He's a good man

516 38 0
                                    

Hai aku balik lagiiii
Sebelum bacaa jangan lupa vote+ komennya yaa

" Aizaaaa." teriak Alfarez terkejut mendapati tangan Aiza yang sudah bersimbah darah karena dirinya.

Aiza terduduk sekaligus sangat panik melihat tangannya yang sudah mengeluarkan begitu banyak darah.

" Aiza, lo gapapa ?" Tanya pria tersebut panik.

Aiza terlihat kebingungan terhadap perlakuan Alfarez, namun langsung menggelengkan kepalanya.

" Maafin gue, gue ga sengaja. " paniknya sambil memukul- mukul kepalanya sendiri.

" Gak Alfarez, jangan nyalahin diri lo gini. jangan mukul diri lo gini, gue gapapa kok." bohong Aiza, padahal dengan luka tersebut tentu saja ia bisa pingsan karna sudah banyak kehilangan darah.

Dengan cepat, laki-laki tersebut berlari keluar dari kamarnya dan mencoba mencari keseluruh rumah kotak P3K miliknya, Aiza yang melihat gerak-gerik pria itu heran dengan perilaku Alfarez lalu berfikir.

" Sifat ini adalah sifat sebenarnya yang Alfarez miliki, sifat penyayang dan pengasih terhadap orang lain. Yang terjadi sekarang ini hanya sebuah trauma yang melekat didirinya, ia tidak mampu menghadapi  masalah yang terjadi padanya. Kalau Alfarez gila, dia engga bakalan peduli terhadap apa yang terjadi sama gue."


Setelah menemukan kotak P3K, Alfarez kembali bergegas ke kamarnya dan segera mengobati luka Aiza.

" Bentar Aiza, gue obatin luka lo, gue bodoh banget." kembali memukul kepalanya.

Aiza memegang tangan Alfarez mencoba menghentikan tindakan yang dilakukan pria tersebut terhadap dirinya.

" Udah, jangan mukul diri lo sendiri. gue tau lo engga sengaja ngelakuin ini. gue paham." ucapnya menenangkan.

Sembari mengobati luka Aiza, Alfarez mengeluarkan air mata nya, mengingatkan nya terhadap kejadian dahulu. Ia takut kejadian yang sama yang terjadi pada mamanya terjadi juga kepada Aiza.

Aiza yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik Alfarez yang membersihkan lukanya, tersenyum sedih, memikirkan betapa hancurnya kehidupan seorang Alfarez Gibran Rayyanza  atas kepergian mamanya, pria tersebut pasti butuh untuk bahagia.

" Alfarez, lo harus kuat ya ngelaluin semua ini. Gue bakal bantu lo ngehadapin dunia yang kejam ini." bisiknya lembut

Setelah lukanya terobati, giliran Aiza meraih tangan Alfarez. Namun, pria itu menarik tangannya kembali sambil menggelengkan kepalanya tanda tidak mau tangannya diobati.

" luka lo perlu diobatin, kalau ga bakalan infeksi. "

" ga perlu, gue udah sering kaya gini, ini engga seberapa menurut gue"

" iya, ini engga seberapa menurut lo, tapi menurut gue ini perih banget. Jangan ngeyel, biar gue obatin lukanya." Kembali menarik tangan Alfarez untuk mengobatinya.

Aiza sangat keras kepala, hingga akhirnya membuat Alfarez harus pasrah diobati oleh Aiza.

Setelah saling mengobati satu sama lain, Aiza mendapati Bi Meti baru saja pulang dari pasar, ia di dapur sedang menyiapkan makanan untuk Alfarez dan Aiza.

" Masak apa bi?."

" Ini mba Aiza, bibi masakin sup kesukaan den Alfarez. "

ALFAREZ { COMPLETED }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang