Stay away from me

216 16 0
                                    

" Meskipun telah melalui semuanya bersama, namun kita kembali menjadi asing dan tidak bisa bersatu untuk yang kedua kalinya."

- Alfarez-

Satu Minggu berlalu, tetapi perempuan tersebut masih belum sadarkan diri. Alfarez? Entahlah. Semenjak diusir oleh bang Ata, dia tidak pernah terlihat sama sekali.

" Sayang, cepetan sembuh ya. Kami nungguin kamu disini biar kita bisa pulang sama-sama ke rumah." sendu bunda Yuna.

Diatas bangkar rumah sakit, Aiza yang tengah tertidur disana, perlahan menggerakkan jari jemarinya yang lentik. Bunda Yuna yang menyaksikan hal tersebut, kemudian berdiri dan mencoba memencet bel yang berada disamping bangkar untuk memanggil dokter agar datang keruangan tersebut.

Aiza kemudian membuka matanya perlahan. " Bunda-." panggilnya serak.

" Aiza, Alhamdulillah kamu udah bangun, sayang." ujarnya sedikit terharu.

" Alfarez gimana, bunda? Dia engga kenapa- kenapa, kan?"

Pada saat sekarang ini, Aiza masih sempat menanyakan kabar Alfarez. Padahal Alfarez tidak pernah menjenguknya satu hari pun.

" Alfarez engga kenapa- kenapa sayang. Kamu jangan mikirin yang lain, istirahat aja dulu sekarang."

" Aiza mau ketemu Alfarez, bun." lanjutnya.

" Nanti bunda suruh bang Ata jemput Alfarez kerumahnya ya, sayang?"

Aiza hanya mengangguki perkataan bundanya tersebut.

Tok..tok..tok

Suara pintu ruangan Aiza berbunyi, menampilkan seorang dokter dan juga perawat yang sering mengobati luka Aiza.

" Permisi, izinkan saya melihat luka pasien terlebih dahulu, Bu." ucap sang dokter.

" Baik, dokter." jawab bunda Yuna.

Setelah selesai memeriksa luka yang ada ditubuh Aiza, dokter kemudian berbicara dengan bunda Yuna terkait keadaan Aiza sekarang ini.

" Ny. Aiza sudah sedikit baikan, tubuhnya sangat kuat sehingga ia bisa melewati masa kritisnya. Sekitar satu minggu lagi ia sudah dibolehkan pulang tetapi belum bisa untuk melakukan banyak kegiatan. Dia harus banyak beristirahat agar lukanya cepat sembuh." jelas Sang dokter.

Bunda yang mendengarkan penjelasan tersebut kemudian mengangguk mengerti tanda paham yang dijelaskan sang dokter.
" Baik, terima kasih banyak ya, dokter." ujarnya sambil tersenyum.

***

" Aizaaaaa." teriak Nurul senang sampai melompat kebangkar tempat tidur Aiza.

" Apaan sih lo, Nur. Lebai banget deh, ntar perut Aiza lecet kalau lo main lompat engga jelas ketempat tidur." sewot Zera

" Iri aja lo, mau peluk Aiza juga kan lo."

" Iya kenapa kalau gue iri, gue mau peluk Aiza juga." lanjutnya sambil tertawa dan mereka bertiga berpelukan.

" Awhh, perut gue lo tekan, Nur." pekik Aiza.

" Eh, maafin gue, Ai. Akibat terlalu kangen sama lo nih."

Aiza kemudian tersenyum kearah Nurul." Gwenchana...gwenchana, Nur." ucapnya.

" Eh, Adi gimana kabarnya di singapure? Ga gatelkan sama cewek- cewek disana, Ra?"

" Udah Ai, jangan mikirin itu dulu. Mending lo istirahat, urusan Adi aman. Pawangnya gerak cepat kalau tuh anak nyoba buat selingkuh." jawab Nurul.

ALFAREZ { COMPLETED }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang