Together

230 18 0
                                    

" Udah semua perlengkapannya kan, teman- teman ?" Tanya Adi kepada semua yang ada disana karna mereka akan berangkat piknik sekaligus kemah sebagai acara perpisahan dengan Adi karna sebentar lagi ia akan meninggalkan negara tercinta nya ini.

" Udah kayanya, di." ucap Akbar.

Iya, pemuda itu, Akbar. Ia juga ikut serta melakukan kemah ini. Dia tentu saja diajak oleh Adi, sahabat satu-satunya itu.

" kalau gitu, ayok berangkat." ajak Adi kepada semuanya.

Semuanya perlahan masuk kedalam mobil satu persatu. Mulai dari Zera yang duduk paling depan bersebelahan dengan Adi, dan Nurul yang lebih memilih bangku paling belakang karna merupakan tempat ternyaman baginya. Sedangkan Aiza, memilih duduk di bangku tengah.

Sekarang tinggal Akbar maupun Alfarez yang akan memilih akan duduk di bangku bagian mana.

" Gue yang ditengah, lo dibelakang." ujar Akbar memerintah Alfarez.

Mendengar hal itu, Alfarez hanya mengangguki perkataan Akbar karena menurutnya ia disini hanya diajak dan menumpang dengan mobil orang lain, makanya ia tidak mau memilih- milih tempat duduk. Ditambah tidak ingin menambah masalah.

Aiza yang melihat Alfarez perlahan masuk ke dalam, kemudian menahan tangan pria tersebut. " Lo disamping gue, Al. " perintahnya.

" Tapi—Akbar gimana ?" Tanya Alfarez.

Nurul memutarkan bola matanya malas.
" Lama banget sih kalian, perkara tempat duduk aja. Kalau engga mau dibelakang yaudah gue aja sendiri. Ribet deh."

" Yok bertiga aja ditengah, biar cepat juga sampainya." ucap Adi karna tidak mau berlama-lama.

Kemudian, keduanya masuk ke bangku paling tengah, duduk bertiga dengan Aiza yang berada di tengah keduanya.

Di tengah perjalanan yang cukup panjang, semuanya masih tetap semangat karena tidak sabar dengan acara piknik serta kemah ini, tetapi berbeda halnya dengan Nurul. Ia sekarang ini tengah tertidur lelap di bangku paling belakang, tidurnya sangat nyenyak karna hanya ada ia seorang di belakamg tersebut.

" Aiza, ini gue bawa makanan. Lo mau?" Tawar Akbar untuk memulai percakapan dengan perempuan di sampingnya itu.

Aiza kemudian berpikir sebentar. " Hmm—boleh." kemudian ia mengambil makanan yang berada ditangan Akbar.

" Makasih, ya." lanjutnya sehingga membuat laki- laki tersebut menganggukkan kepalanya.

Melihat Aiza yang telah menerima makanan nya, pria tersebut akhirnya tersenyum senang.

Aiza kemudian perlahan membuka makanan yang diberikan Akbar, namun makanan tersebut bukan hanya untuk dirinya saja melainkan untuk laki-laki di sampingnya yang tengah bersandar dipundaknya. Ia lalu menyenggol lengan Alfarez pelan.

Alfarez yang tidak tahu maksud dari Aiza, kemudian bertanya kepada perempuan itu.

" Kenapa ?" Ucapnya dengan suara serak khas miliknya.

" Mau, gak?" Tanya Aiza kepada pria tersebut.

Alfarez kemudian mengangguk. " Boleh".

Kebetulan sekali Aiza menawarkan makanan kepada dirinya karena daritadi ia sudah kelaparan.

Bukannya memberi makanan tersebut kepada Alfarez, ia malah mengambil makanan tersebut sendiri dan menyuapinya ke mulut Alfarez.

" Buka mulutnya." perintah Aiza

Alfarezpun menuruti perkataan perempuan tersebut, hingga akhirnya makanan tersebut tepat mendarat masuk kedalam mulutnya.

Melihat makanan yang diberikannya kepada Aiza dimakan oleh Alfarez, Akbar tampak kesal namun hal itu dia pendam sendirian. Padahal makanan itu khusus ia berikan kepada Aiza. Namun, perempuan itu malah memberikannya kepada pria lain.

ALFAREZ { COMPLETED }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang