" Eh, itu Adi ga si?" Nurul terlihat penasaran dengan seseorang yang berada di ruangan dosen bisnis mereka.
Akhirnya setelah sekian lama membutuhkan informasi tentang keberadaan Adi, tepat hari ini mereka menemukan sosok yang sangat mereka cari-cari tersebut.
" lah iya, tu anak dari kemarin suka banget engga sih ke ruangan dosen kalian." lanjut Aiza juga penasaran.
Zera hanya mendengarkan ocehan kedua sahabatnya itu. Ia kemudian berjalan perlahan ke arah pintu dosen tersebut mendengarkan setiap inci pembicaraan antara seorang mahasiswa dan dosen itu, lalu disusul oleh Aiza dan Nurul dibelakangnya.
" Maaf pak, saya engga bisa." ucap Adi di dalam ruangan tersebut.
" Maksud tu anak engga bisa, ga bisa apa dah, engga bisa hamil? Kan emang." Nurul menyerocos tanpa rem.
" Lo bisa bicara pelan-pelan engga sih nur? Ini kita lagi Intel nih." Aiza sedikit memarahi Nurul karena mulutnya yang terlalu berisik.
Zera terus bergulat dengan pikirannya, sangat penasaran mengapa pacarnya itu mengatakan sesuatu yang sangat aneh bersama sang dosen.
" Alasan kamu engga mau nerima beasiswa ini apa, Adi? Kamu mahasiswa yang sangat berprestasi padahal. Kan kamu yang telah mendaftarkan diri awalnya. Ini merupakan kesempatan bagi kamu lho, buat menggapai cita-cita kamu."
Deg !!!!
Zera dan lainnya terkejut mendengar semua penjelasan yang dilontarkan oleh dosen tersebut kepada Adi. Saking terkejutnya, mereka bertiga yang sedang menguping sampai mendorong pintu tersebut ke dalam. Mengakibatkan mereka ketahuan karna telah mendengarkan percakapan diantara Adi dan dosen tersebut.
" Anak-anak ! Ngapain kalian nguping dipintu?" Ucap dosen tersebut marah.
Namun, ketiganya malah tersenyum lebar ke arah sang dosen seperti tidak melakukan kesalahan sama sekali.
" Ra? Lo ngapain disana?" Tanya Adi gugup karena takut Zera mendengar semuanya.
" Lo engga liat?"
" Ya ngupingin lo lah, Madun." jawab Nurul pedas.
" Sudah-sudah, semuanya keluar. Ini saya lagi ada urusan sama Adi."
Akhirnya Aiza, Zera maupun Nurul keluar dari ruangan tersebut meninggalkan kedua laki-laki itu tidak ingin memperpanjang masalah.
" Jadi Adi dapat beasiswa gitu? Gue engga salah dengarkan nih, ya?" tanya Nurul karena tidak percaya dengan semua hal yang terjadi sekarang ini.
" Lo budek apa gimana sih, nur? Iya, Adi dapat beasiswa. Ya pantas aja sih menurut gue, kan tu anak emang pintar." lanjut Aiza menjelaskan.
" Trus menurut lo sekarang gimana, Ra?" tanya Aiza kepada sahabatnya itu yang tampak sedikit murung.
Langkah Zera kemudian terhenti. Ia mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan. " Ah, tau dah gue. Terserah tu anak aja." ujar Zera muak
Adi yang sudah menyelesaikan urusannya dengan dosen tersebut, kemudian menghampiri ketiga sahabat itu untuk menjelaskan apa yang terjadi saat ini.
" Ra." Panggilnya.
Zera yang mendengar seseorang memanggil namanya itu, kemudian menoleh.
Baik Aiza dan Nurul sama-sama mengerti. Keduanya kemudian pergi meninggalkan kedua pasangan tersebut agar dapat membicarakan permasalahan yang terjadi antara mereka.
" Hmm, kenapa?"
" Ra, maafin gue. Gue engga bilang semua ini sama lo." pinta Adi penuh maaf.
" Yang mana?" Ujar Zera pura-pura tidak paham.
" Lo udah dengar semua, Ra. Masalah beasiswa gue ini."
" Lo dapat beasiswa kemana?" Tanya Zera penasaran.
" Singapure." jawabnya gugup
Zera hanya terdiam beberapa saat memikirkan semua ucapan pacarnya itu matang- matang.
" Lo kok diam aja, Ra?"
Adi saat ini menunggu bagaimana reaksi gadis itu ketika tahu ia akan pergi meninggalkannya. Namun, hal yang sangat tidak laki- laki itu duga terjadi yaitu seorang Zera memukul kepalanya.
" Lo kok engga bilang sama gue, hah? setidaknya gue yang notabenenya sebagai pacar lo, lo kasih taulah dodol. Trus juga, kenapa engga lo terima beasiswa nya? "
Adi terkejut dengan perlakuan Zera." Gg— gue engga terima beasiswanya karna engga mau kehilangan kalian semua, teman-teman gue terutama lo, Ra, kekasih gue. "
" Gara-gara gue? Prik banget jawaban lo sumpah, ini padahal buat masa depan lo. yakali gue ngebiarin lo engga nerima beasiswa nya."
" Tapi— Ra?"
Zera kemudian menyela perkataan pria dihadapannya. " Engga ada tapi-tapian, lo harus terima. Katanya lo mau jadi CEO biar bisa nikahin gue."
Adi kemudian terdiam menatap wajah perempuan tersebut.
" Yakin lo sanggup tanpa gue?" Tanya nya.
Zera kemudian berpikir. " Sanggupin lah, kalau gue rindu nih, ya? Aman. Langsung terbang tuh ke Singapure-singapure itu buat ketemu sama lo."
Resiko punya orang tua kaya, Zera sangat sulit menghabiskan uang yang ia punya.
" Makasii ya, Ra" ucap pria tersebut sambil memeluk Zera erat.
" Dah, lo bilang tuh, sama bapak dosen bahwa lo nerima beasiswa nya."
Adi kemudian mengangguki perkataan Zera lalu kembali ke ruangan dosen tersebut .
###
" Jadi gimana, Ra? Adi?" Nurul mendekatkan telinganya kearah Zera karena terlalu kepo dengan apa yang terjadi diantara keduanya.
" Hmm, gue nyuruh dia ngambil beasiswanya."
" Lo yakin, Ra? Secara nih ya, kalian pasangan terbucin seantero kampus. Yakin lo sanggup di tinggal sama dia." sela Aiza menakuti temannya itu.
Mendengar perkataan Aiza, Zera memang membenarkan perkataan temannya itu. Namun, ia juga tidak akan menghambat masa depan Adi.
" Gapapa lah Ai, tapi—awas aja tu cowok macam-macam disana bukannya belajar, habis tu anak ditangan gue."
" Gaya bicara lo udah kaya emak-emak, Ra, sumpah dah." celoteh Nurul.
" Kenapa emang? Iri aja lu engga punya ayang."
Mendengar perkataan itu membuat mulut Nurul tertutup rapat, dia pasti akan kalah berdebat dengan seorang Zera mengenai masalah percintaan ini.
" Untuk merayakan Adi dapat beasiswa ke luar negeri nih, gimana kalau kita kumpul sama-sama. Udah lama banget nih." ajak Aiza kepada kedua sahabatnya itu.
Zera mengacungkan jempolnya ke depan tanda setuju dengan pendapat Aiza.
" Ide bagus, Ai."" Yok- yok, engga sabar pengen makan- makan. " lanjut nurul.
" Siapa yang ngajak lo, nur?" Sela Aiza bercanda terhadap sahabatnya itu.
Nurul kemudian memutar kedua matanya sinis. " Yaudah deh, akibat engga berpawang ya gini."
Kemudian ketiga sahabat itu tertawa mendengar perkataan Nurul.
Maaf ya teman-teman baru up
Semoga kalian suka dengan kelanjutannya
Sampai ketemu lagiii
![](https://img.wattpad.com/cover/298227524-288-k549402.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZ { COMPLETED }
Romance" Lo bodoh, percuma lo cantik tapi otak lo kosong." Sesuatu terasa menggema ditelinga dan menusuk didada Aiza atas perkataan yang terlontar dari seorang Alfarez Gibran Rayyanza, kekasihnya. Aiza tak tau mengapa Alfarez begitu melukai hatinya, padaha...