Seorang pramugari memberikan sebuah pengumuman jika pesawat yang mereka tumpaki telah tiba di Bali. Ken menununtun sang istri untuk turun dari pesawat lantas mengambil koper lantas berjalan menuju lobby karena mobil yang ia sewa sudah datang. Satya memberi intrupsi kepada seorang pria untuk memasukkan koper koper ke dalam bagasi.
"Pak Made ya?" tanya Satya yang kemudian diangguki oleh seorang pria paruh baya.
"Saya Satya pak sekertaris pak Kenan dan ini pak Kenan boss saya" ucap Satya kemudian.
"Oh iya saya Made Tuan, mari silahkan masuk saya akan mengantar anda menuju hotel""Terimakasih pak"
Setelah memasukkan koper Pak Made lantas masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil menuju hottel, Satya duduk dikursi depan samping kemudi sementara Ken dan Kia duduk di kursi belakang.
"Sayang.... kamu mau mampir dulu atau pengen sesuatu tidak?" tanya Ken memastikan.
Kia menggeleng pelan lantas menyandarkan keplanya di dada sang suami. "Engga mas, aku ngantuk" ucap Kia lirih.
"Baiklah" jawab Ken sembari memeluk Kia. "Jalannya tolong dicepetin ya pak istri saya pengen segera sampe hotel"
"Baik tuan"
Sesuai intrupsi Pak Made menambah laju kecepatan mobil sehingga mereka sampai di hotel lebih cepat. Ken mengikuti langkah Satya yang saat ini sedang berada di depan resepsionis untuk meminta kunci kamar.
"Mbak mau ambil kunci atas nama Satya Pradana"
"Oh iya pak... untuk pemesanan dua kamar VIP ya? "
Satya mengangguk pelan lantas menerima dua buah kunci yang disodorkan kepadanya.
"Ini ya pak kuncinya... ada lagi yang bisa saya bantu?"
"Oh tidak ada mbak"
Satya membalikkan badan berjalan menghampiri Ken dan menyerahkan kunci kamarnya kepada Ken mereka lantas masuk ke dalam kamar hotel mereka masing masing.
"Bos ini kunci kamar lo sama Kia ya..."
"Oke..." Ken mengajak Kia menuju kamar mereka.
Pintu kamar berhasil Ken buka, ia mengajak sang istri masuk ke dalam. Mata Kia berbinar kala melihat melihat kamar hotel yang di dekorasi begitu apik, langkah Kia selanjutnya menuju teras. Ia benar benar takjub memdang pemandangan yang bagus dari atas balkon kamarnya.
"Mas ini indah sekali...." ucap Kia bahagia.
"Dan ini.... waow pemandangan yang sangat luar biasa.... bukan hanya bisa lihat pantai tapi aku bisa lihat sunset dari sini nanti" ucap Kia memandang lurus ke depan. "Terimakasih ya mas udah siapin ini semua buat aku" ucap Kia mengecup singkat pipi Ken.
"Apapun untuk mu sayang..." ucap Ken mengecup bibir Kia sangkat. "Mandi yuk sayang abis itu kita makan" ajak Ken kemudian.
Kia mengangguk antusias, lantas mengikuti langkah sang suami masuk ke dalam kamar mandi. Merek mandi bersama di bawah guyuran air. Selesai dengan urusan mandinya Ken mengajak sang istri menuju restoran hotel yang terletak di lantai atas.
"Mas lihat deh, pemandangannya bagus banget..." tunjuk Kia lurus kedepan.
Baru saja Kia dan Ken duduk untuk makan siang mereka namun terganggu oleh bunyi ponsel Ken yang terus saja berdering.
"Siapa sih mas telpon telpon terus?" tanya Kia penasaran.
"Bella sayang"
"Huuh dasar pengganggu" desis Kia kesal.
Ken mengabaikan telepon Bella kemudian melanjutkan makannya dengan santai, mereka menikmati makanan sembari melihat pemandangan hamparan lautan lepas.
"Indah ya mas?"
"Hemm, aku sengaja suruh Satya cari tempat yang viewnya bagus biar kamu seneng sayang"
"Wahh makasi ya mas.... aku seneng banget kok mas" ucap Kia sembari mengusap lembut punggung tangan Ken.
Masih dalam suasana romantis tiba tiba saja Bella datang dan bergabung. Kia geram memperhatikan Bella yang senang sekali menempel dengan Ken, Bella bahkan sengaja mencari alasan agar Ken terus berada di dekatnya.
"Aku gabung ya...." ucap Bella tak tahu malu.
"Kamu kenapa kesini sih Bell kan masih ada bangku yang kosong" tutur Ken kesal."Sorry Ken gue sebenarnya mau ngobrol sama kamu masalah ini" ucap Bella sembari menyodorkan sebuah berkas.
Ken meraih berkas tersebut lantas mengirim pesan kepada Satya untuk menuju ke restoran tempat Ken saat ini makan. Tak lama setelahnya Satya datang dan bergabung. Ken memberikan berkas yang Bella bawa kepada Satya.
"Sat tolong jelasin ke Bella soal berkas itu" Satya mengacungkan jempol lantas menjalankan intrupsi Ken.
Bukan Bella namanya jika tak melancarkan ide lainnya. Bella mulai berbicara panjang lebar tentang pekerjaan yang membat Kia tak tahan lagi.
"Mas kita ke kamar yuk? aku capek nih, lagian mulai bekerjanya besokkan? jadi lebih baik sekarang mas Ken dan kak Satya istirahat dulu aja" ucap Kia yang disetujui keduanya.
"Hemm bener apa yang dibilang Kia, sebaiknya kita istirahat saja dulu Boss"
"Baiklah... Bell sorry gue tinggal balik ke kamar duluan ya..." pamit Ken berlalu pergi.
'Sial..." umpat Bella kesal. NIatnya membuat kesal Kia dan membuat mereka berdua berpisah justru malah membuat Bella iri dan kesal.
Ken membuka pintu kamar hotelnya menggandeng sang istri masuk ke dalam lalu mengecup Kening sang istri mesra dan menggendongnya menuju ranjang. Sang empunya yang reflek pun hanya memekik lantas mengalungkan lengannya di leher sang suami.
"Kyaaa... mas kamu bikin aku kaget tau gak" ujar Kia cembetrut.
Ken meletakkan Kia di atas ranjang secara perlahan lantas mengecup bibir sang istri kemudian melumatnya dengan panas. Baru saja Ken hendak melucuti baju namun harus terhenti lantaran ada yang megetuk pintu kamarnya dari luar.
"Mas ada yang ketuk pintu tuh" ucap Kia menghentikan aktifitas Ken.
Ken mendengus kasar merapikan kembali pakaiannya lantas berjalan untuk membuka pintu. 'Jika itu Satya aku bersumpah akan memakinya' umpat Ken kesal.
Dengan perlahan Ken membuka handle pintu betapa terkejutnya ia melihat seorang pelayan hotel membawa sebuah box pizza, Ken mengernyitkan dahi heran. 'Siapa yang pesan pizza? bukankah Kia sedari tadi bersamanya' batin Ken heran.
"Selamat malam maaf mengganggu benarkah ini kamar bapak Ken?"
"Iya saya sendiri ada apa?"
"Saya hanya mengantar pesanan Pizza untuk bapak yang telah bapak pesan melalui ojek online"
"Hah? saya?" tanya Ken memastikan. "Mas tolong cek lagi benar tidak Kenan dan nomor kamarnya ini karena saya gak merasa memesan pizza mas"
Pelayan hotel tersebut lantas menyodorkan kertas struk pemesanan pizza dan di sana memang tertera namanya serta alamat yang dituju pun adalah kamarnya. Dan akhirnya Ken menerima pizza tersebut. Ia meletakkan pizza tersebut diatas meja lalu berjalan cepat menuju ranjang hendak menuntaskan aktifitasnya yang sempat tertunda.
"Siapa mas?"
"Pelayan hotel nganterin pizza sayang"
"Hah? pizza? kamu order pizza tadi?"
"Bukan aku Ki, entahlah aku juga bingung mungkin saja Satya yang orderin buat kita" jawab Ken enteng.
"Mana mungkin mas... kak Satya kan pamit ke club tadi"
"Iya ya.... siapa dong? ya sudah sih anggap saja rejeki buat junior"
"Hemm..."
Ken kembali melanjutkan aksinya ia kembali mencium sang istri dengan lembut, tangannya tidak tinggal diam. Ia menjamah bagian bagian favoritnya hingga membuat sang empunya melenguh menikmati. Permainan antar keduanya semakin panas mereka saling membagi dan memberi cumbuan hingga berakhir dalam sebuah penyatuan cinta.