14. Naik Sepeda

2.4K 303 50
                                    

Rassya menatap seorang perempuan yang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit lewat kaca besar. Ia mengembuskan napasnya dan berjalan menghampiri sang Papa. Dia duduk di samping Fajar yang sedang memejamkan matanya.

"Kondisi dia, gimana Pa?" tanya Rassya

"Belum ada perkembangan. Dokter bilang, kalo dua minggu ke depan kondisi dia sama sekali gak ada perkembangan, mereka akan mencabut semua alat bantu yang ada di badannya," jawab Fajar

Rassya mengepalkan tangannya kuat kuat. Hatinya sakit mendengar pernyataan sang Papa. Rassya harus berbuat sesuatu supaya dia cepat bangun.

Fajar menoleh dan menepuk bahu putranya, "Kita berdoa aja. Semoga ada keajaiban."

Rassya mengangguk.

"Pulang sanah. Udah malem. Istri kamu pasti nungguin," kata Fajar

Rassya mendengus, "Istri Papa juga nungguin di rumah," balasnya

Fajar terkekeh, "Papa udah ngasih tahu mama kamu. Udah sanah pulang. Istirahat."

"Papa juga. Jangan lupa istirahat," kata Rassya seraya bangkit. Cowok itu mengambil tangan Fajar dan membawanya untuk di cium.
"Rassya pulang. Assalamualaikum."

"Waalaikum salam. Hati hati."

🦖🦖🦖

"Assalamualaikum," ucap Rassya membuka pintu rumah. Di tangan cowok itu ada dua kantong plastik berisi makanan.

"Waalaikum salam," balas Ria yang sedang menonton tv di ruang tengah.

"Mama mana?" tanya Rassya

"Di kamarnya,"

Rassya mengangguk, ia meletakkan satu kantong plastik di atas meja kecil.
"Somay,"

Mendengar itu Ria langsung mengambil kantong plastik itu dan membukanya.
"Wih! Abang tahu aja kalo Ria suka ini. Ini somay yang di depan sekolah Ria kan?"

"Hm. Abang ke kamar dulu,"

"Eh! Bentar! Itu apaan?" tunjuk Ria ke kantong plastik yang masih ada di tangan Rassya.

"Somay"

"Buat?"

"Aqeela,"

Ria tersenyum sendiri menatap abangnya, "Ciee.. perhatian banget sih. Abang udah suka yah sama kak Qeel. Hayo ngaku..!"

"Sok tahu"

Ria tertawa, "Tapi kak Qeel udah tidur. Mending somaynya buat Ria aja. Mau Ria kasih ke Indro, hehe.."

"Bener?"

"Ck! Iyalah! Buat apa Ria boong," balas Ria kesal.

Rassya terkekeh, ia meletakkan plastik itu di meja dan berlalu menuju kamarnya.

Sesampainya di depan pintu kamar, Rassya membuka pintu itu perlahan. Lampu kamar sudah mati, itu berarti yang di katakan Ria benar. Aqeela sudah tidur. Tapi tumben sekali perempuan itu tidur cepet. Padahal ini baru jam delapan malam.

Rassya melepas jaket nya dan melemparkan asal ke sofa, ia juga mencopot sepatunya dan berjalan ke arah ranjang dimana istrinya tengah tertidur nyenyak.

Rassya menaiki ranjang dan ikut bergabung dengan Aqeela. Dia menyangga kepalanya dengan tangan dan menghadap Aqeela. Menatap wajah perempuan itu dalam dalam. Tanganya bergerak mengelus pipi Aqeela. Ada desiran aneh di hatinya, jantungnya selalu berdegup kencang ketika kulitnya bersentuhan dengan kulit Aqeela.

Married With Kakel (Syaqeel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang