'ɪɴ ᴍʏ ᴅʀᴇᴀᴍ...~𝙹𝚎𝚗𝚁𝚒𝚗𝚊 (𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝) ✅

6th

Hy
Hello
Annyeong!!!!

Happy Reading....

==============

(VOTE ⭐ COMMENT 😊 FOLLOW 🙏)

•
•

" Hei!!" Jeno yang sedang melamun di meja nya langsung tersadar saat mendengar suara lain di sampingnya.

" Kenapa kau disini?" Tanya Jeno pada orang yang tadi mengagetkan nya.

" Memangnya tidak boleh? Apa aku mengganggumu?" Orang itu, Jaemin, kembali bertanya.

" Bukan. Maksudku kenapa di kelas ku? Kelas mu disebelah. Untuk apa kemari? Apa kau butuh sesuatu?"

Jaemin menggeleng. "Tidak. Aku hanya ingin bermain denganmu. Lagipula semua guru sedang rapat hari ini. Kau tau tau?"

" Tentu saja aku tau. Tapi bukan berarti kau bebas berkeliaran. Sana, kembali ke kelasmu."

" Di kelas ku lebih banyak murid perempuan. Telinga ku bisa sakit mendengar mereka menggosip setiap hari. Yeji dan Rina salah satunya."

" Kau tak takut ketua kelas akan memarahi mu?"

" Hahaha.. marah? Tidak akan. Ketua kelasku itu perempuan. Dia pasti lebih memilih bergosip daripada memikirkan teman kelasnya yang hilang satu. Dan sepertinya dia menyukaiku." Ucap Jaemin penuh percaya diri dan hanya dipandang aneh oleh Jeno.

Setelah beberapa lama berdebat, akhirnya Jeno pasrah saja membiarkan Jaemin berada di dalam kelasnya.

" Dan kau, apa yang kau lamunkan tadi?" Jaemin bertanya seperti pada tujuan awalnya.

" Tidak. Aku tidak melamun. Aku hanya berpikir." Jeno hanya melihat sekilas ke arah Jaemin.

" Melamun dan berpikir itu tak beda jauh. Jadi, apa yang kau pikirkan?"

Pertanyaan Jaemin tak langsung di jawab oleh Jeno. Laki-laki itu masih ternggelam dengan pikirannya sendiri. Entah apa itu.

" Karina itu unik." Kata Jeno tiba-tiba. Membuat Jaemin segera mendekat lebih rapat lagi.

" Rina? Kau memikirkan Rina? Apa kau menyukainya?"

Jeno menggelengkan kepalanya. "Tidak. Bukan itu."

" Lalu... Apa?" Jaemin masih ingin tau.

" Karina itu unik. Dia sangat berbeda dari semua gadis yang pernah ku kenal. Tidak pernah ada seseorang yang tertawa lebar saat bersamaku. Tapi iya dengan Karina. Tawa Karina itu tulus. Tidak seperti banyak gadis-gadis di tempat ku dulu. Mereka hanya tertawa busuk di depan ku hanya untuk mengincar ku atau lebih tepatnya mengincar hartaku." Ucap Jeno

Jaemin mulai tenggelam dalam cerita kehidupan Jeno. Selama ini Jeno tak pernah bercerita tentang kehidupan nya.

" Kau tau..." Jeno menggantungkan kalimatnya. "Aku tak pernah merasa senyaman ini sebelumnya. Dulunya aku sangat takut bertemu perempuan. Aku takut jika mereka mendekati ku hanya karena tampang dan hartaku saja. Dulu saat aku masih bersekolah di sekolah lama ku, semua teman-teman ku seperti itu. Tak hanya perempuan, laki-laki pun sama. Mereka menggunakan ku sebagai teman, tapi hanya untuk mencari uang ku saja. Mereka menjadikan ku mesin uang untuk mereka. Dari sanalah aku belajar untuk menutup diri. Terhadap perempuan terutama. Aku hanya akan menunjukkan sifat asli ku di depan keluarga ku saja."