28th

405 38 21
                                    

Hy
Hello
Annyeong!!!!

Happy Reading....

( Aku up ini sebagai bentuk terimakasih krna udh ramein notif aku🤗)

================

Perempuan itu mengerjapkan mata berkali-kali. Sembari memegang kepala nya yang terasa pening, perempuan itu mengitari seluruh ruangan dengan mata nya.

Yang bisa dia lihat hanyalah tembok berwarna putih, lalu jendela ruangan yang terbuka menampakkan pemandangan di pagi hari atau mungkin siang hari. Karena perempuan itu bisa melihat cahaya matahari yang menembus ke dalam.

Badannya masih lemas, seperti nya dia beristirahat dalam waktu lama. Melihat dirinya yang terbaring di brangkar rumah sakit, barulah dia teringat bahwa sebelumnya dia mengalami kecelakaan. Ya, bersama suaminya.

" Hah? Lee Jeno..." gumam perempuan itu. Dia bahkan melupakan rasa sakitnya dan berjalan menuju pintu.

Namun saat ingin membuka pintu, sliding door itu terbuka lebih dulu dan menampakkan sosok perempuan lain yang baru saja masuk dengan membawa kantong berisi makanan.

Mata perempuan yang baru saja masuk itu terbelalak kaget. Dan langsung memeluk perempuan yang masih mengenakan pakaian rumah sakit.

" Jimin-ah, akhirnya kau bangun. Kau tau, aku selalu datang kemari untuk memastikan keadaan mu."

Karina, perempuan yang sedang di peluk itu ikut memberikan pelukan pada sahabatnya. Ya, dia mengenali sahabatnya itu. Namun ada yang aneh. Jimin? Siapa Jimin?

" Aku tidak apa-apa, Yeji-ah. Itu hanya kecelakaan kecil."

Yeji melepaskan pelukannya lalu membawa Karina kembali ke brangkar.

" Kecelakaan kecil kau bilang? Kau hampir saja kehilangan nyawamu karena kehabisan banyak darah, Jimin-ah." Jelas Yeji. "Mobil gold mu pun.. sudah tak ada harapan."

Karina sedikit merasa aneh dengan kalimat Yeji. Mobil gold? Yang dia tau mobil Jeno yang mereka kendarai itu berwarna biru. Lalu, kehabisan darah? Dirinya ingat bahwa hanya keningnya saja mengeluarkan darah. Itupun tidak banyak. Hanya saja badannya yang merasa kesakitan saat kecelakaan itu. Terutama bagian perutnya.

Tunggu, perut? Karina sadar ada yang beda dari dirinya. Dia berdiri dan menyentuh perutnya sendiri. Kecil, seperti tak terisi apapun. Seketika panik menyerangnya. Dirinya teringat akan tujuan awalnya yang ingin mencari sosok suaminya. Tanpa sepatah kata dia berjalan ke arah pintu.

" Jimin-ah, kau mau kemana? Kau masih perlu banyak istirahat." Yeji ikut berjalan untuk menahan karina.

" Biarkan aku keluar sebentar. Aku ingin mencari seseorang." Jawab Karina sambil berusaha melepaskan tangan Yeji. Namun tenaga nya masih sangat lemah, membuat Yeji berhasil kembali menariknya untuk duduk di brangkar.

" Siapa? Siapa yang ingin kau cari?" Tanya Yeji pelan sambil mengelus pundak Karina menenangkan.

Dapat Yeji lihat wajah sahabatnya terbilang tidak baik-baik saja. Seperti ada sesuatu yang perempuan itu takuti.

" Yeji-ah..." Panggil Karina. " Bagaimana keadaan Jeno? Dimana dia?"

Yeji menatap Karina heran. Siapa lagi yang perempuan itu maksud? Yeji tak mengetahuinya.

" Apa maksudmu? Jeno? Siapa dia?" Balas Yeji masih menatap heran pada Karina.

Dengan tatapan kesal, Karina kembali berbicara. " Jangan bercanda?! Katakan dia dimana! Kau tak mungkin lupa jika Jeno itu suami ku!"

'ɪɴ ᴍʏ ᴅʀᴇᴀᴍ...~𝙹𝚎𝚗𝚁𝚒𝚗𝚊 (𝐂𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang