62. Merelakan dia (END)

2.6K 204 36
                                    

"Ck, pake macet lagi. Gak tahu apa kalo gue buru-buru mau nge-date sama ayang Windi," gerutunya memukul stir mobil dengan keras.

Dia rela mengundur meeting dengan klien ayahnya yang dari Amerika demi berkencan dengan Windi-- pacarnya. Tapi sekarang, dia malah terjebak macet.

Nando menurunkan kaca mobilnya ketika melihat seorang pria paruh baya berlarian dari arah berlawanan, "pak!" panggilnya

Pria paruh baya itu berhenti dan bertanya kepada Nando dengan napas ngos-ngosan, "ada apa ya mas?"

"Di depan ada apa? Kok macet."

"Itu mas, ada kecelakaan. Korbannya ibu hamil sama supir taksi. Ini saya mau bantuin ambulans yang kena macet di belakang, supaya bisa bawa korban ke rumah sakit. Saya permisi ya mas." Bapak bapak itu langsung berlari kembali.

Sontak saja Nando langsung mengingat adiknya-- Aqeela. Perasaannya pun menjadi resah dan gelisah. Dia mengambil hpnya dan menelpon Aqeela. Panggilan pertama, gagal. Aqeela tidak mengangkat panggilan nya. Panggilan kedua, hp Aqeela langsung tidak aktif.

"Sial, Lo kemana sih Aqeela.. Abang takut, dek.."

Nando pun beralih ke nomer Rassya, dia menghubungi suami Aqeela itu. Panggilan pertama tidak di angkat, ketika panggilan kedua akhirnya Rassya mengangkatnya juga.

"Aqeela ada sama Lo?" tanyanya to the poin.

"Gak ada. Tadi dia kekantor gue, abis itu pulang."

"Dia naik apa?"

"Taksi,"

Mendengar jawaban Rassya, Nando tidak bisa berpikir positif. Dia langsung mematikan sambungan telepon nya dan keluar dari mobil. Dia berlari menuju ke tempat kejadian. Nando menerobos kerumunan yang mengerubungi sebuah taksi yang sudah hancur tak terbentuk.

Di sekeliling taksi itu sudah di pasang garis polisi dan ada beberapa polisi yang berjaga di setiap sudut. Nando berusaha melewati garis itu tapi salah satu polisi menahannya.

"Pak, saya mau liat lebih deket,"

"Untuk yang tidak berkepentingan di larang masuk mas," ucap polisi itu

"Tapi saya mau mastiin kalo itu bukan adik saya," tegas Nando berusaha menerobos polisi itu.

"Maaf mas-"

Dengan sekuat tenaga Nando mendorong polisi itu dan menyelinap lewat bawah garis polisi. Matanya langsung menyorot pintu taksi yang terbuka dengan keadaan hampir copot dari tempatnya.

Nando terdiam dengan rasa sesak menyeruak di dada. Genangan air mata itu sudah siap meluncur jikalau Nando mengedipkan matanya. Nando tidak salah lihat, adiknya yang tengah hamil berada di sanah dengan darah yang terus mengucur di sekujur tubuh mungilnya.

Nando ingin berteriak sekencang kencangnya, ia ingin mengeluarkan rasa sesak di dadanya tapi tidak bisa karena tenggorokannya terasa tercekat. Dan air mata yang selama ini ia tahan supaya tidak jatuh, akhirnya memilih terjatuh. Tubuh lelaki itu merosot ke bawah, "Aqeela... Adik abang..."


🦖🦖🦖

Rassya berlarian di koridor rumah sakit dengan perasaan takut, resah, dan khawatir. Sewaktu sedang meeting dengan klien nya, Rassya mendapatkan kabar dari abang iparnya kalau Aqeela mengalami kecelakaan. Detik itu juga, dia langsung pergi dari kantor nya meninggalkan kliennya.

Sesampainya di depan ruang IGD dia melihat Nando terduduk di kursi tunggu dengan mata terpejam.

"Bang.."

Married With Kakel (Syaqeel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang