" Gimana Al, enak kan?. "
" Iya Ai, udah lama gue engga beli es krim seenak ini. " (Biasalah Si Alfarez anak rumahan).
" Ga salah sih gue ngajak lo kesini. Ditambah lagi ini , es krim langganan Aiza." Ucapnya dengan bangga penuh percaya diri.
Alfarez terus memakan es krim tersebut karena saking enaknya hingga tanpa sadar di bibirnya sudah banyak es krim yang belepotan.
" Makan es krim tu engga celomotan kayak gini juga, Alfarez." kemudian Aiza membersihkan es krim yang tertinggal dibibir pria itu.
Alfarez tersenyum, sudah lama Ia tidak merasa di perhatikan begini, Apalagi Ia sangat rindu kepada sang Mama yang selalu memberikan kasih sayang kepadanya.
Hari sudah mulai larut, Aiza dan Alfarez memutuskan untuk kembali ke rumah laki- laki tersebut, mereka berjalan dengan perlahan sembari mendorong sepeda yang mereka gunakan tadi. Namun, langkah laki- laki itu seketika berhenti disuatu tempat, lalu beralih menatap keatas rooftop yang ada di sebuah gedung bertingkat sepuluh.
" Kenapa Al, kenapa tiba- tiba berhenti?" Tanyanya.
" Lo mau kesana engga Ai, pemandangannya bagus banget. Gue yakin lo bakal suka." Ajaknya sambil menunjuk kearaf rooftop tersebut.
Aiza yang juga penasaran terhadap pemandangan yang disebutkan pria itu, menggangguk setuju.
Sesampainya di atas rooftop tersebut, Aiza tidak berhenti- hentinya mengagumi apa yang sedang ia lihat sekarang ini. Bagaimana mungkin dia baru mengetahui, pemandangan yang indah ini ternyata tidak terlalu jauh dari rumahnya.
" Wah, bagus banget. " Ucapnya kagum karena dari rooftop tersebut terlihat penampakan kota yang bewarna-warni sekaligus banyaknya kendaraan yang berlalu lalang dibawah sana menambah kecantikan malam itu.
" Iya, Ai. bagus banget." tersenyum setuju terhadap apa yang dikatakan oleh perempuan disampingnya itu.
" Lo tau? Gue sering banget datang kesini ketika lagi ngerinduin Mama, gue suka pemandangan di malam hari, yang mana buat gue jadi lebih tenang. "
" Mama lo pasti beruntung dan bangga banget punya anak kaya lo Alfarez." ucap Aiza pasti, guna menyemangati laki- laki itu agar tidak merasakan kesedihan.
" Gue berharap juga gitu, tapi sekarang harapan mama jadi hilang gitu aja. Sekarang gue merasa jadi anak yang engga berguna banget. Ada waktunya gue merasa bersalah sama apa yang terjadi sama gue sekarang ini, tapi rasanya sulit banget Ai, buat gue lepasin kebiasaan nyakitin diri gue sendiri. Gue ngerasa yang terjadi sama mama engga adil, walaupun papa udah berada dipenjara, hukuman itu tentu ngga cukup buat dia."
" Gue ngerti perasaan yang lo rasain, Alfarez. Lo mau buat mama lo bangga lagi kan?"
Alfarez hanya mengangguk pelan. " Mulai sekarang lo harus berusaha ngerubah kebiasaan nyakitin diri lo sendiri."
" Tapi, gue engga yakin bisa ngejalanin nya, Ai."
" Lo harus bisa, kalau lo ragu ngelakuinnya memang susah Al, makanya gue disini biar bikin lo ga ragu dan buang itu semua dari kehidupan lo sekarang ini."
" Lo pasti bisa ngelaluin semua ini." ucapnya pasti
" Beneran, Ai?"
" Bener, buktinya lo kuat ngehadapin semuanya sendiri sampai sekarang."
" Sebenarnya gue udah engga kuat lagi ngelaluin ini semua, Aiza."
Perempuan itu menggeleng tidak setuju." Lo pasti bisa Alfarez, ada gue yang ngebantuin lo ngelaluin semua ini."
Alfarez tersenyum." Makasi banyak, Ai." ucapnya.
" LO PASTI BISAA AL NGELEWATIN INI SEMUAAAAAAA." teriak Aiza dari atas rooftop tersebut.
" IYA AIZA, GUE PASTII BISAAAA." Alfarezpun ikut berteriak melepaskan semua yang Ia ingin luapkan.
###
Setelah Aiza di jemput oleh bang Ata, Alfarez kembali merasakan rasanya kesepian juga sendirian, apalagi di dalam rumah yang hanya ia tempati sendiri itu.
Bi Meti hanya berada di rumah tersebut sampai jam 9 malam dan kemudian memutuskan pulang kerumahnya untuk kembali besok lagi kerumah laki- laki itu.
Laki-laki itu sekarang berada di kamarnya, dalam cahaya yang temaram, ia sedang berkutat dengan pikiran nya sendiri.
Apa gue terlalu egois ya sama Aiza.
Dulu gue udah nyakitin dia, mutusin dia gitu aja.
Tapi, gue sebenarnya ga bermaksud mau putus sama Aiza.
Gue terpaksa, gue takut sifat papa yang tempramental ke Mama juga akan menurun ke gue. Gue takut Aiza hanya terluka jika sama gue.
Gue sebenarnya masih sayang sama Aiza, apalagi semenjak Aiza datang kerumah ini, trauma gue perlahan menghilang karena kehadiran dia.
Apa gue boleh egois agar Aiza selalu dekat sama gue.Alfarez terus berputar dengan pikirinnya sendiri, memikirkan apakah yang terjadi sekarang ini apakah sudah benar adanya. Ia takut menjadi egois terhadap Aiza, ia takut berharap lebih untuk Aiza.
Selang beberapa menit memikirkan itu semua, tak sadar akhirnya laki- laki tersebut tertidur begitu saja.
Halloo gaess
Disapa sama Alfarez nih
Jangan lupa vote+komennya yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZ { COMPLETED }
Romance" Lo bodoh, percuma lo cantik tapi otak lo kosong." Sesuatu terasa menggema ditelinga dan menusuk didada Aiza atas perkataan yang terlontar dari seorang Alfarez Gibran Rayyanza, kekasihnya. Aiza tak tau mengapa Alfarez begitu melukai hatinya, padaha...