Seulas senyum terpatri diwajah cantik Kia saat ia mengingat percakapannya dengan Ken tadi malam. Ia bergerak pelan menyingkirkan lengan kekar milik sang suami perlahan agar sang empunya tidak terusik. Ia melirik jam didinding menunjukkan pukul lima pagi dan ia buru buru turun menuju dapur.
Ya... Pagi ini Kia bangun lebih awal karena ia slalu mengingat pesan sang mama untuk bangun pagi dan menyempatkan memasak dan mengurus segala keperluan sang suami jika sudah menjadi istri. Dan sinilah Kia saat ini, didapur mewah dengan segala alat alat dapur modern yang telah disiapkan sang suami. Berkutat dengan berbagai alat dapur dan bahan makanan untuk membuat menu sarapan.
Empat puluh lima menit sudah berlalu Kini Kia sudah selesai menghidangkan menu sarapan diatas meja. Ia kemudian berjalan menuju kamar untuk membersihkan diri serta membangunkan sang suami.
“Kak...bangun...baju dan air hangatnya sudah aku siapin” ucap Kia lembut yang kini terlihat telah rapi.
“hemm” balas Ken dengan sebuah dehaman.
"Kia tunggu dibawah ya kak" ucap Kia yang dibalas anggukan oleh Ken.
Kini mereka sudah berada dimeja makan menikmati sarapan yang telah Kia masak tadi. Seperti biasa Ken memakan makanan yang telah dimasak sang iatri dengan lahap dan tak malu untuk meminta tambah.
Setelah selesai sarapan Kia berdiri membereskan piring dan bergegas pamit Ke sang suami untuk pergi sebentar dengan kedua sahabatnya Nia dan Intan.
"Kak Kia jadi ya ijin pergi sama temen temen... " .
"Ya... tapi jangan sampai lupa waktu, segera lah pulang jika keperluanmu sudah selesai... Robi yang akan mengantarkanmu hari ini"
"oke... siap... " ucap Kia sembari berjalan pergi namun langkahnya terhenti kala ia mengingat petuah sang mama, dengan cepat Kia membalikkan badan kemudian berjalan mendekati sang suami lagi.
“ngg.... K k k Kia berangkat dulu ya” ucap Kia gugup sembari mengambil telapak tangan Ken dan mencium punggung tangannya.
Jujur saja ini adalah pertama kalinya Kia mencium punggung tangan sang suami ketika hendak pergi usai menikah berbulan bulan lamanya. Pasalnya dulu ia tak mempunyai keberanian untuk melakukannya karena sifat dingin sang suami kepadanya.
“hmm hati hati ya Ki” jawab Ken singkat sembari mengacak gemas rambut ssng istri.
"hemm" ucap Kia sembari berjalan pergi.
Ada rasa hangat yang menjalar dihati Ken ketika Kia mencium punggung tangannya pasalnya sang istri selama ini tak pernah mencium punggung tangannya ketika berpamitan mungkin karena Kia takut karena dirinya yang terlalu dingin.
"Sebaiknya aku juga berangkat... " ucap Ken lirih.
Sesampainya dikantor Ken duduk sembari tersenyum senyum sendiri melihat sebuah foto yang dikirim oleh sopir pribadi sekaligus orang kepercayaannya yang ia tugaskan untuk mengawasi dan menjaga sang istri. Nampak wajah cantik Kia yang sedang tertawa bersama teman temannya yang diambil secara candid oleh orang kepercayaan Ken tersebut.
“Cantik...” gumam Ken tersenyum sembari menatap foto Kia yang entah sejak kapan mulai menjadi hobinya hingga sebuah dehaman membuyarkan lamunan Ken.
“ehmmm...ehmmm...cie ileh mentang mentang pengantin baru senyam senyum sendiri....lagi ngebayangin enaena ya” ucap Satya sembari menaik turunkan alisnya menggoda Ken.
“ah lo ganggu aja sih...ketuk pintu dulu kali kalau mau masuk keruangan bos” sungut Ken kesal.
“idih lo aja yang kagak denger...gue udah ketuk pintu panggil panggil nama lo tau..” saut Satya tak kalah kesal.
“ada apa?”
“Nih laporan yang lo minta...”
“btw lo semalem abis berapa ronde Ken?” tanya Satya menggoda Ken yang Ken hadiahi dengan sebuah jitakan dikepala.“huuu dasar omes...gila kali lo ya...dia masih kecil mana berani gue nyentuh lagian gue gak mau nyentuh dia sebelum kita sama sama jatuh cinta”
“seriusan lo belum na ena Ken...wah sayang banget kalau dianggurin Ken” ucap Satya dengan nada tak percaya.
“gue gak tega Sat mintanya...lagian gue maunya melakukan itu atas dasar cinta biar berasa nikmatnya” jawab Ken menjelaskan sembari tersenyum kecil.
“Alah...kenapa gue malah curhat sama lo sih kunyuk...uda sana keluar gue mau beresin kerjaan” usir Ken pada Satya yang dibalas dengan gelak tawa.
Jam sudah menunjukkan waktu pulang Ken bergegas segera pulang entah mengapa akhir akhir ini Ken yang biasanya workholic ini tiba tiba berubah menjadi pemalas yang kerjaannya memandangi foto dan selalu ingin pulang tepat waktu. Meski terkadang ia harus berkilah kepada Kia tentang alasannya pulang karena ingin segera memakan masakan Kia sih. Kehadiran Kia benar benar membuat Ken berubah tanpa ia sadari.
Ken mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi agar segera sampai apartemen.
“Gimana kak kerjaanya...?” tanya Kia lembut sembari mencium punggung tangan Ken.
“Oiya kak Ken mau mandi dulu atau langsung makan ? Aku udah masak tadi ”
“kalau mau mandi juga udah aku siapin bajunya kak...” Cerocos Kia sembari berjalan mengekori Ken.“Aku mandi aja deh Ki... " ucap Ken yang membuat Kia berhenti mengekori Ken.
“oke kalau begitu Kia siapin makanannya ya...habis mandi kakak langsung makan ya” kata Kia yang dibalas dengan sebuah anggukan.
Kia menggigiti ujung kukunya sembari mondar mandir menunggu sang suami yang sudah lebih dari 30 menit pamit mandi namun belum juga selesai akhirnya berinisiatif untuk memanggilnya takut kalau kalau Ken ketiduran. Kia melangkahkan kaki menuju kamar dan tanpa mengetuk Kia langsung masuk begitu saja betapa terkejutnya Kia melihat Ken masih memakai handuk dililit diperut dan bertelanjang dada dengan reflek Kia pun berteriak dan memalingkan wajah.
"Aaaaaaaa"
"Ma ma af kak... aku gak sengaja... aku kira kakak ketiduran makanya aku kesini nyelonong dan mau bangunin...maaf kak... aku tunggu dibawah" ucap Kia gugup sembari berlari ke bawah.
"Ya ampun...malu banget aku....gimana nanti kalau ketemu kak Ken" gumam Kia sembari mengusap wajahnya kasar.
"kalau kak Ken marah gimana.."
Beberapa menit kemudian Kia melihat Ken berjalan kearah meja makan seperti biasa Kia mengambilkan nasi dan lauk untuk sang suami kemudian mereka berdua makan bersama. Jika biasanya Kia cerewet dan selalu mengajak ngobrol duluan kali ini Kia lebih banyak diam karena takut kalau Ken marah dengan kejadian tadi sekaligus malu karena telah melihat sang suami telanjang dada.
Kia terperangah ketika melihat Ken duduk bersandar diranjang hanya mengenakan celana pendek saja tanpa menggunakan baju membuatnya menunduk dan sesekali memalingkan muka karena malu melihatnya. Tanpa melihat kearah Ken aku berjalan kearah ranjang dan membaringkan tubuhnya membelakangi Ken namun usahanya gagal karena sebuah lengan kekar menarik tubuh mungilnya untuk menghadap sang sang suami dan menarik dagu Kia keatas sehingga mau tidak mau Kia bertatapan dengan Ken. Beberapa menit mata Mereka saling bertatapan dengan jarak yang semakin dekat hingga sebuah kecupan mendarat di kedua pipi Kia yang membuat wajahnya semakin merah merona.
"Kamu tambah cantik Ki kalau lagi merona gini" ucap Ken sembari mengusap kedua pipi Kia dengan ibu jarinya.
"Kak tadi aku...maaf...tadi...itu...ngg..." ucap Kia menjadi salah tingkah.
"Kamu kenapa sih Ki minta maaf terus ? Kita kan suami istri jadi aku gak mungkin marah hanya karena hal sepele tadi...dan mulai sekarang kamu harus terbiasa lihat aku tidur kayak gini karena sebenarnya ini kebiasaan aku" ucap Ken lembut yang dibalas anggukan kecil oleh Kia.
Dan mulai saat ini lah Kia merasa lebih dekat dengan Ken. Semakin hari hubungan Kia dengan Ken semakin hangat. Ken pun mulai sering mengajaknya berdiskusi dan mulai terbiasa mencium kening ataupun pipi Kia meski hanya sesekali dan bisa dihitung dengan jari tapi Kia bersyukur banyak perubahan dalam hubungan Kia dan Ken setidaknya sudah tak sehambar dulu.