Sandrina duduk termenung di ruang keluarga rumahnya. Bersama kedua abangnya yang sedang bermain PS dan duduk lesehan di bawah. Perempuan itu tengah memikirkan apa yang sudah ia lakukan kepada Aqeela dan Rassya.
"Kak," panggil Sandrina pelan.
"Hm?"
"Aku.. aku ngerasa bersalah sama mereka," ucap nya menunduk dengan kedua tangan saling bertautan.
Zacky mengehentikan aktivitas nya, ia meletakkan begitu saja stik PS dan beralih duduk di samping Sandrina. Akhir-akhir ini juga, ia merasakan hal yang sama seperti Sandrina. Bahkan, ia sampai bermimpi buruk karena hal itu.
"Gue juga," balas Zacky
"Gak seharusnya kita lakuin ini. Gue sadar, ini semua udah takdir. Alvina dan Anaya pergi karena takdir, bukan karena Rassya sama Aqeela," sambungnya.
Gerrald melempar kasar stik PS nya dan mengambil duduk di sebelah Sandrina, "terus? Kalian mau minta maaf gitu sama mereka? Inget San, gara gara Rassya, Anaya pergi. Coba aja kalo waktu itu Anaya gak nungguin Rassya di taman, pasti Anaya masih hidup sekarang. Dan, Lo pasti gak ngerasain di tekan sama Bunda sama Ayah," ucapnya berusaha menghasut Sandrina kembali.
"Lo juga bang, gak inget gimana Aqeela dorong Alvina? Cewek yang Lo suka?"
"Stop Rald! Jangan hasut gue sama Sandrina lagi! Gue udah tahu, bukan Aqeela yang dorong Alvina, tapi Alvina sendiri yang jatuhin dirinya," ucap Zacky.
"Ini juga salah gue! Gak seharusnya gue nerima dare itu! Kalo aja gue gak nerima, pasti sekarang gue udah bahagia sama Alvina." sambungnya
Semuanya berawal dari sebuah dare sialan yang Zacky dapatkan dari temannya. Teman nya meminta Zacky, untuk menembak Aqeela di tengah lapangan. Padahal yang Zacky sukai itu Alvina-- sahabat Aqeela dulu. Tapi karena dirinya tidak mau di sebut pengecut oleh temannya, oleh karena itu Zacky menerima tantangan dari teman nya itu.
"Lo kak. Lo sama geng Lo itu, kenapa musuhan sama Rassya dan gengnya?" tanya Sandrina.
"Gue benci dia dari SMP," jawab Gerrald. Ia mulai membenci Rassya dari SMP. Ia merasa iri karena Rassya selalu di puji oleh guru semasa SMP nya. Rassya juga selalu memenangkan perlombaan, sedangkan dirinya, ia selalu gagal dan gagal. Padahal Gerrald sudah mengerahkan seluruh kemampuan nya untuk mengalahkan Rassya.
"Rald, kita harus minta maaf." ucap Zacky
"Aku setuju sama kak Zacky. Gimanapun, Aqeela itu sahabat aku dari dulu. Dia yang selalu ada buat aku," balas Sandrina
"Tapi gue gak mau!" tolak Gerrald. Rasa iri dan benci itu terus ada di hati Gerrald.
"Lo masih punya hati nurani, Rald. Gue tahu Lo baik, jadi.. ayo kita minta maaf sama mereka." Zacky terus berusaha membujuk Gerrald.
Gerrald mendengus, tak di pungkiri di dalam hatinya ia juga merasa bersalah. Ia ingin meminta maaf, tapi rasa gengsinya itu terlalu besar.
BRAK!!
"GERRALD!!! DIMANA LO!! KELUAR LO!!"
Ketiga saudara itu terkejut mendengar suara keras dari depan. Sontak mereka segera berdiri dan menoleh ke arah masuk ruang keluarga.
Seorang lelaki datang dengan wajah memerah, diikuti dengan lelaki lain di belakangnya. Tanpa aba aba, ia langsung memukul Gerrald tanpa ampun.
"Kak Gerrald!!" seru Sandrina terkejut
"Lo sama saudara Lo, bener bener kurang ajar Rald!! Apa yang kalian lakuin itu bener bener kelewatan!!" seru lelaki lain yang berdiri tanpa mau mencegah perkelahian itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Kakel (Syaqeel)
Acak🌱 Jangan lupa follow dulu sebelum baca ya! 🌱Jangan jadi pembaca gelap! 🌱 Hargai karya author! 🌱 Jangan hujat, namanya juga penulis amatiran. Maklumin aja kalo ada salah. Atau kasih nasehat. Di jual oleh orangtuanya sendiri. Rasanya Aqeela ingin...