Family

242 20 0
                                    

Selamat membaca🥰

" Alfarez?"

" Lo udah sadar?"

Laki- laki itu perlahan membuka matanya dan sudah sadarkan diri setelah ia pingsan semalam.


Tadi malam, baik bunda maupun Aiza sama-sama mengobati luka ditubuh Alfarez hingga mereka sampai begadang dibuatnya.

" Aiza?" Panggil Alfarez dengan suara serak khas miliknya.

Aiza lalu membalas panggilan tersebut.
" Iya, ini gue Al."

Aiza kemudian tak sengaja meneteskan air matanya ketika melihat keadaan Alfarez yang penuh luka tersebut.

" Lo kenapa nangis ?"

Aiza hanya terdiam menatap pria dihadapannya itu.

" Lo masih nanya, kenapa gue nangis? Ya gara-gara lo Alfarez." ujarnya didalam hati.

" Aiza, lo mau kan maafin gue?" Lanjutnya.

Alfarez, masih sempat-sempatnya ia meminta maaf kepada Aiza dengan keadaan ia yang seperti sekarang ini.

"Ai, lo kok diam aja."

Ia kemudian mendudukkan dirinya dikasur milik Ata tersebut, mensejajarkan tubuhnya dengan Aiza.

" Aiza, maafin Alfarez ya." ujarnya sambil memegang tangan lembut milik Aiza.

Ya tuhan, kenapa pria dihadapannya ini manis sekali. Inilah salah satu alasan kenapa Aiza tidak bisa lama-lama marah kepada pria tersebut.

" Kok lo hari ini cerewet banget sih, Al?" Aiza kemudian tertawa pelan disela tangisnya.

Alfarez yang melihat Aiza tertawa tersebut kemudian tersenyum." Lo udah engga marah lagi sama gue?"

" Siapa bilang?" balasnya.

Alfarez kemudian terdiam. " Jadi, lo masih belum maafin gue?"

" Masihlah."

" Trus gue harus apa biar lo bisa maafin gue, Aiza?"

Aiza kemudian mencoba memikirkan sesuatu hal agar ia bisa memaafkan kesalahan laki- laki dihadapannya itu.

" Hmmm.. apa ya." ujar Aiza meletakkan jari telunjuk nya di kepala tanda berfikir.

Alfarez hanya memerhatikan gadis di hadapannya tersebut yang tengah memikirkan sesuatu.

" Traktir gue makan aja." ucap Aiza sambil menjentikkan jarinya

" Yah Ai, gue engga punya uang. Bahkan saking miskinnya gue, selama ini  yang bayar gaji Bi Meti aja tante gue, sebenarnya gue engga punya apa-apa. " ujar Alfarez sedih.

Aiza yang mendengar cerita Alfarez tersebut merasa bersalah." Maafin gue."

Alfarez kemudian mengangguki permintaan maaf tersebut.

Memang benar, bahwa selama ini yang membiayai hidup Alfarez adalah kakak dari Mamanya. Rayyan? Mana mungkin. Ia hanya pemberi kehancuran pada kehidupan Alfarez.

ALFAREZ { COMPLETED }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang