Hari ini, Alfarez berjanji akan menemui Aiza dirumah sakit. Ia perlahan berjalan di lorong-lorong yang ada di rumah sakit untuk mencari ruangan yang perempuan tersebut tempati. Selang beberapa menit, ia menemukan kamar tersebut dan mencoba membuka pintu ruangan itu.
Klekkk...
Benar, ada Aiza disana. Namun, ia hanya sendiri. Bunda Yuna, ayah Victor termasuk bang Ata tidak Ada. Mungkin mereka sedang pulang kerumah untuk mengambil beberapa barang.
" Alfarez." Aiza tersenyum ke arah Alfarez. Namun, berbeda halnya dengan pria tersebut, ia hanya menatap perempuan tersebut dingin.
Alfarez kemudian memilih duduk disamping bangkar Aiza.
" Al, aku kangen banget sama kamu." ucap Aiza sekaligus mengeratkan pelukannya ditubuh Alfarez, memeluk Alfarez untuk melepaskan kerinduannya kepada pria itu.
Namun, laki- laki tersebut tidak membalas pelukan itu, malahan tangannya mencoba untuk melepaskan pelukan yang Aiza berikan. Aiza semakin heran melihat tingkah yang di berikan Alfarez kepadanya.
" Jadi, lo mau ngomong apa?" Tanyanya tanpa basa basi.
" Aku rindu sama kamu, Al. Kamu engga ada yang sakitkan? Aiza mencoba mencari luka yang ada ditubuh Alfarez."
" Awhhh." pekik Alfarez, tatkala perempuan tersebut menekan pinggangnya yang terkena pukulan kayu kemarin malam.
" Kamu ga-papa kan, Al?" Tanyanya lagi memastikan apa yang terjadi pada laki- laki tersebut.
" Lepas, gue gapapa. Jadi, tujuan lo manggil gue kesini cuma untuk ini? lo ngabisin waktu gue cuma gara-gara kekhawatiran lo yang alai ini ?" Tanyanya mengintimidasi.
" Maksudnya?" Tanya Aiza bingung.
" Lo buang-buang waktu gue Aiza, waktu yang seharusnya gue habisin sama pacar gue, lo renggut untuk hal yang engga berguna kaya gini." ketus Alfarez.
Plaakkk..
Tamparan melayang di pipi Alfarez, semua yang dikatakannya sangat menyakiti hati Aiza. Semua yang Aiza lalui bersamanya hanya dianggap buang-buang waktu? Dan sekarang ia sudah punya pacar sedangkan yang dihadapannya sekarang ini adalah pacarnya.
" Apa lo bilang, Al? Lo udah punya pacar, jadi lo anggap gue selama ini apa dimata lo?
" Lo hanya sebagai bahan candaan bagi gue Ai, ta—pi terima kasih lo udah berhasil nyembuhin penyakit gue."
" Gue benci sama lo, Alfarez." Aiza kemudian memukul dada Alfarez sekuat yang ia bisa. Laki- laki tersebut hanya diam dan menunduk menerima semua pukulan yang Aiza berikan. Disana ia berusaha meredam tangisannya.
" Lo bisa pergi sekarang, gue harap kita engga akan bertemu lagi. Cukup gue sakit hati akibat perlakuan lo hari ini." lanjutnya sambil mengeluarkan air mata yang terus mengalir dipelupuk matanya.
***
Seminggu sudah Aiza berada dirumahnya, setelah mendapatkan izin dari rumah sakit untuk rawat jalan. Dan seminggu juga, ia tidak lagi bertemu Alfarez. Semuanya terasa begitu cepat berlalu, mengingat yang terjadi padanya akhir-akhir ini.
Minggu depan, Aiza berencana untuk masuk kuliah lagi. Karena dipastikan ia sudah banyak ketinggalan mata kuliahnya.
"Ai...Ai..Ai.." teriak bang Ata.
" Apa sih bang, pecah nih gendang telinga gue, suara lo udah kayak terompet sangkakala, me-me-kakkan telinga." ketus- nya.
" Santai, sista. Hari ini lo mau jalan-jalan kemana? Kemarin kan udah nih ke Mall beli album BTS yang baru. Sekarang mau kemana sama gue? "
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZ { COMPLETED }
Romansa" Lo bodoh, percuma lo cantik tapi otak lo kosong." Sesuatu terasa menggema ditelinga dan menusuk didada Aiza atas perkataan yang terlontar dari seorang Alfarez Gibran Rayyanza, kekasihnya. Aiza tak tau mengapa Alfarez begitu melukai hatinya, padaha...