa dia berhenti.

"Kamu ditanya orang tua tuh jawabnya yang bener!"

Airell membalikkan badannya,"Emang penting buat Papa?"

"Sayang, sini duduk. Kita makan dulu," ucap Meyrose berusaha menengahi diantara anak dan suaminya itu.

"Kamu semakin tidak tau aturan ya?Jam segini baru pulang, mau jadi apa kamu?"hardik Haidar.

Airell sangat lelah untuk berdebat dengan Papanya saat ini, namun Papanya seakan memancing emosi Airell.

"Papa kalo gak tau, ngga perlu nuduh aku!"

"Papa." Suara berat itu mengalihkan perhatian ke dua orang yang tengah saling menatap sengit.

"Liam," panggil Meyrose.

Liam mendekat ke arah dimana Haidar dan Airell berdiri. Dia merangkul bahu adiknya,"Biar Liam yang urus Airell, nanti Liam sama Airell nyusul ke bawah,"

Haidar merubah ekspresi yang tadinya mengetat menahan amarah sekarang kembali datar.

"Urus adikmu itu. Kepala Papa rasanya mau pecah karena menghadapi Airell,"

Setelah Liam membawa Airell menuju ke lantai atas, Meyrose memeluk bahu suaminya,"Sudahlah Pa, jangan marah-marah terus. Nanti Papa cepet tua gimana?"

Haidar tersenyum kepada istrinya.

"Mungkin aku akan menjadi tua mendadak karena mengurus Airell,"

Di dalam kamar Airell, Liam menatap lurus wajah sang adik. Yang ditatap hanya diam dengan wajah masih menahan emosi.

"Kenapa lo baru pulang?"

Airell mendengkus,"Gue hampir di rampok,"

Liam yang mendengar itu terbelalak, dia duduk di ranjang mendekati adiknya,"Kok lo ngga telfon gue!"

"HP gue mati kak, gue ngga bisa ngehubungin siapapun. Taxi yang gue naikin tiba-tiba mogok jadi gue jalan kaki, mau cari taxi lain malah kesasar ketemu berandalan itu,"

Liam memegang tangan Airell,"Kenapa ngga minta anter gue?"

"Gue tau lo lagi sibuk kan sama tugas Osis lo? Gue ngga tega aja ngerepotin lo terus,"

Liam menatap Airell lembut,"Jangan sungkan buat minta ke gue. Gue ini kakak lo, tanggung jawab gue buat ngelindungin lo,"

"Makasih kak, lo udah cukup berarti buat gue," balas Airell sambil tersenyum."Walaupun kadang gue benci saat lo belain Alice di depan gue," batin Airell.

***

Airell selesai membersihkan tubuhnya, dia mengecek ponselnya yang sedang tercharger. Banyak notifikasi dari grup dirinya dan ketiga temannya.

Pretty gurl

Freya:
Malem ini jadi keluar kan guys?

Carissa:
Ngikut gue

HI ANTAGONIST!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang