CHAPTER 2-Arsenio

3.5K 193 13
                                    

Bianca dan Airell sontak melepaskan pegangan pada rambut satu sama lain. Dengan rambut acak-acakan mereka melihat ke arah lelaki itu.

"Apa-apaan lo masuk ke kelas gue?Bikin keributan lagi,"

"Bianca yang cari gara-gara sama gue,"

"Bohong Ar! Dia duluan yang tiba-tiba nyerang aku, iyakan Zi?"

"Iya Ar, Airell duluan yang narik rambut Bianca!"

"Temen lo yang ganjen itu yang bikin gara-gara sama gue!"

"Ada apa nih woy!" Datanglah ke empat lelaki lainnya. Mereka adalah Agam,Bastian,Ian dan Edwin.

"Ada apa Sel?" tanya lelaki bernama Agam.Pasalnya mereka jengah menunggu kedua orang yang katanya ingin ke toilet itu. Tapi malah menemukan mereka disini.

"Tanya aja sendiri sama orangnya," jawab lelaki bernama Ansel.

"Gue bakal laporin kalian ke BK." Arsen meninggalkan ruang kelas yang dipenuhi manusia itu menuju ke ruang BK.

"Ini semua gara-gara lo Bitch!"

"Sadar diri dong. Yang BITCH kan lo,"

"Rese lo ya!" Saat Bianca hendak menarik rambut Airell, Agam buru-buru menarik tubuh Bianca.

"Eh mau ngapain lagi lo Bi! Istighfar Bi, istighfar.Tarik nafas, terus jangan lupa dibuang,"

"Brisik lo!" Bianca melepaskan diri dari Agam.

Dari arah luar ruang kelas datanglah Mrs.Yeji.

"Airell dan Bianca ikut saya ke ruang Konseling sekarang juga."

Airell dan Bianca buru-buru berjalan mengikuti Mrs.Yeji menuju ruang Konseling. Sesampainya disana mereka di dudukkan saling bersebelahan.

"Kalian ini apa-apaan sih? Beraninya bikin onar di sekolah!"

"Kamu juga Bianca! Kamu itu anak kelas 12 harus memberikan contoh yang baik buat adik kelas kamu. Bukan malah bertindak memalukan seperti sekarang."

"Tapi Mrs, disini Airell yang salah duluan. Dia tiba-tiba narik rambut saya," ucap Bianca membela diri.

"Bianca yang bikin masalah dulu sama saya Mrs! Dia melanggar privasi saya!"

"Jadi lo mau gue tunjukin sekalian privasi lo disini Rell?" Bianca tersenyum licik.

Airell mengepalkan tangannya menahan emosi,"Jangan kurangajar lo!"

"DIAM! Sekarang ceritakan, masalah apa yang membuat kalian bertengkar,"

Bianca langsung merubah posisinya berpura-pura serius,"Jadi gini Mrs, tiga hari yang lalu saya melihat Airell dan temannya berada di sebuah Club malam. Karena saya ingin menegakkan keadilan jadi saya mengambil gambarnya lalu berniat melaporkan ke guru BK agar Airell bisa ditangani. Saya sebagai temannya hanya ingin Airell tidak mengulangi kesalahan yang sama loh Mrs," ucap Bianca dengan muka sedihnya. Lebih tepatnya berakting.

"Lalu sedang apa kamu disana saat itu? Apakah kamu juga berada di sana untuk melakukan hal tidak baik seperti yang kamu tuduhkan kepada Airell?"

Bianca seketika panik,"Bukan begitu Mrs, saya kebetulan hanya menjemput teman saya. Iya menjemput teman saya,"jawab Bianca kikuk.

"Bagaimana Airell? Apa yang dibilang Bianca benar?"

Airell hanya diam sambil terus mengepalkan kedua tangannya hingga kuku jarinya memutih. Bianca semakin tersenyum melihat Airell hanya bungkam.

"Saya masih punya fotonya Mrs,"
Bianca mengambil ponsel di sakunya lalu menunjukan gambar dimana Airell sedang tertidur dengan kedua tangan yang dilipat sebagai bantal di atas meja Bar. Mrs Yeji yang melihat bukti itu langsung mengarahkan pandangannya kepada Airell.

"Ini kamu Airell?"

Airell mengangkat wajahnya sembari mengangguk. Mrs Yeji langsung memberikan panggilan kepada Orangtua Airell untuk datang besok ke Sekolah.

"Kalian bisa kembali ke kelas sekarang."

•••
"Lo liat ngga tadi gimana ganasnya Airell. Ngeri bro,"

"Gue juga ngeri sumpah Gam sama Airell, mungkin kalo adu jotos bareng gue bisa kali ya," ucap Ian ngawur.

Bastian terkekeh,"Jangan gitu sob, gitu-gitu juga kan pacar Arsen," Agam,Ian,Edwin ikut mentertawakan ucapan Bastian.

"Jangan asal ngomong lo. Mana mau gue punya pacar modelan dia,"

"Yaelah sante kali Sen,"
Arsen tak mendengarkan ocehan teman-teman nya lagi. Dia memilih menyumpal telinganya dengan earphone yang ia bawa.

Diperjalanan menuju kelasnya Airell melihat gerombolan Arsen yang sedang duduk di depan kelas. Airell melangkahkan kaki mendekati mereka.

"Arsen," Yang dipanggil sedang menutup mata sambil mendengarkan musik di earphone.

"Arsenio!"

"Arsen lagi ngga mau diganggu," sahut Ian yang berada di sebelah Arsen.

Menghiraukan ucapan Ian, Airell mendekat lalu mencabut earphone yang menempel di telinga Arsen. Arsen yang merasa terganggu membuka matanya melihat kearah si pelaku.

"Ngapain si lo?"

"Gara-gara lo ngelaporin gue ke BK, gue jadi kena imbasnya!"

"Resiko yang udah seharusnya lo tanggung." Saat hendak memasang kembali earphone nya, Airell kembali merebut lalu melempar earphone itu ke lantai.

"Kenapa si lo ngga pernah belain gue?Kenapa Sen!"

Arsen yang jengah dengan sikap Airell, lantas berdiri.

"Lo, bukan orang penting yang harus gue bela," ucap Arsen dengan nada dinginnya.

"Lo, milik gue Arsen. Udah sepantesnya lo bela gue," balas Airell dengan penekanan disetiap katanya.

Setelah mengatakan itu Airell pergi meninggalkan Arsen. Sebelum itu dia kembali berbalik ke arah Arsen yang masih diam dengan wajah datarnya,"Gue ngga peduli walaupun lo selalu nolak gue,tapi lo emang punya gue dari awal."

Saat Airell sudah menjauh, Bastian membuka suaranya sambil menatap kearah dimana Arsen berdiri.

"Makin lama gue liat Airell, gue makin nyangka kalo dia itu kaya psyco,"

"Sayang banget padahal Airell cantik," gerutu Edwin.

"Cantikan Sharon lah," sahut Ian.

Ansel menoleh ke arah Edwin,"Percuma cantik, kalo jahat."
Dalam diam mereka menyetujui ucapan Ansel,Agam dan Ian menganggukkan kepalanya membenarkan.

"Dalam diam mereka menyetujui ucapan Ansel,Agam dan Ian menganggukkan kepalanya membenarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsenio Abraham

HI ANTAGONIST!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang