CHAPTER 34 - Dalam Dekapan

1.5K 99 5
                                    

Malam itu, Liam langsung memberikan bogeman mentah pada wajah Tristan. Airell menahan Liam dengan susah payah agar Liam berhenti memukuli Tristan. Buntu, dia tidak mungkin memisahkan kedua pria itu sendiri.

"Aw!" Airell sengaja menjatuhkan tubuhnya sendiri sampai kakinya terbentur lantai.

Sontak membuat Liam dan Tristan menghentikan perkelahian mereka.

"Rell! Lo ngga papa?" tanya Liam cemas mendekati Airell.

Tristan ikut bergerak mendekati Airell bersamaan dengan Liam. Liam melayangkan tatapan tajam pada Tristan.

"Pulang sana lo. Biar gue yang urusin Airell sendiri," usir Liam terang-terangan.

"Gak bisa gitu dong. Airell jadi tanggung jawab gue juga," protes Tristan tak mau kalah.

Airell menatap kedua lelaki di sebelahnya jengah. Dia berteriak melerai keduanya.

"Berhenti gak! Sampe kalian berantem lagi, gue nggak akan mau ngomong sama lo, dan lo!" tunjuk Airell tepat di depan Liam juga Tristan.

"Tristan, lebih baik lo pulang sekarang. Filmnya juga udah selesai. Sana pulang."

"Lo udah nggak papa?"

"Gue baik-baik aja."

Tristan membelai puncak kepala Airell sejenak. Menunjukkan senyum manisnya pada Airell.

"Gue pulang dulu. Bye, calon pacar."

Liam mengumpati kepergian Tristan dari kamar Airell.

"Dasar cowo sinting."

Airell terkekeh kecil melihat Kakaknya mengumpat. Dia mengalungkan lengannya pada leher Liam di saat Liam mulai mengangkat tubuhnya.

"Jangan marah-marah. Nanti cepet tua kaya Papa."

Liam merengut tak suka sambil meletakkan Airell di atas kasur. Mencubit kedua pipi Airell hingga sang empu mengaduh kesakitan.

"Awas aja sampe kaya gitu lagi sama cowo apalagi Tristan. Gue kurung lo di kamar."

"Sakit, Liam!"

***
Luka di kaki Airell berangsur-angsur membaik. Airell sudah bisa jalan dengan lancar sekarang. Perban di kaki juga sudah dilepas. Airell mulai mengendarai mobilnya lagi pagi ini.

"Airell!"

Keluar dari mobil, Airell berpapasan dengan Carissa di parkiran. Kebetulan Carissa baru saja berangkat seperti dirinya.

"Lo udah bisa jalan lagi?"

Airell terkekeh,"Lo kira gue lumpuh? Gue cuma luka biasa, Ris."

Carissa menggandeng lengan Airell sembari berjalan memasuki koridor sekolah. Saat melewati lapangan, Airell menemukan Tristan sedang bermain basket dengan David dan beberapa teman kelasnya. Sejenak Airell menghentikan langkahnya.

"Lo liatin siapa?"

Pandangan Carissa mengikuti arah pandang Airell. Carissa menatap Airell sambil menyipitkan kedua matanya.

"Lo.. ngeliatin si Tristan?"

"Hah? Engga, gue ngeliatin temen-temen kelas," elak Airell.

"Boong. Sejak kapan lo mau repot-repot ngeliatin anak cowok kelas kita?"

"Rell! Sini!" Seruan Tristan mengalihkan mereka.

Airell menoleh meminta persetujuan Carissa. "Samperin ngga ya?"

"Samperin aja. Ayo, gue temenin!"

Carissa menarik tangan Airell memasuki lapangan. Tristan tersenyum menghampiri Airell.

HI ANTAGONIST!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang