Ken melajukan mobil menuju jalan raya yang membuat Kia penasaran, pasalnya jalan yang saat ini mereka lalui bukanlah jalan menuju apartemen, bukan juga menuju rumah kedua orang tuanya. Tak ingin basa basi Kia langsung saja bertanya kepada sang suami, kemana sebenarnya ia akan di bawa pergi.
"Mas kita kemana sih? ini bukan jalan ke apartemen kan?" tanya Kia penasaran.
"Emang... kan kita mau liburan" jawab Ken santai.
"Serius mas?" tanya Kia antusias.
Ken mengangguk pelan lantas mengecup punggung tangan sang istri dengan sayang. "Tentu saja serius sayang... memangnya aku pernah gitu main main?" tanya Ken sembari terkekeh.
"Kemana mas liburannya?"
"Rahasia dong kan surprisse"
"Ish gak asik deh kamu mas..."
"Ya sudah sih kamu tenang saja nanti kalau sudah sampai juga bakal tahu kok"
"Tuh kan nyebelin..."
"Nyebelin gini juga kamu cinta kan" ucap Ken Jumawa.
"Ish engga ya... siapa bilang"
"Beneran nih? ya sudah kalau gitu kita gak jadi liburan saja ya"
"Ish gak bisa gitu dong kan sudah janji tadi" ucap Kia sembari terkekeh.
"Mangkanya nurut saja"
"Iya iya... tapi mas kan gak bawa pakaian..." ucap Kia mengingatkan.
"Nanti kita beli saja sayang di jalan" ucap Ken santai.
Hampir tiga puluh menit berlalu Ken tiba tiba menepikan mobilnya membuat Kia mengernyitkan dahi. "Kenapa berhenti mas?" tanya Kia penasaran.
"Ah tidak... sepertinya melihat toko pakaian tadi"
Ken memutar balik laju mobilnya dan berhenti tepat di depan toko pakaian ternama. "Nah udah sampai... ayo kita turun sayang" ajak Ken.
"Um mas kalau aku tidak ikut ke dalam bagaimana? aku malas keluar mobil" rengek Kia manja.
"Oh ya sudah gapapa sayang kamu tunggu di mobil saja"
Tak butuh waktu lama Ken sudah kembali dengan beberapa paperbag di tangannya.
"Kok cepet banget mas?" tanya Kia heran.
"Cepat lah sayang kan tinggal tunjuk mana yang kita beli habis itu bayar" jawab Ken jumawa.
"Hahaha awas aja ya kalau kamu beliin baju aku jelek..." ancam Kia.
"Gak akan... aku tahu selera kamu sayang"
Ken melajukan kembali mobilnya menuju ke arah jalan puncak, kali ini mereka beruntung karena jalanan tidak terlalu ramai seperti biasanya jadi tidak memakan banyak waktu.
***
Ken menuntun sang istri masuk ke dalam sebuah hotel berbintang di puncak, ia memeluk pinggang sang istri posesif sementara sebelah tangannya ia gunakan untuk menenteng beberapa paperbag yang berisi pakaian. Ken menuju bagian resepsionis mengambil kunci kamar yang tadi diam diam sudah ia pesan melalui sebuah aplikasi.
"Selamat malam mbak... saya mau mengambil kunci kamar VVIP atas nama Kenan yang telah saya pesan sejam yang lalu" ucap Ken sembari memperlihatkan ponselnya yang menunjukkan bahwa dia sudah memesan kamar.
"Baik pak... ini kuncinya salah satu staff kami akan mengantar bapak menuju kamar, ada lagi yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis tersebut ramah.
"Antarkan makan malam untuk saya dan istri saya.. Dua porsi nasi goreng, dua gelas teh hangat dan satu gelas air putih hangat...dan ummm irisan buah buahan segar ya" ucap Ken memberi intrupsi.
"Baik pak nanti pesanan akan diantar ke kamar bapak, ada lagi?"
"Tidak terimakasih" ucap Ken sembari berlalu pergi.
Ken menggandeng sang istri dengan mesra mengikuti seorang staff yang menunjukkan letak kamar mereka. Begitu sampai di depan kamar Ken langsung mengajak sang istri masuk ke dalam.
"Ini kamarnya tuan" ucap staff tersebut.
"ah ya terimakasi pak"
"Sama sama tuan..." ucap staff tersebut sembari berlalu pergi.
"Ayo sayang kita masuk" ajak Ken yang diangguki oleh Kia.
Kia memandang takjub hamparan lampu kota yang terlihat seperti lautan kunang kunang dari teras kamarnya. Ia merentangkan tangannya memejamkan matanya sejenak merasakan semilir angin malam yang sejuk. Ken tersenyum tipis memandang sang istri dari dalam kamar, ia lantas menghampiri sang istri untuk segera di ajak masuk ke dalam.
"Sayang masuk ke dalam kamar yuk... di luar dingin nanti kamu masuk angin sayang" ajak Ken sembari berjalan menghampri sang istri yang kemudian kembali masuk ke dalam kamar.
"Iya mas.." ucap Kia berjalan masuk ke dalam mengikuti langkah sang suami.
Baru saja Kia hendak duduk di sofa sebuah ketukan pintu membuatnya mengurungkan niatnya untuk duduk. Kia berjalan ke arah pintu membuka handle pintu dan menyuruh seorang pelayan yang datang mengantarkan makan malam untuk masuk ke dalam.
"Permisi nyonya saya pelayan hotel ini ingin mengantarkan pesanan makan malam atas nama bapak Kenan" ucap pelayan tersebut dengan ramah.
"oh iya mari silahkan masuk... bapak Kennya sedang berada di kamar mandi"
"Baik nyonya"
Pelayan tersebut masuk ke dalam kamar meletakkan makanannya di atas meja kemudian berpamitan untuk pergi.
"Selamat menikmati makan malam semoga puas dengan pelayanan hotel kami nyonya.. permisi" ucapnya sembari membungkuk memberi hormat.
"Terimakasi mbak... silahkan" sahut Kia.
Kia mengunci pintu kamarnya lalu berjalan menuju ranjang hendak berganti pakaian. Ia membelalakkan mata melihat isi paperbag yang tadi di belikan oleh sang suami untukknya. Ia benar benar menyesal karena tadi tidak ikut masuk ke dalam butik dan memilih pakaiannya sendiri.
"Astaga... kenapa mas Ken beli lingerie kek gini sih huhhh" gerutu Kia sembari mengeluarkan sebuah lingerie berwarna merah.
Ia lantas membuka paperbag selanjutnya yang berisi dress selutut dan juga pakaian dalam. Ia mengeluarkan semua isinya sembari mengeceks size pakaian dalamnya. ia benar benar tak menyangka jika sang suami tahu ukuran pakaian dalamnya. Detik selanjutnya ia terkikik geli membayangkan ekspresi suaminya ketika membeli pakaian pakaian ini untuknya.
"Sebaiknya aku ganti baju saja lah nungguin mas Ken kelamaan.." dengan terpaksa Kia mengenakan lingerie yang telah dibelikan oleh sang suami untknya, bagaimana pun juga ia harus menghargai usaha sang suami tadi.
Kia terlihat sexy menggunakan lingerie merah menyala yang menampilkan seluruh lekuk tubuhnya. Dengan santai iamasukke dalam kamar mandi setelah melihat sang suami sudah ke luar dari kamar mandi.
Gluk Ken meneguk silvanya susah payah melihat kemolekan tubuh sang istri sinyal di bagian bawahnya pun sudah berdiri tegak saat ini. Sementara dilihatnya sang istri dengan santai melewatinya masuk ke dalam kamar mandi. Ken menyandarkan tubuhnya di dinding dekat pintu kamar mandi bemerniat menunggui sang istri karena sudah sabar untuk err.
Sementara itu Kia yang berada di dalam kamar mandi dengan santai melakoni rutinitasnya sebelum tidur dengan mncuci muka menggosok gigi, mencuci kaki serta mengecek bekas jerawat dan komedonya karena tidak tahu jika sang suami sedang menunggunya.