"Mama!!" panggil Retha menghampiri Lina yang sedang menikmati puding di ruang keluarga seraya menonton tv.
"Apa?" tanya Lina
"Maksud Mama apa?!" Retha menatap tajam Mamanya. Dia marah kepada Mamanya karena Lina yang mengancam Aqeela. Dia tahu itu semua, dari Rassya. Tadi cowok itu menghubungi nya dan meminta nya untuk datang ke rumah sakit tempat Aqeela di rawat.
"Apaan sih! Kamu ngomong apa?!"
"Tadi siang Mama ngapain nyamperin Aqeela? Pake ngancem dia lagi! Maksud Mama apa?! Aku kan udah bilang, aku bakalan batalin pertunangan ini! Aku gak mau nikah sama Rassya Ma!! Dia itu udah punya istri, Mama!! Mama mikir gak sih?!! Aku gak mungkin jadi pelakor Ma!!" seru Retha marah kepada Lina. Membuat Lina bangkit dari duduknya dan menatap tajam anaknya.
Plak!
Satu tamparan melayang ke pipi Retha hingga wajah Retha menoleh ke samping. Dia menatap Mamanya dengan tidak percaya, "mau Mama apa sih?! Apa yang buat Mama maksa aku gini?! Harta? Iya? Mama mau harta?! Ma!! Mama gila harta banget sih!! Mama gak mikirin perasaan aku?!"
"Kamu ngomong apa Retha? Mama lakuin ini demi kebaikan kamu?!! Kalo kamu nikah sama dia-"
"AKU GAK BUTUH HARTA MAMA!!!" sela Retha membentak Lina. Dia tahu Lina akan berbicara tentang harta dan harta. Di pikiran Mamanya ini hanya ada harta saja. Lina tidak pernah memikirkan tentang perasaan nya.
"Aku bakal batalin pertunangan ini!" tegas Retha. Ia berbalik badan dan pergi untuk menemui Rassya di rumah sakit. Sebelum itu, ia mengambil sling bag nya yang tergeletak di lengan sofa.
🦖🦖🦖
"Permisi," Seorang perawat masuk ke dalam ruang rawat Aqeela dengan membawakan nampan besi berisi makan malam Aqeela.
"Ini makan malamnya, mbak. Silahkan dinikmati." Kemudian perawat itu keluar dari sanah setelah Aqeela mengucapkan terimakasih.
"Gue suapin yah," Rassya berniat mengambil satu piring berisi nasi, capcay, dan tempe. Tapi, ia keduluan oleh Aqeela yang langsung mengambil piring itu.
"Qeel-"
"Aku bisa makan sendiri," sela Aqeela tanpa menoleh ke Rassya. Cewek itu mulai memakan makan malamnya.
Setelah kejadian tadi sore, Aqeela mendiaminya. Ketika Rassya bertanya pun, Aqeela tidak menjawabnya. Dia malah memiringkan tubuhnya membelakangi Rassya. Hal itu membuat Rassya hampir frustasi. Sungguh, di diami oleh Aqeela itu sangat tidak nyaman. Rassya tidak suka itu.
"Kata dokter, besok Lo udah boleh pulang," ucap Rassya memberitahu.
"Tahu. Besok aku pulang ke rumah Ayah," balas Aqeela cuek. Dia sudah memberitahu Ayahnya untuk menjemputnya besok.
"Kenapa gak pulang ke rumah kita?" tanya Rassya
"Bentar lagi kita cerai kalo kamu lupa," jawab Aqeela
Rassya mengembuskan napasnya gusar, ia meraih tangan kiri Aqeela yang sedang memegang pinggiran piring yang di letakkan di atas paha Aqeela. Ia menggenggam tangan itu, "Lo serius? Bener bener gak ada kesempatan buat gue Qeel? Gue lakuin itu demi perusahaan Papa. Gue gak mau bikin Papa nanggung semuanya gara gara gue. Papa ngerintis perusahaan itu dari nol Qeel. Mana mungkin gue biarin gitu aja, waktu Mama nya Retha ngancem kalo dia bakal sebarin fitnah tentang keluarga gue. Itu bisa berdampak buruk buat perusahaan Papa gue, Aqeela."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Kakel (Syaqeel)
Разное🌱 Jangan lupa follow dulu sebelum baca ya! 🌱Jangan jadi pembaca gelap! 🌱 Hargai karya author! 🌱 Jangan hujat, namanya juga penulis amatiran. Maklumin aja kalo ada salah. Atau kasih nasehat. Di jual oleh orangtuanya sendiri. Rasanya Aqeela ingin...