mənə görə incidi

227 17 0
                                    

Beberapa Minggu setelah berkemah bersama di villa dan Adi yang sudah berangkat kuliah ke Singapure, hari-hari mereka lalui seperti biasanya. Tapi, mungkin berbeda halnya dengan Zera yang sedikit merasa kehilangan kekasihnya itu, walaupun mereka masih bisa berkomunikasi lewat video call.

Sekarang ini, Aiza dan Alfarez sedang menghabiskan waktu bersama ditaman sambil membaca buku dengan kepala laki-laki itu yang berada dipaha Aiza.

" Mau kacang?" Tawar Aiza memecah keheningan diantara keduanya.

Alfarez yang mendengar suara perempuannya itupun menoleh.

" Suapin gue, ya?" Pintanya sambil memberikan sebuah puppy eyes kepada Aiza.

Aiza yang melihat tingkah lucu dari Alfarezpun menggeleng tanda tidak mau menyuapi kekasihnya itu.

" Kenapa gak mau?" tanyanya sedikit cemberut.

Kenapa laki-laki dihadapannya ini sangat imut kala menampilkan wajahnya yang seperti itu.

" Ya gak mau." jawabnya sambil sedikit tersenyum yang hal itu tidak disadari oleh Alfarez.

" Trus kenapa nawarin aku kacangnya tadi kalau kamu engga mau nyuapin aku, sayang?" Tanyanya memastikan.

Aiza yang mendengar Alfarez memanggilnya "sayang" kemudian merasa merinding sekaligus geli, karena tidak biasanya pria tersebut memanggilnya begitu, namun hal itu membuat Aiza menyunggingkan senyumnya.

" Kenapa diam aja?" Tanya Alfarez lagi membuyarkan lamunan Aiza.

" Ga-papa, Alfarez." jawabnya sedikit gugup.

" Suapin, yah?" Pinta Alfarez lagi.

Aiza yang melihat Alfarez begitu, tak tega. Lalu, akhirnya ia menyuapi Alfarez sehingga membuat pria tersebut merasa senang.

Terlihat di seberang sana, seseorang menatap tidak suka terhadap keduanya. Ia terus memperhatikan keduanya dengan tatapan intens.

Tut....Tut...Tut

" Halo pak , target sudah didepan mata." jelas laki-laki tersebut.

" Bunuh ditempat." tegasnya diseberang sana.

" Baik pak, laksanakan."

Tut...Tut..Tut...

Ponsel tersebut dimatikan sepihak oleh seseorang diseberang sana.

" Sekarang kamu yang nyuapin aku." pinta perempuan tersebut.

" Buka mulutnya coba." ujar Alfarez sambil mencoba memasukkan kacang goreng tersebut ke mulut Aiza.

Aiza kemudian membuka mulutnya, namun Alfarez mengerjainya hingga kacang tersebut tidak masuk kedalam mulut perempuan itu melainkan Alfarez memasukkan kacang tersebut kemulutnya sendiri.

" Not funny, baby." ujar Aiza sambil cemberut melihat tingkah Alfarez.

Alfarez yang melihat Aiza tersebut kemudian tertawa senang karena berhasil mengerjai kekasihnya itu.

Tik...Tik..Tik

Tanpa mereka sadari, awan-awan dilangit mulai gelap pertanda akan segera turun hujan. Keduanya kemudian berlari bergandengan mencari tempat yang aman untuk berteduh.

" Disitu aja, Ai." tunjuk Alfarez kearah halte yang berada dekat dengan taman.

Kemudian keduanya berlari mendekat kearah halte tersebut.

" Huft, nyampe juga." ujar Aiza dengan nada suara yang terengah-engah karena berlari bersama Alfarez menghindari air hujan yang turun dari langit tersebut.

ALFAREZ { COMPLETED }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang