Aqeela berdiri di depan pintu kamarnya dan Rassya. Tangan nya memegang knop pintu berniat untuk mendorong pintu, tapi ia urungkan lagi. Sudah berkali kali ia melakukan itu. Aqeela ingin keluar dari kamar, tapi ia malu. Ia belum cukup dekat dengan keluarga ini.
Sekarang, di badannya sudah melekat seragam sekolah nya. Serta tas yang sudah tersampir di bahunya. Hari ini ia memutuskan untuk berangkat sekolah.
"Oke... Gue mau sekolah. Tapi.. gimana keluar nya? G-gue malu.. Aakkhh! Gimana nih!" Aqeela menggigit kukunya sendiri.
Aqeela memundurkan langkahnya ketika pintu kamar itu ada yang mendorong nya.
Rassya yang baru masuk ke dalam kamar nya menatap Aqeela yang terdiam di belakang pintu. Ia kesinih hanya untuk mengambil hpnya yang ketinggalan.
Rassya menatap Aqeela dari atas sampe bawah, membuat Aqeela kikuk.
"Lo mau sekolah?" tanya Rassya
"I-iyalah,"
"Oh," Rassya berjalan mengambil hpnya yang tertinggal di atas meja belajar lalu keluar kamar.
Sebelum itu, ia sempat berhenti di depan Aqeela.
"Kalo mau berangkat, cepetan! Gue tunggu di bawah!" Setelah itu Rassya kembali melanjutkan langkahnya.Aqeela mengembuskan napas lega, dengan keberanian nya ia memutuskan untuk keluar kamar. Di setiap langkahnya, ia hanya menundukkan kepalanya.
Sesampainya di lantai satu, Aqeela menoleh ke ruang makan dimana disana kedua orangtua Rassya, Rassya dan Ria berada.
Aqeela tersenyum canggung, ia menggaruk rambutnya yang tiba tiba gatal.
Rinai tersenyum melihat menantunya, ia berdiri menghampiri Aqeela.
"Kamu mau sekolah?" tanya Rinai menatap Aqeela dari atas sampe bawah.
"I-iya Tan,"
"Panggilnya jangan Tante donk, Mama. Sama kayak Rassya dan Ria,"
"I-iya Ma,"
Rinai tersenyum, "Yaudah ayo kamu sarapan dulu yah."
Rinai menuntun Aqeela ke meja makan. Aqeela duduk di samping Ria, berhadapan dengan Rassya.
"Kak Qeel mau makan apa? Biar Ria ambilin," kata Ria
"Roti aja."
Ria mengambilkan roti yang sudah di beri selai coklat. Ia meletakkan di atas piring Aqeela.
"Selamat makan kak Qeel,"Aqeela tersenyum, "Makasih,"
"Aqeela!"
Aqeela yang sedang mengunyah menghentikan kunyahannya, ia menatap Fajar- Papa Rassya.
"I-iya Om?"Fajar tersenyum, "Panggil nya Papa ya. Sekarang kan Papa udah jadi Papa kamu."
"Ah, i-iya Pa."
"Kamu jangan sungkan sungkan ya. Kalo mau apa apa bilang aja. Jangan malu malu, sekarang ini juga rumah kamu," kata Fajar
Aqeela membalasnya dengan senyuman.
"Kamu berangkat bareng Rassya?" tanya Rinai
"Iya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Kakel (Syaqeel)
De Todo🌱 Jangan lupa follow dulu sebelum baca ya! 🌱Jangan jadi pembaca gelap! 🌱 Hargai karya author! 🌱 Jangan hujat, namanya juga penulis amatiran. Maklumin aja kalo ada salah. Atau kasih nasehat. Di jual oleh orangtuanya sendiri. Rasanya Aqeela ingin...