He is Back

332 34 0
                                    

Game Terus berlanjut, Akbar kemudian beralih bertanya kepada Aiza.

" Lo milih Bang Ata atau teman lo Alfarez."

Pertanyaan Apa ini? Akbar sungguh tidak jelas. Dengan pertanyaan ini, tentunya bakal terjadi perang dunia ketiga antara Ia dan Abangnya kalau Aiza tidak memilih abangnya tersebut.

Aiza kemudian menjawab dengan ragu.
" Bang Atalah." sambil menutup matanya sedikit.

Namun, hal yang tidak diduga, pendeteksi tersebut membenarkan perkataan Aiza, yang membuat Aiza menghembuskan nafas lega, aman gue dari amukan banteng.

Melihat hal tersebut, Alfarez sedikit kecewa karena Ia berharap apa yang dikatakan Aiza adalah bohong bahwa Ialah yang seharusnya dipilih Aiza sebenarnya.

Berbeda dengan laki- laki tersebut, Akbar tersenyum menang. Tampaknya ia masih memiliki kesempatan untuk bisa merebut hati Aiza.

Selanjutnya giliran Aiza yang bertanya, yaitu kepada Adi.

" Lo, pernah kepikiran untuk ninggalin Zera ?"

Dengan cepat Ia menjawab " Engga lah, mana mungkin maimunah. Zera always my love."

" Awas aja lo kepikiran gitu, gue gantung lo di jembatan Ancol." ujar zera marah apabila perkataan yang Adi ucapkan bohong.

Hal tersebut benar, Pendeteksi kebohongan bahkan tampak berkata yang di jawab Adi sangat tepat. Hal tersebut membuat zera malu sekaligus terharu atas perlakuan Adi. Definisi cinta Habibie dan Ainun versi kadaluarsa.

"Meng bucin akut nih bocah berdua." oceh Nurul.

Setelah menjawab semua pertanyaan, mereka semua pulang ke rumah masing-masing termasuk Alfarez . Adi selaku sahabatnya dulu mengantar laki- laki itu pulang kerumahnya bersama Zera dan Akbar karena merasa kasihan, ternyata Alfarez tadi hanya berjalan kaki menuju rumah Aiza.

###


Sesampainya di rumah, Bi meti yang sedari tadi menunggu kedatangan Alfarez sambil menonton televisi di rumah tersebut, tampak kaget melihat berita yang ditampilkan di televisi.

Disana terlihat wajah Papanya Alfarez, Rayyan, terpampang jelas dilayar kaca.

Memang diketahui ayahnya tersebut merupakan salah satu pengusaha terkenal, makanya Ia sampai bisa disorot kamera.

Rayyan, Papanya. Ternyata telah bebas dari penjara.

Tak hanya bi Meti, Alfarez yang melihat hal tersebut juga kaget dan tampak sangat marah. Ia mengepalkan kuat kedua tangannya, tampak ingin meninju orang yang ada di dalam televisi tersebut. Rasanya sangat tidak adil saat ini, mengapa secepat ini pria tersebut keluar dari penjara.

Alfarez langsung berlari menuju kamar , menutup serta mengunci pintu tersebut dari dalam kamarnya. Bi Meti yang melihat kelakuan Alfarez tersebut merasa takut sekaligus khawatir, jika saja tuannya tersebut melakukan hal yang tidak-tidak.

" Den Al, buka pintunya den." teriak bi Meti dari luar kamar tersebut.

Alfarez tidak menjawab sama sekali, bi Meti merasa linglung serta panik memikirkan  apa yang harus ia lakukan sekarang.

Mba Aiza.

Ia harus menelepon gadis tersebut, tetapi Ia tidak memiliki nomor telepon perempuan itu dan juga Ia tidak tau dimana rumah Aiza. Jadi, apa yang harus dilakukannya sekarang ini.

Sedangkan di dalam kamar tersebut, Alfarrz sangat marah dan tidak bisa mengendalikan emosinya. Bagaimana bisa pria tua bangka itu bebas secepat ini, rasanya tidak adil terhadap dirinya dan mamanya.

Laki- laki itu kemudian melempar semua barang yang ada dikamar tersebut dan menggeledah semua lemari mencari sebuah pisau yang sering dia gunakan untuk menyakiti dirinya.

Tak butuh waktu lama, akhirnya ia menemukan pisau tersebut.

Kemudian Alfarez dengan teliti menggoreskan pisau tersebut ke lengan tangannya, perlahan-lahan Ia menyayat tangannya tersebut sehingga menimbulkan banyak darah di pergelangan tangan itu.

" Den Al, buka pintunya den. Bibi mohon den." teriak bi Meti sekali lagi.

Lalu Ia teringat bahwa ada sebuah kunci cadangan untuk kamar tersebut. Bergegas bi Meti mencari dan mengambil kunci tersebut dan sesegera mungkin kembali kekamar Alfarez.

Klek!!

Pintu tersebut terbuka, saat ingin melangkah masuk kedalam, langkah bi Meti tiba- tiba saja terhenti.

" Jangan masuk atau gue bakal nyakitin lo."

Bi Meti yang mendengar ancaman Alfarez tersebut  ketakutan, akhirnya menutup pintu itu kembali. Gimana ini, apa yang harus dilakukannya sekarang, mba Aiza bahkan tidak bisa ia hubungi untuk sekarang ini.

Sampai sini dulu yaaa
Jangan lupa vote+komennyaa
Bye byee

ALFAREZ { COMPLETED }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang