28. Rapuh

2.2K 302 87
                                    

Perempuan itu menyusuri jalanan yang sepi dengan langkah kaki pelan. Kedua tangannya memeluk dirinya sendiri. Langit malam yang tadinya cerah dengan bintang bintang bertebaran berubah menjadi mendung.

Hujan mulai turun, yang tadinya hanya gerimis sekarang berubah menjadi hujan deras.

Hujan itu mengguyur tubuh Aqeela, dan detik itu juga tangis Aqeela kembali pecah.

Takdir nya begitu menyakitkan. Dia hanya di jadikan pemeran pengganti. Hatinya seperti mainan, dengan seenaknya Rassya dan kedua orangtuanya memainkan hatinya.

Tangis itu di gantikan dengan tawa yang terdengar hambar. Aqeela tertawa dengan air mata yang terus mengalir.
"Lucu banget sih takdir gue. Hahaha, kalau ada perlombaan takdir yang terlucu, pasti gue pemenangnya," ucapnya

"Hati gue di mainin sama banyak orang, gue di bohongin sama mereka, gue gak tahu orangtua kandung gue gimana, dari kecil gue selalu disiksa sama orangtua angkat gue,"

"Dan sekarang, giliran gue ngerasain kebahagiaan. Ngerasain gimana di sayang sama orang terdekat, kenapa mereka malah nyembunyiin hal besar kayak gini dari gue?!"

Aqeela terus melangkahkan kakinya tanpa arah. Dia tidak tahu harus kemana. Setelah mengatakan hal tadi, Aqeela memilih pergi dari sanah. Tadi dia sempat mendengar Rassya yang berteriak memanggilnya. Seperti nya cowok itu akan mengejarnya, tapi tiba tiba Rinai berteriak mengatakan kalau Alika pingsan.

Dan setelah itu, Aqeela tidak tahu apa yang terjadi.

Tinn!!! Tinnn!!!

Klakson mobil terdengar membuat langkah Aqeela berhenti. Matanya menyilau ketika cahaya dari lampu mobil itu menyorot nya.

Perempuan dengan pakaian celana jeans panjang dan hoodie hitam yang kebesaran itu keluar dari mobil dengan payung yang melindungi tubuhnya dari hujan.

"Aqeela!"

Perempuan itu segera melindungi tubuh Aqeela yang basah kuyup dengan payungnya.
"OMG!! Lo kenapa bisa basah kuyup gini Qeel? Lo juga kenapa keluar sendirian gini? Kak Rassya mana?" cerocos Ratu. Ya, Ratu.

Aqeela tak menjawab dia segera memeluk tubuh Ratu membuat hoodie Ratu ikutan basah.

"Qeel-"

"Hiks.. hiks.. sakit Rat. Sakit banget," ucap Aqeela

"Lo kenapa? Apanya yang sakit? Kalo gitu kita ke rumah sakit aja yah," balas Ratu

"Bukan fisik gue yang sakit, Ratu. Tapi hati gue. Hiks.. Rat.. kenapa kenapa mereka mainin hati gue? Mereka gak mikirin perasaan gue apa? Ratu.. g-gue gak kuat. Gak kuat Ratu.."

Ratu benci ini. Ia benci ketika matanya memanas mendengar perkataan Aqeela. Walaupun Ratu belum tahu masalah apa yang sedang Aqeela hadapi, tapi hatinya ikut sakit.

"Aqeela?" panggil Ratu dengan bibir bergetar.

"Kita ke rumah gue yuk. Tenangin diri Lo disanah," sambungnya

"I-iya," balas Aqeela.

🦖🦖🦖

"Hey?"

Ratu menepuk pelan pundak Aqeela. Aqeela yang sedang memandangi air hujan lewat jendela segera menoleh ke Ratu.

"Nih, susu hangat buat Lo. Biar tubuh Lo anget," kata Ratu membawakan susu hangat di atas nampan.

"Makasih," ucap Aqeela di balas anggukan oleh Ratu.

Sekarang, Aqeela sudah berganti pakaian menjadi piyama bergambar dua bocah kembar. Piyama itu milik Ratu, ia meminjamnya.

Married With Kakel (Syaqeel) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang