Mentari belum menampakkan cahayanya namun Kia sudah bergelut dengan peralatan dapur melakoni rutinitasnya memasak.
"Nasi sudah, sayur sop sudah, ayam goreng sudah, ada tempe goreng juga sudah... um bikin sambal aja kali ya kayaknya enak deh kalau pake sambal" gumam Kia sembari mengetuk ngetuk dagunya dengan jari.
Kia menyiapkan bumbu bumbu untuk membuat sambal tomat lantas menumisnya dan terakhir ia ulek agar halus.
Usai menyajikan hidangan diatas meja Kia lantas naik ke lantai atas menuju kamar untuk mandi.
"Mandi abis itu baru bangunin mas Ken" ucap Kia sembari berjalan menuju kamar mandi.
Dua puluh menit berlalu, Kia keluar mengenakan bathrobe berjalan menuju ranjang membangunkan sang suami. Ia mengusap lembut pipi sang suami sembari memandangi wajah tampan suaminya.
"Tampanmu jadi berlipat lipat kalau lagi tidur gini mas" ucapnya lirih sembari terkekeh.
Detik berikutnya ia menghoyangkan lengan sang suami perlahan mencoba membangunkan sang suami.
"Mas... bangun"
Tak ada sahutan dari sang suami Kia pun mempunyai ide jahil yakni mencabut bulu kaki sang suami.
"Awww ssshhh" desis Ken dengan wajah kesakitannya.
"Sayang kamu apa apaan sih main cabut bulu kaki segala, sakit tau" ucap Ken sembari cemberut.
"Maaf sayang, maaf ya... habisnya kamu sih dibangunin susah banget" ucap Kia sembari menahan tawa melihat wajah kesal sang suami.
"Kamu banguninnya kurang mesra makanya aku gak bangun bangun" gerutu Ken. "Lain kali banguninnya pake dicium kek... diuyel uyel gitu biar aku kebangun" lanjut Ken yang masih kesal.
"Ish itu mah maunya kamu mas... kalau aku beneran cium vium kamu atau uyel uyel kamu yang bangun bukan hanya kamu tapi adik kamu juga bangun... jadi makin panjang nanti urusannya" sergah Kia.
Ken pun terkekeh mendengar penuturan sang istri. Ia langsung bangkit dari tidurnya meraih mengusap usap perut sang istri kemudian mengecup kening sang istri dan berlalu menuju kamar mandi.
"Bentar ya sayang... papa mandi dulu" ucap Ken sembari terkekeh.
Sementara Ken mandi, Kia segera mengenakan pakaian. Sebuah dres selutut berwarna navy polos dengan lengan panjang dan berkerah menjadi pilihan Kia untuk pergi ke kampus hari ini. Berkali kali Kia mematut tubuhnya di depan cermin. Ia mengamati bagian perutnya yang terlihat masih datar.
"Yah... belum keliatan" ucap Kia sembari mengusap usap perutnya.
Entahlah ia ingin sekali melihat perutnya berubah menjadi buncit saat ini. Puas bercermin Kia kembali menuju lemari pakaian mengabil setelan baju kerja untuk sang suami lengkap dengan dasi dan kaos kaki. Setelah itu berjalan menuju meja rias untuk sedikit memoles wajahnya.
"Sayang... kamu cantik sekali pakai dress begini" ucap Ken sembari mengecup pipi Kia.
"Aneh ya mas kalau aku kuliah pake dress gini?"
"Engga kok sayang... cantik dan feminim malah"
"Masa??"
"Hemmm... awas ya jangan kecentilan di kampus"
"Ish... apa sih mas. Mana pernah aku kecentilan di kampus"
Ken berjalan masuk ke ruang ganti mengenakan baju yang telah disiapkan sang istri dan keluar membawa sebuah dasi. Ia lantas memberi kode kepada sang istri untuk memakaikan dasi ke lehernya.
"Sayang" ucap Ken sembari menggoyang goyangkan dasi di tangannya.
"Iya bentar mas... aku pake lipstik dulu"
Kia bergerak mendekati sang suami yang sedang dudul di tepian ranjang mengambil sebuah dasi yang tergeletak di samping sang suami lalu mengenakan dasi sang suami serta merapikan penampilan sang suami.
"Nah... udah rapi" ucap Kia berjingkrang senang.
"Terimakasih sayang..." ucap Ken sembari mendaratkan bibirnya di pipi Kia. "Ayo berangkat" ajaknya.
"Iya mas" ucap Kia meraih Tasnya.
Mereka berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan menikmati sarapan berdua lalu berangkat bersama.
***
Sesampainya di kampus Nia dan Intan sudah menanti Kia di lorong kelas. Seperti biasa kedua sahabatnya ini selalu berteriak ketika memanghilnya.
"KIA" teriak Nia dan Intan.
"Ish kebiasaan deh..."
"hehehe" tawa Nia dan Intan bersamaan.
"Ki tumben lo pake dress?" tanya Nia penasaran.
"Iya... habis kuliah mau ada acara ya sama laki lo?" tanya Intan menebak.
"Ish kenapa sih pada aneh kalau lihat gue pake dress.. heran deh"
"Ya habisnya tumban aja gitu Ki..." sahut Intan.
"Mulai hari ini kalian bakal sering lihat gue pake dress" jawab Kia yang membuat kedua sahabatnya semakin terheran.
"Kok? Kenapa?" tanya Nia penasaran.
"Ya karena..." Kia menghentikan ucapannya lantas memberi intrupsi kepada kedua sahabatnya untuk mendekat.
Kia berbisik kepada kedua sahabatnya, memberitahu jika dirinya sedang mengandung saat ini. Hal tersebut membuat Nia dan Intan terkejut.
"APA" teriak keduanya yang membuat mahasiswa lain menoleh kearah mereka.
Kia memutar bola matanya malas memberi intrupsi kepada kedua sahabatnya untuk memelankan suara mereka.
"Bisa engga sih kalau gak teriak! lihat lah mereka semua ngelihatin kita sekarang" ucap Kia berdecak sebal.
"Sorry sorry..." ucap Intan dan Nia bersamaan.
Intan menoleh ke kanan dan ke kiri lantas memelankan suaranya. Ia ingin sekali memastikan bahwa apa yang ia dengar adalah benar. "So... lo beneran hamil ya Ki?" tanya Intan sedikit berbisik.
Kia mengangguk pelan sembari tersenyum kecil yang langsung disambut ucapan selamat dan pelukan hangat dari kedua sahabatnya.
"Iya.... Aku hamil" jawab Kia sembari tersenyum kecil.
"Akhirnya.... bentar lagi gue punya keponakan. Selamat ya Ki" ucap Intan sembari memeluk Kia.
"Selamat ya Ki bentar lagi jadi ibu" ucap Nia kemudian.
"by the way tok cer juga ya laki lo... baru aja nge-gol-in eh sekarang udah jadi" celetuk Nia sembari terkekeh.
"Hahaha... bener tuh Ni" ucap Intan menyetujui ucapan Nia.
"Ya gimana dong kejar jam tayang habisnya" celetuk Kia sembari terkikik.
Ketiganya bubar dan masuk ke kelas ketika jam mata kuliah pertama akan di mulai. Sementara di kantor seluruh karyawan yang Ken temui hari ini mengucapkan selamat serta memberikan doa untuk kesehatan Kia dan Ken junior. Ken tak merasa kaget jika seluruh karyawan mengetahui berita bahagia tersebut. Sudah pasti ini adalah ulah Satya sang sekertaris yang hobi menyebarkan berita tentang Ken.
Dari kejauhan Satya tersenyum menyambut kedatangan sang sahabat dan juga Bossnya itu.
"Pagi Boss... selamat atas kehamilan istri anda boss" ucap Satya dengan bahasa formal karena sedang berada di antara para karyawan perusahaan.
"Hemm thanks Sat..."
Ken meneruskan langkahnya menuju ruang kerjanya, ia membelalakan mata sempurna kala melihat meja kerjanya dipenuhi oleh beberapa kotak kado dan juga bucket bunga.
"astaga..... apa apaan ini" gerutu Ken.
"Satya" teriak Ken yang membuat Satya langsung berlari menemui sang sahabat.
"Kenapa disini banyak banget kado sih? kau pasti berulah ya? kau menyebarkan berita kehamilan Kia kan?" cecar Ken kesal.
"Sembarangan... lo nuduh gue?"
"siapa lagi kalau gak lo coba..."
"ishh dasar... nyokap lo tuh yang umumin kalau bini lo hamil, Dia juga yang kasih kado ini"
"WHAT???" ucap Ken kaget.