Magh Kronis

3.3K 91 7
                                    

Berkali kali Kenan melihat ponselnya namun tak ada tanda tanda kabar dari sang istri. Ken semakin cemas kala pesannya tak dibalas dan juga panggilan teleponnya tak diangkat. Biasanya sang istri selalu mengabarinya meski ia sedang sibuk.

"Kamu kemana sih Ki... kenapa tidak memberiku kabar"

"Tenang Ken mungkin istrimu sedang sibuk... hari ini kan hari pertamanya ospek..." ucap Ken menenangkan dirinya sendiri.

Drrrttt Drttttt

Ken langsung menyambar ponselnya ketika melihat nama Kia terpampang dilayar ponsel yang membuatnya tersenyum dan langsung menggulirkan tombol hijau untuk menjawabnya.

“Halo Kak...ini tasya teman Kia dikampus. Kia pingsan Kak…dia………”ucap seseorang yang bernama tasya dari sebrang sana.

“Oke baik saya segera kesana kalian dimana?” Ucap Ken panik.

“sudah ada diapartemen kak...cuma saya...” bip suara telpon yang langsung Ken putus saking Khawatirnya.

Ken berlari keluar ruangan segera menuju ke lift khusus untuk pergi ke lantai basmen parkiran mengabaikan pertanyaan Satya.

Ken mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan kota menuju apartemennya. Pikiran Ken terus terfokus pada Kia, Ia takut sesuatu terjadi padanya. Ken terus melajukan mobilnya memasuki pelataran parkir apartemennya.

Dengan langkah yang tergesa Ken menuju unit apatemennya, sesampainya di kamar terlihat seorang gadis remaja duduk dengan setia menunggui sang istri  sebelum ia berpamitan pulang pada Ken.

"Kakak sudah datang ya... kalau begitu saya permisi pulang kak... " ucap Tasya sopan.

"terimakasih sudah mengantarkan Kia pulang dan menemaninya"

"ahh tak apa Kak... mbak Kia kan atasan saya jadi saya wajib membantunya..,"

"atasan? maksud kamu? "

"Saya bekerja di kafe milik mbak Kia paruh waktu kak... kalau begitu saya pamit... " ucap Tasya berlalu pergi.

"Kafe? atasan? apa maksudnya? ah sudahlah itu tidak penting" ucap Kenan lirih.

Ken bergerak mendekati ranjang melihat istrinya tergolek diranjang tidak berdaya dengan raut wajahnya pucat membuatnya bertambah khawatir. Tanpa berfikir panjang Ken langsung menggendong Kia ke mobil dan membawanya ke rumah sakit.

“Kia...sayang kamu bertahan ya kita ke rumah sakit sekarang” ucap Ken sembari mendekap Kia dan mengecup kening sang istri

“pak Man jalannya tolong agak cepat ya..saya takut Kia kenapa kenapa” pinta Ken yang dibalas anggukan oleh Pak Man.

“Sayang maafin aku udah lalai jagain kamu” ucap Ken yang sontak membuat pak Man tersenyum melihat kehawatiran Ken pada Kia.

Sesampainya dirumah sakit Kia langsung diperiksa dan dianjurkan untuk dirawat inap oleh dokter mengingat kondisi Kia yang lemah.

“Bagaimana keadaan istri saya dok?” tanya Ken khawatir.

“istri bapak sakit magh kronis pak kondisinya sangat lemah saat ini dan harus dirawat inap agar mendapat penangan yang baik. Jika setelah siuman beliau masih muntah atau merasa sakit teremas pada perutnya tolong segera panggil dokter. Untuk makannya tolong diperhatikan terlebih dahulu pak untuk saat ini beliau hanya bisa memakan bubur atau makanan yang halus dulu pak” jelas sang dokter.

“baik dok terimakasih” ucap Ken.

Ken membelai wajah cantik istrinya yang biasanya ceria kini tengah terbaring lemah sungguh Ken sedih melihat keadaannya. Hampir 5 jam Ken menunggu Kia namun ia belum juga siuman membuat Ken bertambah khawatir. Ken  menggenggam jemari Kia erat mengusap lembut pipi sang istri berharap segera bangun namun usahanya tidak sia sia. Ken melihat jari jemari yang ia  genggam mulai bergerak dan mata Kia yang semula terpejam sedikit demi sedikit mulai terbuka.

“Kia... Apa yang kamu rasain? Mana yang sakit?” tanya Ken khawatir yang dibalas gelengan oleh Kia.

“Mas...Kia haus” ucap Kia lirih.

“ini Ki minumnya” ucap Ken sembari menyodorkan segelas air putih.

“makasih Mas” ucap Kia sembari menyodorkan gelasnya.

Ken menarik Kia kedalam pelukannya menghujani kecupan pada pucuk kepala Kia saking bahagianya melihat sang istri telah siuman.

"Mas mengapa aku harus dirawat segala...? aku cuma kelelahan... mungkin karena aktifitasku terlalu padat " Protes Kia sembari mengerucutkan bibirnya.

"Dokter menyarankan untuk rawat inap karena kondisimu yang lemah Ki... "

"Apa sebegitu sibuknya kamu sampai lupa makan dan lupa pesan pesan yang ku berikan kemarin?" tanya Ken dengan tatapan tajam.

"dan satu lagi apa yang tidak aku tahu tentangmu Ki... coba ceritakan padaku..." ucap Ken dengan nada satu oktaf lebih tinggi.

Kia menunduk mendapat tatapan tajam dan rentetan pertanyaan dari Ken. Tubuh Kia gemetar begitu mendengar nada tinggi yang Ken lontarkan.

"Maaf mas... maaf sudah bikin mas Ken repot... " ucap Kia sembari menitikan air mata.

Sementara Ken mengacak rambutnya frustasi karena melihat sang istri menangis akibat dirinya yang tak bisa mengontrol emosi. Ken melihat Kia kembali berbaring memunggungi Ken dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya. Ken bisa mendengar jelas isak tangis sang istri begitu memilukan hati dibalik selimut. Ken menghela nafas dalam mencoba meredam segala emosi dihatinya, Ia segera menarik selimut dan membalikkan tubuh Kia kemudian ia peluk erat sembari mengusap usap punghung sang istri.

"Maafin Mas sayang.... mas gak bisa kontrol emosi... sssst jangan menangis lagi ya" bisik Ken sembari mencium pucuk kepala Kia.

"Maafin Kia juga mas... Kia salah... Kia gak dengerin pesan pesan mas buat Kia" ucap Kia disela isakannya.

"sudah sudah... tak apa yang penting jangan diulang lagi ya... jangan buat mas khawatir seperti ini Ki... mas sayang banget sama kamu" ucap Ken yang Kia balas dengan anggukan.

"sekarang kamu jelasin sama mas masalah Kafe... mas belum tahu soal itu..." ucap Ken melembut.

"Soal itu maaf jika Kia belum cerita sama mas... Kia gak ada niatan buat nyembunyiin pekerjaan Kia dari mas, Kia hanya belum punya keberanian saja buat cerita... berhubung mas sudah tahu mau gak mau Kia bakal ceritain semuanya tentang Kia..."

Kia menghela nafas dalam sebelum ia bercerita sebenarnya kepada Ken, Ia bercerita jika ia membangun bisnis bisnisnya jauh sebelum ia mengenal Ken... ia juga bilang kalau ia membangun bisnis bisnis itu dari hasil gajinya sebagai penulis. Ken tersenyum bangga mendengar cerita dari istrinya bagaimana tidak seorang gadis muda seusia Kia yang biasanya lagi seneng senengnya menghambur hamburkan uang malah justru sudah memiliki usaha dan kehidupan yang mapan.

"mama sama papa sudah tau? " tanya Ken penasaran.

"awalnya gak ada yang tahu mas sampai pada akhirnya mama curiga karena Kia gak pernah pakai kartu kredit dan juga uang dari atm yang mama kasih buat Kia... mama cari tahu semuanya jadi Kia ketahuan gitu deh mas..."

"aku bangga sama kamu sayang... enggak salah kalau mami bilang aku beruntung miliki kamu Ki" ucap Ken sembari mencium pipi Kia yang membuat sang empunya tersipu malu.

Selang beberapa menit kemudian kedua orang tua Kia datang dengan wajah panik disusul kemudian orang tua Ken yang datang membawa beberapa paperbag makanan dan juga baju ganti yang Ken minta.

Mohon Bantuannya....
jangan lupa komentar... dan tambahin buku ini ke rak kalian thanks

Jodoh Pilihan Kakek (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang