Untuk yang Pertama

7.8K 149 1
                                    

Kia menerjap nerjapkan mata melirik kearah jam dinding lalu bergegas mencuci muka dan turun menuju dapur.

"Pagi sayang... Kamu kok sudah bangun sih" sapa mami yang sedang sibuk memasak.

"iya mi...Kia mau bantuin mami masak" ucap Kia lembut

"ya ampun sayang gak usah...kamu pasti capek kan sana temani saja Ken" ucap mami

"enggak kok mi...Kia gak capek lagian Kia pengen belajar jadi istri yang baik" jawab Kia dengan seulas senyuman.

"ya udah kalau gitu...sini bantuin mami nak" ucap mami sembari menunjuk ke arah sayuran yang akan dipotong.

Disinilah Kia sekarang tinggal di kediaman keluarga Akbar usai acara pernikahan selesai. Kia harus mulai membiasakan diri untuk beradaptasi dengan mami dan papi mertuanya sebelum nantinya Kia pindah rumah.

"udah beres semua...kamu mandi dulu gih sayang sambil bangunin Ken buat sarapan" ucap mama yang dibalas dengan anggukan oleh Kia.

Kia pun bergegas mandi, tak butuh waktu lama Kia sudah rapi dengan pakaian santainya. Ia pun mulai menyiapkan baju ganti sang suami dan air hangat sebelum membangunkannya.

"kak...bangun...mami nyuruh kita sarapan" ucap Kia lembut sembari menepuk nepuk bahu Kenan.

Tanpa menyahut Ken pun berjalan menuju kamar mandi Kia pun hanya bisa menghela nafas untuk lebih bersabar menghadapi sifat Ken yang acuh padanya. Sembari menunggu Ken selesai Kia berinisiatif membersihkan tempat tidur. Dan turun ke meja makan bersama agar mami papi tak curiga. Usai berpakaian Ken pun menuruni anak tangga yang diikuti oleh Kia dibelakangnya.

"eh pengantin baru...kok jalannya gitu sih...gandeng dong Ken istrinya" goda papi yang membuat wajah Kia memerah.

"Papi...jangan begitu lah...kasian dia malu nanti"
"ayo sini nak makan..." ucap mami lembut sembari menunjuk kursi kosong didepannya.

Acara sarapan pun selesai dengan cepat hingga Ken membuka sebuah obrolan dengan papinya.

"pi...sore ini aku dan Kia akan pindah ke apartemen" ucap Ken dengan dalih ingin mandiri.

"kenapa buru buru sih Ken?" tanya mami.

"terus kapan mi ? Lusa aku sudah mulai kerja loh" "lagian kalau dari sana nanti aku lebih dekat ke kantor dan mmm Kia juga deket kok kalau ke sekolah...nanti kalau mau lanjut kuliah disana deket juga kan dari Kampus" Jelas Ken.

"kalau papi sih terserah gimana baiknya aja" ujar papi.

"kalau mami sih maunya kamu dan Kia tinggal disini..tapi kalau kamu udah mutusin gitu ya mau gimana lagi" ucap mami seraya menggidikan bahu.

"yaudah aku sama Kia beres beres dulu mi...lagian setiap hari libur kita juga bisa nginep disini kan...jadi mami jangan khawatir ya" ucap Ken lembut.

Kia dan Ken pun berlalu menuju kamar untuk beres beres pakaian tak ada perbincangan diantara mereka karena diantara mereka tak ada yang mau memulainya. Baik Ken maupun Kia mereka saling diam dan hanya fokus mengemas pakaian dan barang bawaan masing masing.
Sore ini Ken dan Kia pindah ke apartemen sesuai rencananya tadi pagi.
Tiba di apartemen Kia terperangah dan berdecak kagum melihat mewahnya apartemen milik sang suami.

"Ya ampun....bagus banget...mewah lagi...kalau kayak gini sih pasti bakalan betah akunya" gumam Kia dalam hati.

"Ah iya...kamarku yang mana ya...apartemen segede ini gak mungkinkan cuma punya satu kamar" gumamku lagi.

Tiba - tiba seorang asisten rumah tangga datang dan menyapa serta membantuku membereskan pakaian.

"Sore Den... Non..." sapa Bi Asih.

"Sore bi...bi ini Kia istri saya... antar kekamar ya bi... saya mau keluar sebentar." Ucap Ken.

"Mari non..." ajak bi Asih Kia hanya mengangguk dan mengekorinya.

Seorang wanita paruh baya mengarahkan Kia kesebuah kamar dengan desain monocrom yang terlihat simple namun tak menghilangkan kesan mewahnya luas kamar ini mungkin dua kali luas kamar Kia. Mata Kia memebelalak kala melihat sebuah foto prawedding berukuran besar terpajang di dinding yang langsung menghadap pada ranjangnya foto itu menanmpilkan dirinya yang sedang dipeluk mesra oleh Ken dari belakang tampak terlihat manis dan bahagia. Kia tersenyum melihat foto tersebut setidaknya Ken masih berbaik hati mau mencetak dan memajang foto tersebut.

"Bi ini kamar saya?" Tanya Kia sembari memperhatikan sekelilingnya.

"Iya non..."

Kaki Kia melangkah menuju sebuah ruangan yang terhubung dengan kamarnya ia bisa melihat deretan almari dan rak dari celah pintu yang dibiarkan sedikit terbuka.

"oh ya... barang - barang non yang lain sudah saya susun rapi disana nah kalau yang disana punya aden" jelas bi Asri sembari menunjuk deretan almari di walk in closet.

"Pu punya Ken ditaruh sini juga bi?" Tanya Kia kaget karena ia sempat berfikir Ken akan meminta pisah kamar seperti di film atau novel namun ternyata Mereka justru sekamar.

"Ya iya atuh non... kan ini kamar aden dan non yang lain kan kamar tamu non" jawab bi Asri heran.

"Hmmm oke bi... ya sudah kalau gitu saya mau mandi dulu ya bi takut kak Ken keburu pulang" ucap Kia.

"Iya non... seperti biasa ya non kalau tugas selesai saya langsung pulang" ucap memberitahu kepada istri majikannya.

Setelah selesai mandi Kia dan berganti pakaian Kia langsung keluar kamar mencari keberadaan bi Asri namun tak menemukannya mungkin sudah pulang karena bi Asri hanya bertugas membersihkan apartemen saja. Akhirnya Kia memutuskan untuk memasak nasi goreng kesukaannya dan menyajikannya dalam dua porsi diatas meja makan ketika melihat Ken sudah datang.

"Nggg....k kak... makan dulu yuk aku udah masakin kakak nasi goreng" ucap Kia lirih namun tak dijawab oleh Ken.

"Ahhh ya ampun... cuek banget sih jadi orang...ini istri loh yang ngomong bukan orang lain..." keluh Kia dalam hati.

Tanpa peduli sifat cuek Ken yang lagi asik maen game Kia buru - buru  makan kemudian menaiki anak tangga menuju kamar. Kia membaringkan tubuhnya lalu menarik selimut keatas hingga menutupi seluruh tubuhnya. Kia menangis mengingat sifat Ken yang cuek dan tidak peduli padanya.

"Kakek kenapa dia secuek itu sama Kia.... Kia kesel kek diginiin terus" keluh Kia disela tangisannya.

Suara derap langkah mendekati pintu kamar membuat Kia buru buru mengusap air matanya dan menghentikan tangisannya. Kia yang masih bersembunyi didalam selimut berdoa agar Ken segera tidur agar Kia bisa melanjutkan acara menangisnya namun justru dirinyalah yang lebih dulu tertidur.

Usai berganti pakaian Ken berniat merebahkan badan disamping Kia atensinya tertuju pada Kia yang tidur dengan seluruh tubuh tertutup selimut ia menggeleng geleng kepalanya pelan melihat tingkah konyol sang istri. Tangannya terulur untuk menyibak selimut sang istri karena ia khawatir sang istri akan pengap nanti. Ken menyibak pelan selimut yang menutupi tubuh Kia betapa terkejutnya ia melihat jejak air mata dipipi sang istri yang kini tengah tertidur.

Please banget jangan lupa kasih vote dan komentar ya buat karya author ini...

Jodoh Pilihan Kakek (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang