Kemarahan Ken

1.2K 22 0
                                    

Jam perkuliahan Kia telah usai, Ia menghembuskan nafas kasar kasar kala ponselnya terus berdering. Kia menggeser tombol gulir hijau lantas menjawab panggilan teleponnya yang tak lain adalah dari sang suami.

"Ya halo mas..."

"udah selesai belom sayang?"

"sudah mas... tunggu sebentar ya"

"oh oke cepetan ya aku tunggu kamu di parkiran depan sayang"

"iya mas aku jalan ke situ sekarang" ucap Kia sembari membereskan bukunya.

Kia memasukkan ponselnya ke dalam tasnya lagi. Lantas ia berjalan keluar dengan tergesa menuju area parkir karena sang suami berkata menunggunya disana.

"buru buru amat Ki.." tanya Nia yang juga baru keluar dari ruang kelasnya.

"hemm... iya Ni, laki gue udah nunggu di parkiran. Gue duluan yak dahhh..." ucap Kia setengah berlari.

"Kia kenapa Ni?" tanya Intan yang berjalan dari kejauhan.

"oh lo udah kelar kelas juga?" tanya Nia mengacuhkan pertanyaan Intan.

"ish kebiasaan deh kalau ditanya malah balik nanya.." ucap Intan sembari memutar bola matanya malas.

"em iya iya maaf... itu dia lagi buru buru, lakinya nungguin di parkiran" ucap Nia sembari terkekeh.

"oh" Intan hanya ber oh ria menanggapi penjelasan dari Nia.

Nia dan Intan berjalan santai sembari bergurau menuju area parkiran. Sementara Kia yang lebih dulu tiba di parkiran sedang berjalan clingak clinguk mencari keberadaan sang suami. Namun langkahnya terhenti kala sebuah tangan menarik lengannya yang membuatnya terperanjat dan limbung kedalam pelukan Adit.

"A... Adit..." ucap Kia terbata.

"iya ini gue Ki... tampan kan" ucap Adit percaya diri.

"ish apaan sih... lepasin gak" ucap Kia kesal sembari berusaha melepaskan pelukan Adit namun Adit justru semakin mengeratkannya.

"Dit lepasin dong..."

"Adit lepas malu tau dilihatin banyak orang..."

"Adit lo setres ya"

"ishh lepasin atau gue teriak nih"

Ken mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras melihat sang istri yang dipeluk paksa oleh orang lain. Ia lantas berjalan menuju arah sang istri.

"Dit lo..." belum sempat Kia memaki Adit, Ken lebih dulu mendorongnya.

Tanpa aba aba Ken mendorong Adit lantas membogem Adit benerapa kali hingga darah mengalir melalui hidung Adit. Adit tidak tinggal diam, ia juga melyangkan bogem yang membuat wajah tampan Ken menjadi lebam. Kia yang terkejut pun mencoba melehrai Ken dan Adit.

"Mas... mas tunggu"

"mas jangan kek gini"

"ih jangan kayak anak kecil deh mas..."

"mas malu dilihatin orang kalau kamu berantem gini"

"Maaaaaas STOP" teriak Kia yang membuat Ken menghentikan aksinya.

Ken menghentikan pukulannya lalu menarik lengan Kia. Ia mengecungkan telunjuk ke arah Adit lantas mengancam Adit.

"Jangan pernah merayu, menggoda atau pun mendekati wanitaku... camkan itu" ucap Ken dengan wajah murkanya.

Ken menarik tangan sang istri dengan kasar menuju mobil lantas melajukan mobil dengan kecepatan tinggi menuju apartemennya. Sedangkan Kia hanya terdiam sembari menangis ketakutan dengan kemarahan Ken.

***

Nia dan Intan yang hendak menuju parkiran pun penasaran melihat siapa yang sedang dikerumuni oleh para mahasiswa. Nia dan Intan memekik bersamaan kala melihat Adit babak belur.

"ADIT" teriak Nia dan Intan bersamaan.

"lo kenapa sampek babak belur gini sih Dit?" tanya Nia penasaran.

Nia dan intan membawa Adit menuju klinik kampus lantas membantu Adit mengobati lukanya sembari mengintrogasi Adit layaknya wartawan.

"Dit lo kenapa bisa kek gini sih?" tanya Intan mengulangi pertanyaan Nia.

"Gue ditonjok ama orang" ucap Adit cuek.

"ish gue tahu kali Sueib kalau lo itu abis ditonjok aama orang tanpa lo kasih tahu... yang gue maksud itu sama siapa? dan kenapa gitu loh Sueib bin Toyib" ucap Intan gemas.

"gue gak tau Tan... kalau gue tahu pasti gue sebutin namanya"

"lah kalau lo gak kenal sama orangnya kenapa bisa lo dipukul sama dia"

"gak tahu... niat gue mau becandain Kia tadi, gue kagetin Kia habis itu gue sengaja peluk dia.. eh pas gue lepasin pelukan gue ke Kia... gue ditonjok tuh sama orang" ucap Adit tanpa rasa salah.

"Lo peluk Kia?" tanya Nia tak percaya.

"iya lah emang kenapa sih? ada yang salah ya?" tanya Adit dengan kepercaya dirian tingkat dewa.

"Mati lah kau.... pantas saja singanya ngamuk" ucap Nia sembari menepuk jidatnya.

"lah kenapa sih? singa apa lagi ini?" tanya Adit tak mengerti.

"Eh Sueib Bin Toyib gue kasih tau ama elu ye.. yang tadi entu lakinye Kia namanya Ken... lu tau Ken kagak?"

"kagak.." ucap Adit jujur.

"Astogeh bebel lo ya ternyata... Nih gue kasih tahu sekali lagi ye Sueib lo catet tuh baek baek di memori otak lo yang sempit itu... Kia itu sudah menikah ya dan lakinya namanya Ken lu tau siapa Ken? dia itu anak salah satu konglomerat di negeri ini... Nah ngarti kagak lu? jangan bilang kagak ye... awas kalau bilang kagak gue tabok dah lo" ucap Intan kepada Adit.

"Apa.. jadi Kia sudah nikah... yah gue keduluan dong" ucap Adit memelas.

"Apa? jadi Kia sudah nikah" Intan menirukan ucapan Adit dengan centil.

"Ya lo sih kelamaan nembaknya.. Disrobot orang kan jadinya. Maka kalau jadi cowok tuh yang gentle gitu loh" ucap Intan kepada Adit.

"alah kalau dia nembak Kia palingan dulu juga di tolak kali Tan sama Kia. Sueib  kan bukan tipe Kia.."

"haha bener bener..." ucap Intan sembari tertawa.

"Astagaaaaa... kalian tega banget sih ketawain gue" ucap Adit sembari mengerucutkan bibirnya.

"ya habisnya gimana dong Sueib memang gitu kenyataanya" ucap Nia aembari menahan tawanya.

"Udah bantuin obatin gue lagi dong"

"iya iya" ucap Intan sembari melanjutkan mengobati wajah Adit yang lebam.

"Aw... aw sssh" desis Adit menahan sakit kala Intan menyentuhkan sebuah kapas yang sudah diberi Alkohol ke atas lukanya.

"sorry sorry sakit banget ya Dit" ucap Intan sembari menghentikan aktifitasnya.

"gapapa kok Tan lanjutin saja"

"hemm... iya Dit, kalau sakit banget bilang ya..." ucap Intan sembari memelankan tekanannya.

Dengan telaten Intan membersihkan dan mengobati luka luka Adit. Sementara Nia hanya tersenyum geli melihat interaksi keduanya yang terlihat manis.

"Kalian cocok deh... ih sweet banget deh" ucap Nia sembari terkikik geli yang membuat Adit dan Intan salah tingkah.

"ish ngaco deh" ucap Intan kesal.

"becanda kali Tan... gak usah gitu juga kali mukanya" ucap Nia menggoda Intan.

"Lagian Adit tipe kamu banget kan Tan" goda Nia semakin gencar karena gemas melihat tingkah sang sahabat.

"ish... jangan mulai deh Ni gue sumpel lama lama mulut lo ntar pake kain kassa kalau lo cerewet mulu" ancam Intan yang berhasil membuat Nia berhenti menghodanya.

Intan menyeret tangan Nia keluar klinik usai mengobati luka Adit, Intan  mengomeli Nia panjang lebar saking kesalnya kepada sang sahabat.

Jodoh Pilihan Kakek (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang