58. Mr. Protective

1.3K 195 51
                                    

Aqeela hanya bisa mengurut pelipisnya menggunakan satu tangan nya yang terbebas dari infus. Telinganya terasa panas karena Rassya terus mengoceh dan tidak mau diam. Suaminya itu terus berceloteh seraya berjalan mondar-mandir di depan brankar nya.

Sedangkan, teman teman mereka sudah pulang semua. Karena Rassya mengusirnya dengan alasan, Aqeela harus banyak istirahat. Rassya juga sudah menghubungi keluarga mereka, mungkin beberapa menit lagi keluarga mereka datang.

"Sekarang dengerkan apa kata dokter? Kandungan kamu lemah, Aqeela. Itu berarti, mulai sekarang kamu gak boleh ngelakuin hal-hal yang berat. Apalagi loncat-loncat kayak tadi. Dan kamu juga harus makan, makanan yang sehat!"

"Nanti aku bakal, minta sama dokter Savana buat bikinin jadwal makan ibu hamil. Masalah kuliah, kamu bakal ambil cuti buat beberapa bulan ke depan. Sampai baby kita lahir."

Rassya yang capek karena terus berceloteh, mengambil satu botol air mineral yang ia beli di kantin tadi dan meminumnya seraya duduk di sofa.

"Aqeela? Kamu denger omongan aku kan?" tanya Rassya yang melihat Aqeela memejamkan mata.

Aqeela membuka matanya, tadi cewek itu hanya memejamkan matanya sejenak.
"Iya.. aku denger. Tapi buat masalah kuliah, aku gak mau mas! Kandungan aku masih kecil, dan-"

"Ya justru karena masih kecil, sayang.. kandungan kamu itu lemah. Aku gak mau kamu sama baby kenapa-napa." sela Rassya berdiri dan menghampiri Aqeela.

"Ck, mas.. ya masa aku gak kuliah sih? Aku kan-"

"Kamu bisa lanjut kuliah kalo baby kita udah besar. Nurut sama aku ya.." Rassya kembali menyela, tangannya mengelus elus rambut istrinya yang tergerai itu.

"Demi kebaikan kamu," lanjutnya

Aqeela mengembuskan napasnya dan mengangguk pasrah.

"Papa duluan yang masuk!"

"Enggak! Ria sama Indro dulu!"

"Apa-apaan?! Gak! Saya ayahnya Aqeela, saya yang masuk duluan!"

"No!! Lika duluan! Lika kemb-"

"Gak! Mama duluan!"

"Yang tua ngalah donk sama yang muda!"

"Kebalik! Yang muda harusnya ngalah sama yang tua!!"

"Penganggu," desis Rassya menatap tajam pintu ruang rawat Aqeela. Ia sudah menduga, keributan di luar pasti ulah keluarga nya.

"Mas?"

Rassya menatap Aqeela dan mengelus rambut cewek itu, "bentar yah." Rassya segera membuka pintu dengan sedikit kasar-- membuat beberapa orang di depan ruang rawat Aqeela yang sedang ribut itu-- berhenti ribut dan menatap kearahnya.

"Sadar tempat, ini rumah sakit."

Melihat ada cela, Ria dan Indro saling tatap lalu mengangguk. Kemudian mereka langsung menyerobot masuk kedalam ruangan--menabrak Rassya yang berdiri di depan pintu. Diikuti yang lain, membuat Rassya harus terhuyung ke belakang dan berakhir terjatuh terduduk di lantai rumah sakit.

"Anj*r," gumamnya menahan sakit di area pantat nya.

"Aqeela sayang kamu gak kenapa-napa kan?"

"Qeela.. mana yang sakit?"

"Anak ayah, kamu kok bisa masuk rumah sakit?"

"Kak Qeel, Ria pijitin ya,"

"Indro juga ikut mijitin ya kak Qeel,"

"Kamu kayak gini pasti karena suami kamu yang gak becus itu ya?"

"Apa kata Abang, mending kamu cerai aja sama Rassya. Dia gak bisa jagain kamu. Nanti Abang cariin lagi yang baru,"

Married With Kakel (Syaqeel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang