Tiba tiba Hati Kia menjadi bimbang mengingat sifat dingin dan cuek Ken saat makan malam tadi. Niatnya memang tak ingin peduli tapi lama kelamaan menjadi terganggu juga. Segala pikiran buruk terus menghantui isi kepala Kia membuatnya benar benar kehilangan mood baiknya malam ini.
Kia membuka pintu mobil tidak sabaran kala mobil sang papa sudah berhenti dihalaman rumahnya tanpa berpamitan kepada kedua orang tuanya Kia melangkahkan kaki tergesa menuju kamarnya di lantai dua. Ia membuka pintu kamar kemudian menutupnya dengan kasar. Menghempaskan tubuhnya begitu saja diatas kasur berseprei motif spongebob tersebut. Entahlah saat ini mood Kia begitu buruk usai bertemu dengan calon suami pilihan kakeknya.
"Ma... Kia kenapa" tanya Azka yang kaget mendengar suara pintu dibanting dengan keras... "
"Entahlah mama juga tidak tahu... dia tidak mengatakan apapun kepada mama... " ucap sang mama kepada anak laki lakinya yang sedang menonton televisi diruang tengah.
"Mama keatas dulu ya Ka... "
"hemmm"
Toktoktok
Ranti mengetuk pintu kamar Kia pelan berharap sang pemilik kamar segera membukanya.
"sayang ini mama... bisa kita bicara sebentar?" tanya Ranti lembut.
"masuklah ma..." ucap Kia yang membuat Ranti bernafas lega setidaknya Kia masih mau berbicara padanya dan mengijinkannya masuk.
Ranti mengusap lembut rambut Kia yang kini tertidur tengkurap.
"sayang... kamu kenapa hemm? cerita dong sama mama" ucap Ranti lembut.
"ma.. Kia takut..." cicit Kia sembari menunduk.
"takut... takut apa? maksud mama apa yang membuatmu takut... katakanlah"
"Dia dingin dan juga cuek sekali sama Kia ma"
"Dia...? dia siapa maksudmu Ki? katakan sama mama yang jelas..."
"ishh mama.... bikin Kia kesel aja... udah tau Kia lagi kesel mama malah lama loadingnya... kak Ken ma... siapa lagi..."
"oh ya ampun... maafkan mama sayang... kamu jangan takut sayang Ken itu anak yang baik kok... mungkin kalian hanya belum saling mengenal saja..."
"tapi ma... Kia takut jika kak Ken melakukan perjodohan ini terpaksa... bagaimana nasib rumah tangga Kia nanti... Kia takut" ucap Kia sembari terisak.
"ssssst jangan berfikir begitu Ki... lihat mama dan papa... kamu tahu hubungan kami juga atas perjodohan tapi hubungan kami juga baik baik saja dan harmonis seperti pasangan lainnya... bahkan kami memiliki anak yanb ganteng dan cantik... jadi apa yang kamu takuti Ki... percayalah cinta akan datang dengan sendirinya seiiring berjalannya waktu... " ucap Ranti menenangkan hati sang putri.
"mama kira ini novel... berawal dari perjodohan lalu dari benci jadi cinta... ini hidup nyata ma... bukan novel ataupun drama... ya oke mama dan papa berawal juga dari perjodohan tapi mama sama papa beda kan... mama sama papa udah kenal lama dan mama sama papa juga menerima perjodohan itu dengan senang hati tanpa paksaan" ucap Kia frustasi.
"Ki justru cerita di novel atau drama itu biasanya diangkat dari kehidupan nyata kalau kamu tau... dan masalah perjodohan ini mama harap kamu tetap bertahan... Percaya sama mama cinta akan datang diantara kamu dan Ken seiring berjalannya waktu... sekarang beristirahatlah... " ucap Ranti sembari berlalu pergi.
Kia bergerak menuruni ranjang bergegas mengunci pintu sebelum membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Ia berjalan kearah almari mengambil piama motif kartun kesukaannya lalu berjalan dengan malas kearah kamar mandi. hanya butuh waktu sepersekian menit saja Kia kini sudah keluar mengenakan piama bermotif spongebob dengan wajah bersih tanpa make up.
Kia membaringkan tubuhnya perlahan keatas kasur berukuran sedang miliknya. ia menatap langit langit kamarnya yang sengaja ia beri hiasan bintang bintang kemudian terlintas bayangan wajah sang kakek dan percakapan yang ia bicarakan sebelum sang kakek tiada.
Flashback on
Seorang Kakek terbaring lemah diatas brangkar dengan selang alat bantu pernafasan.
"Kia...boleh kakek meminta sesuatu kepadamu?" ucap kakek lirih.
"tentu kek...apapun itu kek" jawab Kia sungguh sungguh.
"kakek minta maaf jika keinginan kakek ini terlalu sulit tapi percayalah ini yang terbaik untukmu Kia... Kakek ingin kamu menikah dengan cucu sahabat kakek, dia anak yang baik Sopan dan pekerja keras kakek yakin kamu akan bahagia bersama dengan dia Kia... Kakek mau kamu mendapatkan pendamping yang terbaik Kia sebelum kakek tiada" ucap kakek sembari menggenggam tangan Kia.
"ngg ta...ta pi kek...umur Kia baru 18 tahun dan Kia juga masih sekolah...apa kata orang nanti kek..?" sanggah Kia halus.
"itu bukan masalah besar Kia semua bisa diatasi...sebentar lagi kamu lulus sayang...jangan khawatir" ucap kakek meyakinkan Kia.
"apa jika Kia menerima permintaan itu kakek akan bahagia dan bangga pada Kia?" tanya Kia.
"apapun yang kamu lakukan kakek selalu bangga padamu sayang kamu cucu yang baik dan patuh... Tapi jika kamu mau menerimanya kakek akan sangat bahagia karena kamu mendapatkan pendamping hidup yang tepat" ucap kakek sembari tersenyum.
"baiklah jika itu membuat kakek bahagia... Kia akan menerimanya kek" ucap Kia lembut.
"terimakasih sayang... Kakek bahagia sekali... Kakek akan meminta orang untuk mengabari keluarga calon suamimu" ucap kakek bersemangat.
"yang penting kakek cepat sembuh karena Kia sangat rindu dengan kakek" ucap Kia.
"Iya sayang" ucap kakek sembari mengusap lembut lengan Kia.
Beberapa hari setelah Kia menyanggupi permintaan kondisi sang kakek berangsur angsur membaik dan diperbolehkan pulang itu membuat seluruh keluarga bahagia. Namun naas ketika sang kakek sampai dirumah dan ingin tidur sang kakek justru tidur dan tak bangun untuk selamanya. Hal itu membuat Kia dan seluruh keluarga berduka.
Selang tujuh hari setelah kepergian sang kakek seluruh keluarga berkumpul perihal membacakan isi surat wasiat dan pembagian warisan kakeknya. Tak ada keributan atau perebutan semua menerima apa yang dijadikan wasiat oleh kakek termasuk Kia yang harus menerima permintaan sang kakek untuk menikah di usianya yang masih belia. Semua telah disusun sang kakek jauh jauh hari dan mau tak mau Kia harus menikah sesuai permintaan sang kakek. Meski dihati Kia tidak bisa terima sepenuhnya namun Kia berusaha untuk mengikhlaskannya karena ia sangat menyayangi kakeknya.
Flashback off
"Kek... Kia sayang kakek... Kia rindu kakek... hiksss" ucap Kia lirih sembari meneteskan air matanya.
"mengapa kakek pergi begitu cepat padahal Kia sudah mengabulkan permintaan kakek"
Kia menarik nafas dalam dan menenangkan hatinya kemudian berfikir sejenak dan memantapkan hatinya.
"baiklah Kia akan menerima perjodohan ini apa pun resikonya... seperti janji Kia waktu itu... " ucap Kia mantap sembari menghapus air matanya.
"semoga kakek bahagia disana... Kia selalu menyayangi kakek" batin Kia sembari tersenyum.
Kia bergerak mencari posisi senyaman mungkin kemudian memejamkan mata agar tertidur.
Mohon bantuan vote dan komentarnya ya teman teman...
terimakasih....