Psychologist

660 42 2
                                    

Sudah sekitar 3 tahun semenjak kelulusannya di SMA Merdeka, Aiza sekarang ini sudah menempuh perkuliahan nya dan memasuki semester 6 jurusan Psikologi, jurusan yang benar ia sukai dari dulu. Entah mengapa Aiza sangat menyukai jurusan ini. Ia pernah berfikir bahwa dengan mempelajari ilmu Psikologi ,Aiza  dapat mampu mengenali kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki nya.Tak hanya itu, Aiza  juga mampu membantu orang lain menghadapi masalah dan solusi apa yang bisa diberikannya, walaupun dirinya juga punya banyak masalah, wkwkwk.

Zera dan Nurul, sahabat Aiza lebih memilih jurusan Manajemen. Jurusan yang sangat mereka dambakan sedari waktu masuk SMA dulu. Pikirnya, setelah lulus kuliah mereka bisa menjadi seorang CEO ataupun sekretaris CEO dan bisa menggoda para CEO lainnya.

benar benar aneh.

Tak terkecuali Adi, pacar zera yang selalu membuntuti kemana zera, dia juga memilih jurusan yang sama dengan zera. Prinsipnya : "Wherever zera goes, he must be behind her."

Alfarez? ntahlah. Semenjak kejadian dikantin. Aiza tidak pernah lagi bertemu dengannya, termasuk pada acara kelulusan SMA waktu itu, batang hidungnya tak pernah kelihatan. Adi selaku sahabatnyapun bahkan tak tahu ia dimana.

Padahal waktu itu, Seorang Alfarez Gibran Rayyanza mendapatkan penghargaan nilai tertinggi di SMA mereka.

Walaupun berada di satu Universitas yang sama dengan Zera, Nurul, dan Adi. Namun, Aiza sudah sangat jarang bertemu dengan mereka karena kesibukan masing-masing, kalau pun ketemu mungkin hanya waktu liburan saja. Mereka biasanya akan liburan bersama ketempat tertentu.

###

Hari ini, karna Aiza sudah berada di penghujung semester. Tentu, disetiap perkuliahan ada yang namanya masa magang. Aiza ditempatkan disebuah Rumah Sakit Jiwa Kenanga, yang mana tidak terlalu jauh dari rumahnya. Ia sangat senang, karena tempat yang diberikan kampus kepadanya tidak perlu menggunakan banyak waktu untuk sampai ke tempat magangnya.

" Bagi seluruh mahasiswa magang, harus berkumpul di Aula ruangan yang ada di Rumah Sakit ini segera. " terdengar bunyi suara microphone dari petugas.

Mereka semua berkumpul lalu berbaris mendengarkan pengarahan dari beberapa petugas Rumah Sakit Kenanga.

Dalam penyampaian informasi, dapat ditangkap bahwa dari Beberapa para mahasiswa magang yang tak lain termasuk Aiza, diberi beberapa pemberitahuan bahwa mereka akan dibagi untuk melaksanakan tugas magang kerumah-rumah dan sebagian tetap berada dirumah sakit ini. Bukan dipindahkan, melainkan dibagi tugas.

Aiza yang mendengar hal tersebut, kemudian menghembuskan nafas lelah.

" Baru aja mau ngerasain kesenangan di sini, biar gue engga jauh amat perjalanan pulang ke rumah, eh ada aja hambatannya." Cerocosnya didalam hati

" Baru sehari Ai, semangat lo." Lanjutnya.

Setelah dibagi kemana Ia akan melaksanakan magang nya, Aiza mendapati dirinya harus bertugas ke rumah seorang pasien pribadi, yang mana ia tidak tahu siapa yang akan di layaninya.

Setelah diberikan alamat rumah oleh petugas Rumah Sakit, tidak sampai 20 menitan diantar sopir petugas , Aiza tiba di suatu rumah yang begitu asing baginya.

Ya gimana ga asing, kan baru pertama kali.

Segera Ia melangkahkan kaki ke depan pintu dan memencet bel yang ada dirumah tersebut sehingga tak butuh berapa lama, ada seseorang yang membukakan pintu untuknya.

" Mba Aiza, ya?" Tanya nya.

" Iyaa bi. "

Dapat dikatakan yang membuka pintu tersebut adalah seorang Asisten rumah tangga tersebut.

" Ayo mba, dari tadi aden ga berhenti ngamuk di kamarnya. " Terlihat raut khawatir terpancar dari wajah perempuan paruh baya tersebut.

Dengan segera, Aiza mengikuti langkah kaki Bibi tersebut hingga sampailah Ia disebuah kamar yang terkunci dengan adanya suara beberapa barang pecah didalamnya.

" Udah dikasi obat penenang bi?" Tanya Aiza.

" Udah Mba, tapi dibuang sama aden."

" Obatnya mana bi?"

" Ini mba Aiza. " segera bibi tersebut memberikan beberapa obat penenang kepada Aiza.

" Hati- hati ya, Mba." Ucap bibi tersebut sedikit khawatir.

Aiza hanya mengangguki perkataan bibi itu.

Dengan perlahan Aiza mencoba membuka pintu tersebut, Namun suara barang yang pecah di dalam kamar tersebut tak kunjung berhenti. Ketika pintu kamar terbuka, Aiza terkejut orang yang berada dikamar tersebut berlari kearah nya dan langsung mencekik leher Aiza dengan kuat sampai obat ditangannya terjatuh dan badannya terdorong hingga kedinding.

brakkk...

Badan Aiza terasa ngilu akibat terhempas kuat ke dinding sedangkan orang tersebut masih saja  mencekik lehernya dengan sangat kuat hingga perempuan tersebut kesulitan bernafas.


" Lepasin tangan lo, gue ga bisa nafas." teriak Aiza.

Tak ada perubahan, malahan cengkraman tersebut semakin menjadi-jadi membuat Aiza hampir menangis karnanya.

" Lepasin! Gue bisa mati kalau Lo cekik gini."

" Lepasin!"

Sudah berkali-kali Aiza memintanya, namun hal tersebut tidak juga berhasil. Suara nafas perempuan tersebut terdengar lemah karna pasokan udara nya sedikit habis. Namun, ia berusaha untuk mencoba yang terakhir kalinya agar cekikan di lehernya lepas.

Dengan suara lirih, Aiza berkata " Tolong, lepasin tangan lo Alfarez, gue mohon. Gue udah ga sanggup nafas." ucapnya sambil terbatuk-batuk.

Sontak, yang mencengkram tersebut langsung sadarkan diri atas perbuatannya dan mulai melepaskan tangannya dari sang gadis lalu berlari kedalam kamar mandi dan menutup pintu tersebut dengan kuat.

Disela kejadian tersebut, Aiza akhirnya mengetahui alasan tidak hadirnya Alfarez di acara perpisahan sekolah. Pikirnya, pria tampan, pintar, yang nyaris sempurna itu sedang tidak baik- baik saja. Di luar ia terlihat tampak bahagia, namun di dalam, laki-laki tersebut sedang mengalami sebuah masalah yang mana Aiza juga tidak tau apa yang terjadi.



Gimana part ini
Seruu???
Ayo!!!
Jangan lupa vote+komennya ya gaess
Hari ini ga jadii malam aku Upnya,jadii jangan lupa ikuti Terus kelanjutan kisah seru Alai ya gaess

Heheheh maksudnya Al + Aiza
Sampai ketemu di next part

ALFAREZ { COMPLETED }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang