Beberapa pelayan membawa Satya dan Bella masuk ke dalam kamar hotel lantas membaringkan keduanya di atas ranjang yang sama.
"Bella... aku cinta sama kamu" rancau Satya di bawah kesadarannya.
Sementara Bella yang mrndengar namanya disebut sebut terus menerus pun dengan perlahan membuka matanya. Masih dalam kondisi mabuk ia memeluk Satya dengan erat dan tiba tiba mencium bibir Satya sehingga membuat Satya terkejut.
Sama sama berada di dalam pengaruh alkohol membuat keduanya tidak bisa berfikir jernih dengan tiba tiba Satya membalas ciuman Bella dengan lembut dan lebih menuntut.
"Aku mencintaimu..." bisik Bella.
"Aku juga mencintaimu" balas Satya.
Ciuman Satya kian menggebu. Tangannya pun tak tinggal diam. Ia membelai setiap inchi tubuh Bella yang membuat sang empunya ikut terhanyut di dalamnya.
"Aku menginginkanmu" bisik Satya.
Bella tersenyum lembut. "Lakukanlah apapun yang kau mau"
Merasa mendapat lampu hijau dari Bella Satya bergerak liar diatas tubuh Bella. Ia menyatukan tubuhnya dengan tubuh Bella saling berbagibdan memberi hingga mereka berdua terlelah dan memutuskan untuk tidur.
***
"Mas.... bisa tolong pesankan bubur ayam gak?" pinta Kia sembari memegangi perutnya yang terasa mual sekali.
"Aku tak bisa memakan ini semua mas" keluh Kia menunjuk semua makanan yang disediakan oleh pihak hotel.
Ken yang khawatir pun bergegas memesan bubur ayam yang diinginkan sang istri kepada pelayan hotel.
"Hallo mas... bisakah saya minta tolong untuk membuatkan satu mangkuk bubur ayam?" ucap Ken dengan seseorang pelayan hotel melalui sambungan telepon.
"...."
"Baiklah... Tolong diantar ke kamar 222 segera ya.. Saya tunggu terimakasih..." ucap Ken sebelum mematikan telepon.
Kia tersenyum memeluk sang suami. "Makasih ya mas" ucap Kia sembari mengecup pipi Ken.
"Hemm... sama sama sayang. Tunggu saja. Sebentar lagi akan diantarkan kemari buburnya" ucap Ken lembut.
"Mas abis ini kita jalan jalan yuk... kamu ajak juga Satya dan Bella ya mas biar rame"
"Oke... ya sudah aku ke kamar Satya dulu ya sayang bangunin dia"
"Oke mas..."
Ken berjalan menuju kamar Satya ia mengetuk ngetuk pintu kamar Satya berulang kali tapi tak ada sahutan dari Satya. Karena kesal Ken langsung menelpon Satya. Berulang kali ia menelpon Satya namun tak ada jawaban. Ia pun memutuskan kembali ke kamarnya dan mencoba menghubungi Satya lagi nanti.
***
Di tempat lain Satya terbangun karena bunyi ponsel yang terus berdering. Satya meraih ponselnya di atas nakas lalu menggosok gosok matanya ajar terbuka dengan sempurna.
Mata Satya membelalak kala melihat nama Ken tertera dalam layar panggilan buru buru ia menjawabnya.
"Halo Ken ada apa?" tanya Satya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Halo... lo dimana? kenapa gue tungguin dari tadi gak nongol nongol sih? gue gedor gedor pintu kamar lo juga gak nyahut" cecar Satya.
Sedikit demi sedikit kesadaran Satya kembali. Ia gelagapan mendapat serentetan pertanyaan dari sang boss.
"Sorry... gue nginep di rumah sodara gue semalem Ken... kenapa? Hari ini gak ada jadwal meeting pagi kan?" tanya Satya heran.
"Saudara? yang mana? kok lo gak pernah cerita ke gue?" cecar Ken penasaran.
"Ada... saudara jauh dia baru beberapa bulan lalu pindah ke Bali sih makanya aku nginep di sini..." kelit Satya.
"Oh... ya sudah... buruan balik... Kia cariin lo nih ngajakin lo jalan jalan"
"Hemmm... bentar lagi gue balik"
"Oke gue tunggu gak pake lama" celetuk Ken sebelum memutuskan panggilannya.
Satya meletakkan kembali ponselnya ke atas nakas lantas hendak beranjak dari tempat tidur. Ia membelalakkan mata sempurna ketika melihat ia dan Bella dalam ke adaan sama sama polos. Ia buru buru memungut pakaiannya dan berjalan menuju kamar mandi sebelum Bella terbangun dan melihatnya.
Setelah membersihkan diri Satya duduk di pinggiran ranjang. Ia mengusap wajahnya kasar. Ia tak tahu harus bagaimana nanti jika Bella terbangun.
'Bella pasti marah besar sama gue' batin Satya sedih.
Setelah beberapa waktu Bella terbangun akibat sinar matahari yang masuk mengenai wajahnya. Ia lantas memekik kaget melihat kondisinya saat itu.
"Kyaaaa..." pekik Bella sembari menarik selimut menutupi tubuhnya.
"Kenapa lo ngelakuin itu ke gue Sat" ucap Bella sembari menangis.
Satya yang tak tahan melihat tangisan Bella pun membawa Bella kedalam dekapannya lalu mengecup kening Bella dengan sayang.
"Maafin gue Bell, gu gak bermaksud menyakiti lo... gue janji gue akan bertanggung jawab atas ini semua... maafin gue ya... lo boleh mencaci maki gue sesuka hati lo tapi gue mohon jangan benci gue ya" ucap Satya lembut yang membuat tangis Bella semakin pecah.
Satya menangkup pipi Bella lalu menghapus air mata Bella.
"Jangan menangis lagi Bell... Aku sakit jika melihatmu menangis seperti ini" pinta Satya.
"Ayo kita jalani hidup ini bersama.... kita mulai semuanya dari awal lagi" ucap Satya menatap mata Bella lekat.
Bella sejenak menghentikan tangisannya. Ia benar benar terkejut mendengar pertanyaan dari Satya.
"Sat k-kamu?..." ucap Bella gugup yang lansung di bungkam dengan ciuman Satya.
Kali ini ciuman mereka terasa begitu nikmat karena mereka sama sama sadar dan saling membalas.
"Aku mencintaimu... entah sejak kapan tapi aku mencintaimu" bisik Satya yang membuat terkekeh.
"Kamu serius Sat?" tanya Bella memastikan.
"Apa aku terlihat sedang bercanda?" tanya Satya.
Bella menggeleng pelan. "Engga" jawab Bella singkat.
Satya kembali menarik Bella ke dalam pelukannya. Kali ini ia tanpa segan segan memberikan kecupan kecupan di wajah Bella yang membuat sang empunya terkikik geli.
"Apa sih Sat... geli tau" keluh Bella kegelian.
"Ya gimana dong aku tuh gemes abisnya" jawab Satya santai. "Oh ya... buruan mandi gih tadi Ken telepon ngajakin kita jalan jalan..." lanjut Satya.
"Jalan jalan kemana?" tanya Bella penasaran.
Satya menggidikkan bahunya. "Aku gak tau sayang... buruan mandi" ucap Satya sembari menoel hidung Bella.
Bella hendak beranjak dari ranjang tapi ia mengurungkannya. Hampir saja dia berdiri tanpa mengenakan penutup tubuhnya. Bella memberikan aba aba kepada Satya untuk memunggungi Bella karena ia hendak ke kamar mandi.
"Sat... kamu ngadep sana dulu dong" pinta Bella lembut.
"Kenapa sih?"
"Ya kamu ngadep sana dulu... aku mau jalan ke kamar mandi Sat" jelas Bella.
"Astagaaa... ribet amat sih sayang. Bahkan semalam aku udah lihat semuanya" goda Satya.
"Ish... kamu jangan gitu dong Sat... udah deh nurut aja ngadep sana dulu" kesal Bella.
"Iya iya aku ngadep sana" ucap Satya pasrah.
Bella berjalan cepat menuju kamar mandi ketika Satya memunggunginya. Tak lupa ia meraih pakaian pakaiannya yang tercecer di lantai.
"Buruan ya" seru Satya.